Part 23

4K 512 9
                                    

Author POV

"Aku menolak. Lagipula aku masih ingin berada di kelas E sampai lulus nanti dan membunuh Koro-Sensei." Ucap Haruka tanpa ada keraguan dimatanya. "Dan satu lagi, anda tidak perlu ikut campur dalam hubunganku dengan Asano-kun."

"Nyurufufufu, jawaban yang cukup bagus Haruka-san. Aku bangga denganmu." Ucap Koro-Sensei yang tiba-tiba saja muncul dari belakang Haruka dan menepuk kepala Haruka dengan tentakel miliknya.

"Tentu saja, aku sudah memutuskan hal ini sejak masuk ke kelas E." Ucap Haruka sambil tersenyum.

"Nyurufufufu, Karma-kun pasti akan lebih senang jika kau mengatakan kau lebih memilih dirinya daripada Asano-kun." Ucap Koro-Sensei dengan wajah berwarna pink.

Wajah Haruka seketika memerah.

"Ke-Kenapa jadi membahas ini?" Ucap Haruka.

"Itu benar Haruka-chan, kalian terlihat cocok saat bersama dan Karma-kun hanya menurut pada kata-katamu saja!" Ucap Kayano kali ini menggoda Haruka.

Haruka semakin memerah, wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

'Kenapa baru terpikirkan sekarang? Setiap aku dan Karma melakukan hubungan yang bisa dibilang romantis mereka sering melihatnya. Aku selalu lupa dengan sekitarku jika sudah bersama Karma.' Batin Haruka.

Haruka lalu melihat kearah Karma yang sedang tersenyum jahil padanya. Haruka pun mendekatinya.

"Berhentilah tersenyum seperti itu, Karma-kun." Ucap Haruka tapi masih dengan wajah yang memerah seperti sebelumnya.

"He~ Haruka-chan ternyata bisa memerah seperti ini juga." Ucap Karma masih dengan senyuman jahilnya dan menyentuh pipi Haruka.

"Karma-kun, baka!" Ucap Haruka.

"Sepertinya Asano-kun perlu berusaha lebih keras, ya. Aku tidak bisa membantunya dalam hal percintaan, tapi Haruka-san, lebih baik kau memikirkan tawaranku tadi." Ucap Gakuhou yang kemudian mendapatkan tatapan tajam dari Haruka.

Gakuhou lalu mengalihkan perhatiannya pada Koro-Sensei.

"Dan untukmu Koro-Sensei, bagi pandangan pendidikanku, kau sudah tidak berguna lagi!" Ucap Gakuhou lalu menunjukkan surat pemecatan untuk Koro-Sensei. "Dan sekarang kau akan kubunuh disini!"

"S-Surat pemecatan Koro-Sensei?" Ucap Isogai tidak percaya.

"Akhirnya dia menggunakan senjata terlarangnya!" Ucap Maehara.

Koro-Sensei pun langsung terlihat panik dan berusaha menolak meskipun kenyataannya surat itu memang ditujukan pada dirinya.

"Jangan salah paham dulu. Ini bukan alat untuk mengendalikan targetku. Perlu kau tau, Koro-Sensei," Ucap Gakuhou menjeda ucapannya sesaat sebelum kembali melanjutkan. "Aku datang kesini untuk membunuhmu."

Ucapan Gakuhou membuat Koro-Sensei justru tidak lagi panik seperti sebelumnya.

"Kau sudah tak dibutuhkan lagi dalam lembaga pendidikanku." Ucap Gakuhou.

"Apa dia serius?" Ucap Isogai.

"Kau memang manusia hebat sih, tapi gurita kami tak akan kalah semudah itu." Ucap Karma.

"Tolong hentikan penghancuran bangunannya. Saya memiliki urusan di dalam." Perintah Gakuhou pada orang yang mengendalikan mesin kontraktor.

Setelah itu, dihadapan Koro-Sensei disediakan 5 meja dengan masing-masing buku pelajaran. Juga terdapat 5 granat di meja yang lain. Salah satunya adalah granat asli dan sisanya adalah granat yang berisi material anti-sensei.

Semua anak kelas E juga diminta untuk keluar kelas, mereka jadi hanya bisa menonton lewat jendela yang dibiarkan terbuka.

Granat-granat itu kemudian di letakkan di halaman buku secara acak. Koro-Sensei harus menyelesaikan 4 soal dari 4 buku sebelum granat meledak. Di pelajaran matematika, Koro-Sensei gagal menjawab soal, tapi di pelajaran lain ia berhasil menjawabnya. Tinggal 1 buku lagi dan itu akan dijawab oleh Gakuhou, tapi Gakuhou hanya membiarkan granatnya meledak.

Koro-Sensei yang sejak awal mengetahui rencana Gakuhou untuk melakukan bunuh diri pun melindungi Gakuhou dengan kulit miliknya yang biasanya ia berganti kulit tiap sebulan sekali.

"Kenapa tidak kau gunakan untuk melindungi dirimu sendiri?" Tanya Gakuhou.

"Aku sudah mempersiapkannya untukmu. Kalau aku menang, aku yakin kau pasti akan meledakkan dirimu." Ucap Koro-Sensei.

"Kenapa kau yakin kalau aku akan melakukan hal itu?" Tanya Gakuhou.

"Karena kita itu sangat mirip." Ucap Koro-Sensei. "Keras kepala dalam mengajar, ingin mencapai kesempurnaan dalam pengajaran meski harus mempertaruhkan nyawa. Saat ujian, aku sempat berbicara dengan murid bimbelmu. Mengenai gambaran dirimu sebagai seorang guru, dan apa yang telah kau capai. Gaya mengajar yang kumiliki sekarang sangat mirip dengan gaya mengajarmu dulu."

"Yang membuatku lebih beruntung daripada dirimu adalah karena aku memiliki kelas E ini. Karena mereka berada di kelas yang sama dan mereka memiliki masalah yang sama, bersama mereka menjalani berbagai latihan dan saling berbagi pendapat tanpa rasa takut." Ucap Koro-Sensei. "Dan pak kepala sekolah sendiri yang membuat kelas ini, tak lain dan tak bukan adalah anda sendiri. Pada akhirnya, secara tak sadar anda melanjutkan kembali cara mengajar anda yang dulu."

"Pisau ini hanya bisa membunuhku. Tapi kita tak mengajari murid kita membunuh manusia. Cara mengajar anda dan cara mengajar saya itu sama. Bukan mengajarkan pembunuhan, namun mengajarkan bagaimana bertahan hidup. Mulai sekarang, mari kita terus pertahankan cara mengajar kita itu."

"Cara mengajarku selalu benar. Aku berhasil mencetak banyak murid kuat setiap tahunnya. Tapi sekarang kau telah mengakui sistem mengajarku, karena itulah aku akan mengizinkan kelas E ini tetap ada." Ucap Gakuhou.

"Seperti biasanya, anda tak mau mengakui kekalahan." Ucap Koro-Sensei.

"Dan sekali-kali saya boleh datang untuk membunuh Anda, kan?" Ucap Gakuhou.

"Tentu saja. Lagipula pisau itu pantas dipegang oleh rival yang hebat." Ucap Koro-Sensei.

Setelah itu, kepala sekolah kembali ke gedung utama dan menuju parkiran dimana Asano sedang menunggunya bersama supir pribadinya.

Sementara itu di kelas E, mereka kembali berkumpul dan membahas tentang kelemahan terpenting Koro-Sensei. Semuanya menunggu Koro-Sensei mengatakannya dengan deg-degan.

"Sebenarnya, aku ini lemah juga. Dalam hal kecepatan aku memang yang terhebat. Tapi saat aku diam, bahkan satu orang pun bisa menahan satu tentakelku." Ucap Koro-Sensei.

"Jadi, jika kami semua mengunci tentakelmu..." Saat Hara belum menyelesaikan kalimatnya, Nakamura melanjutkan. "Kami bisa menghentikan gerakan sensei?"

Mereka kemudian berusaha menangkap tentakel Koro-Sensei tapi selalu saja gagal. Mereka pun mengeluh tentang itu tapi tetap berusaha menangkap tentakel milik Koro-Sensei. Karena terus saja gagal dan hari sudah menjelang malam, mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

To be continued

My New Life (Akabane Karma x Reader)Where stories live. Discover now