26

2.4K 101 28
                                    

Halo semua,
Lama juga ga up cerita ini
Hope u enjoy
Happy reading...

Suara mobil ambulance memenuhi kota seoul di tengah malam, hal tersebut dapat menarik perhatian beberapa orang yang masih berlalu lalang di tengah malam ini. Sementara di dalam mobil terdapat seorang wanita yang menahan sakit yang ia rasakan, air matanya menetes ketika mengingat hari ini hari yang akan menentukan akankah dia akan melihat dunia lagi atau menyerahkan dirinya kepada yang maha kuasa.

***

"one, two, three, four..." suara Jhope memenuhi ruangan kala menuntun member lain untuk mengikuti gerakannya. Tak terasa sudah 16 jam Jimin dan member yang lain menghabiskan waktunya di ruang latihan ini. Tentu saja BTS ingin menampilkan penampilan yang sempurna di depan semua penggemar yang mereka cintai hingga rela mengorbankan waktunya untuk berlatih terus-menerus.

"Sebaiknya kita sudahi dulu latihannya, kalian juga butuh istirahat untuk hari esok. Besok kita akan latihan lagi disini, ini sudah pukul 1 dini hari. Pulanglah dan istirahat" kata sang pelatih kemudian di sambut dengan bungkukan setiap member.

"Kerja bagus semuanya, sepertinya aku akan tidur di dorm, lagipula dorm dekat dengan tempat latihan. Ada yang akan ke dorm juga?" kata Suga sambil mengenakan jaketnya.

"Aku" kata Jimin

"Lalu istrimu? bukannya dia sedang hamil, apa dia baik-baik saja sendiri?" sanggah Suga

"Aku sudah meminta izin padanya, ia mengizinkanku. Lagipula mertuaku akan berkunjung ke rumah dan bilang akan menginap, dia akan menjaga y/n" jawab Jimin tanpa melihat Suga karena sibuk dengan barang-barangnya.

Suga dan Jimin berjalan keluar dari gedung Bighit Ent, mereka memilih berjalan kaki. Sudah lama mereka tak merasakan kedamaian ini, menjadi seperti orang-orang biasa yang berjalan di tengah malam tanpa ada gangguan kamera yang menyorot mereka setiap waktu. Angin malam yang berhembus menerpa kulit mereka, udara begitu segar karena sedikit kendaraan berlalu lalang.

Di tengah kedamaian malam yang sedang di nikmati Suga dan Jimin, dari kejauhan terdengar suara ambulance yang melaju dengan kencang.

"Cepat sekali, pasti keadaan sangat gawat " kata Jimin dengan pandangan yang tak lepas dari lajunya ambulance tersebut.

"Tentu saja, semoga saja orang yang di dalamnya selamat"

Kemudian Jimin dan Suga melanjutkan perjalanan mereka menuju dorm.

***

"Apa anda keluarganya? Kami butuh persetujuan untuk melakukan operasi"

***

Jimin bergegas menuju rumah sakit ketika menerima telpon bahwa istrinya akan melahirkan, rasa bahagia dan khawatir bercampur menjadi satu. Ia bahagia karena akan melihat anaknya di dunia ini tapi dia juga khawatir terjadi sesuatu pada istrinya, ditambah lagi berita bahwa y/n akan mendapatkan operasi karena tak kuat untuk melahirkan normal dan juga mengalami pendarahan.

***

Detingan suara pisau dan gunting membuat suasana semakin menegangkan. Di luar ruangan terlihat seorang lelaki yang sedang menunggu berharap Tuhan akan memberikan yang terbaik untuknya.

Suasana semakin mencekam ketika tak ada suara tangisan bayi sama sekali dari dalam ruangan. Pikiran Jimin semakin kacau hingga memutuskan untuk pergi. Ia berjalan tak tentu arah hingga berhenti di sebuah tempat. Disana banyak sekali anak kecil yang bermain bersama, wajah mereka tampak gembira, tak peduli dengan selang infus yang tertancap di tangan mereka, sementara orang tua mereka kewalahan memegangi infus.

After Wedding With Park JiminWhere stories live. Discover now