08

4.3K 158 17
                                    

Tit.. Tit..  Tit...

Suara mesin elektrokardiogram terdengar ditengah sunyinya ruangan ini. Tak lupa suara isakan terdengar jelas berpadu pada dengan suara mesin.

Sudah 2 hari Park Jimin tak sadarkan diri dari komanya dan sudah dua hari juga Y/n menangis dan menyesali semua perbuatannya. Tak ada yang dapat menghentikan tangisannya kecuali Park Jimin sendiri.

Bahkan Appa dan Eommanya sudah lelah membujuknya untuk tak menangis dan berusaha untuk tabah.

Yang ada di pikiran Y/n hanyalah penyesalan,  rencana konyol yang ia buat malah membuat nyawa Jimin terancap.  Bukan ini yang Y/n inginkan,  ia hanya ingin Jimin tau bahwa saat itu Y/n sangat membutuhkan Jimin,  Y/n butuh sandaran dikala ia merasa sedih akibat kehilangan anak pertamanya bukannya kabar yang membuat dirinya melakukan hal bodoh.

Flasback on

Baru saja Y/n mendapat kabar dari kerabatnya bahwa ia menemukan Jimin di rumah sakit sedang menjaga seorang wanita.

"Awalnya aku kira itu kau Y/n, tapi saat aku mendekat ternyata bukan dirimu"

"Eonnie,  apa kau mendengar percakapan mereka?"

"Mianhe Y/n, aku rasa mereka tak melakukan percakapan tapi sebelum aku pergi aku dapat bertanya pada suster nama pasien itu"

"Siapa Eonnie? Katakan padaku ppalli"

"kalau tidak salah Lee Hyuna"

Y/n pov

Tak kusangka Jimin akan berhubungan lagi dengan wanita itu,  yang lebih menyakitkan adalah dia memilih menemani wanita jalang itu dibanding istrinya sendiri.

Tak henti-hentinya aku menangis,  mengetahui kenyataan bahwa anakku meninggal dan tak lupa suamiku yang lebih memperdulikan wanita lain.

"Y/n-ah,  berhentilah menangis. Sebentar lagi Jimin pasti datang" Eomma menenangkanku.

"Aku tak butuh pria brengsek itu,  aku tak mau melihat dia lagi" Aku tak bisa memaafkan Park Jimin.

"Eomma appa, kumohon saat Jimin datang katakan saja bahwa aku sudah mati. Katakan aku sudah mati bersama anakku, aku tak ingin lagi melihat dia, aku sangat benci pada pria brengsek itu"

"Anakku kumohon pikirkan dulu tindakanmu nak" Kata eommaku.

"Tidak! Aku setuju denganmu nak,  saat Jimin datang aku akan memberi pelajaran padanya,  tak akan ku ampuni dia. Dia telah menyakiti anakku dan sekarang giliranku menyakitinya" ucap Appaku.

"Appa lakukan apapun padanya, beritahu dia sakit yang kurasakan"

Dibalik itu aku tak tau eomma dan appa Jimin sangat bersedih mendengar kami akan menyakiti anaknya,  tapi mereka juga tau Jimin harus mendapat imbalan akibat perbuatannya.

Author pov

Semua orang begitu kecewa mendengar kabar bahwa Jimin lebih memilih menemani wanita yang berstatus mantannya dibandingkan istrinya sendiri.

Siapa yang tak tahu hubungan Jimin dengan Lee Hyuna? Bahkan hubungan mereka hampir ke jenjang pernikahan tetapi putus ditengah jalan.  Lee Hyuna benar-benar mengecewakan Jimin hingga Jimin sangat terpuruk sampai datang Y/n yang dapat membuat hati Jimin kembali seperti semula. Memang sulit untuk Y/n mendekati Jimin di awal apalagi Y/n bukanlah seorang yang terkenal,  bukan orang ternama hanya sebatas anak seorang petani biasa. Entah keajaiban dari mana ialah yang memenangkan hati seorang Park Jimin seorang bintang star yang sudah terkenal ke manca negara.

Flasback off

Ini adalah ketiga hari Jimin berbaring di ranjang rumah sakit.

"Oppa,  apa kau tak lelah hanya berbaring? "

"Bangunlah oppa,  aku merindukanmu" lanjut Y/n

Y/n menopang dagunya sembari menatap Jimin yang tengah terpejam sampai ia merasakan pergerakan pada jari Jimin.

"Y/n.." samar-samar terdengar suara Jimin memangil nama Y/n.

"Oppa!" seburat senyum terukir di wajah Y/n.

Perlahan Jimin membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah wajah cantik sang istri.

"Y/n apa itu kau? Kau.. Kau masih hidup? "

"Iya oppa ini aku,  mianhe oppa. Aku telah membuat kesalahan besar hingga kau terbaring disini" tak butuh waktu lama air mata Y/n sudah mengalir deras.

Jimin menampakkan senyumnya ditengah kondisinya yang kurang baik.

"Y/n tolong ambilkan aku air" suruh Jimin pada Y/n.

"Ah nde oppa" sudah tiga hari Jimin koma sudah pasti tenggorokannya kering.

Y/n merubah posisi Jimin menjadi duduk agar mudah meminum air.  Dengan perlahan Y/n membantu Jimin meminum airnya hingga habis.

"Chagiya..  Apa kau marah padaku?" tanya Jimin.

"Tidak oppa,  aku takkan bisa marah padamu"

"Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Kau hutang penjelasan padaku chagiya" Jimin menampakan senyumnya.

Entah tercipta dari apa Jimin ini,  ditengah kondisinya seperti ini Jimin dapat tersenyum dengan manis. Y/n benar-benar rindu senyuman Jimin.

"Nde oppa,  aku akan menjelaskan semuanya" ucap Y/n sambil memeluk Jimin dan tak lupa dibalas oleh Jimin.

"Berhentilah menangis aku tak apa-apa" Jimin menenangkan Y/n.

Y/n melepas pelukannya dan memasang ekspresi marah,

"Tak apa dari mana? Aku menunggumu siuman 3 hari lamanya,  oppa 3 hari kau tak sadarkan diri kau bilang tak apa? "bentak Y/n.

Jimin kembali menunjukkan senyumnya "apa kau merindukanku?"

"Tentu saja aku merindukan oppa" Y/n kembali menitikkan air matanya dan memeluk Jimin.

"Sudahalah chagiya,  berhentilah menangis. Aku juga sangat merindukanmu, bahkan sangat merindukan tubuhmu dan desahanmu" bisik Jimin diakhir kalimat.

Y/n melepas pelukannya "Yak oppa,  berhentilah bertingkah mesum kau sedang sakit"

Jimin tertawa melihat tingkah Y/n yang seakan menolak padahal di dalam hatinya Jimin tahu bahwa Y/n juga sangat rindu Jimin bermain di atasnya.

.
.
.
.
.
.
.
Wahh wahh wahh Jimin aku juga rindu kamu huahhahaaa...

Jangan lupa vote sama comment yakk 😘

After Wedding With Park JiminWhere stories live. Discover now