Soft banget euy.

Taeyong segera menekan tombol angka disana dengan nomornya. Namun ia kemudian kebingungan.

Ya gimana enggak. Taeyong gaptek sama hape mahal.

"Ini, gimana nyimpen nya, Sa?"

Lisa mendekati, Taeyong menyerahkan ponsel Lisa. "Biar aku aja yang simpen."

Pundak Taeyong tiba-tiba merosot. Menghela napas kecil. Rasanya, nilai Taeyong di mata Lisa sudah benar-benar jauh di bawah.

"Kosong delapan tiga satu?"

Taeyong mengangguk.

"Ini kartu apa?"

"Aksis."

"Hng? Kartu apa itu?

Kartu rakyat jelata kayak gue mbak, batin Taeyong.

"Kartu biasa, Lisa. Kamu enggak tau?"

Lisa menggeleng. "Aku cuman tau Telkomselly sama Ek'EL."

Waduuuuuh. Kerad.

"Oh, oke Lisa. Sebelumnya, makasih ya." Taeyong tidak mau bertanya, tentu dengan pasti Lisa memakai kartu sim orang kaya.

"Oke, aku bakal hubungin kalo udah kupesenin. Aku pulang dulu ya, Kak."

"Oh, iya, hati-hati Lisa.."

Taeyong tersenyum. Lisa tersenyum. Si pengawal tersenyum. Author tersenyum.

Semuanya tersenyum.

Sampe kering rasanya gigi Taeyong.


Lisa sudah pergi dengan mobil kinclong tersebut, tersisa Taeyong yang menunggu jemputannya. Bukan ajal, tetapi pesanan ojol Lisa.

Sembari menunggu, ia bernyanyi.

"Kumau dia ...

Tak mau yang lain ...."

Admesh, kumau dia. Lagunya sih tentang perbedaan agama dari dua orang yang berstatus kekasih. Namun, disini justru adalah perbedaan kasta.

Taeyong jadi menghela napas. Tiba-tiba berpikir ingin menjadi Rafatar. Biar bisa bersanding dengan Lisa.




"Mas Taeyong ya?"

Taeyong menoleh, ia sedikit tersentak karena tiba-tiba ada seorang pria berdiri di sebelahnya. Saking terlarut dengan kehaluan ingin jadi kaya, ia jadi tidak sadar.

"Eh, iya, kenapa Bang?"

"Ah kirain. Yaudah monggo, Mas."

"Lah? Kemana Bang?"

"Loh, pulang kan?"

Taeyong mengerjap, menatap lekat pada pria tersebut, kemudian menoleh ke kanan kiri.

"Lah, motornya mana Bang?"

"Loh, Mas 'kan mesen greb-cer."

"Hah? Masa sih?"

"Iya Mas."

Taeyong masih tidak percaya. Masa Lisa mesen greb-cer?

Hingga, ia memilih untuk melihat hape nya yang masih nge-heng. Dan bersamaan dengan itu, pop up pesan masuk.

Ponselnya bisa disentuh namun tidak dengan cepat.

Nomor tak dikenal, namun disana tertera siapa pengirimnya.


Lalisa
Kak Taeyong, ini Lisa.
Aku pesenin greb-cer ya, Kak.


Taeyong mengerjap, tidak bisa membalasnya.

Itu bukan perihal yang harus ia pikirkan sekarang.

Masalahnya sekarang adalah, Taeyong mabok kalo naik mobil ....

Masalahnya sekarang adalah, Taeyong mabok kalo naik mobil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Another Us || YonglisaWhere stories live. Discover now