Lisa memiringkan kepala. "Rusak? Kalo rusak beli yang baru aja."
Buset dah. Orang kaya emang beda dalam bercakap ya...
"Ah, enggak rusak banget sih ...." Taeyong jadi bingung harus bercakap seperti apa yang dapat bisa dimengerti orang kaya.
"Ini, hapenya baru aja aku download aplikasi ojol, tapi karena RAM nya penuh, bikin hapenya jadi enggak bisa digunakan."
"Nge-freeze?"
Taeyong mengerjap bingung. "Nge-freeze? Apaan tuh?"
"Hm, nge-hang?"
"Ah, iya! Betul! Ini hape nge-hang."
Hamdalah. Ternyata Lisa bisa sedikit bahasa rakyat.
Lisa mengernyit. "Jadi?"
Taeyong mengerjap lagi. "Jadi? Apaan?"
Apaan? Taeyong bingung harus bicara apa lagi ....
Lisa pun bingung harus bicara apa lagi selain menatap Taeyong
Sampai pada sebuah mobil hitam yang bersinar menyentuh pada kedua retina Taeyong, hingga membuatnya harus memejamkan mata, mobil itu berhenti tepat di depan mereka. Oh jelas, itu jemputan Lisa.
Sial, dari dekat begini, ini mobil terlalu kinclong dibandingkan beat nya yang sering dicuci dengan sabun colek.
"Ah, jemputan aku sudah datang." Lisa kemudian berdiri.
"Oh, iya, bye Lisa."
Tiba-tiba pergerakan Lisa terhenti, ia segera menoleh pada Taeyong yang menatapnya dengan senyuman.
"Kak Taeyong tau nama aku?"
Taeyong mengerjap. "Lah? Kamu juga tau nama aku?"
"Eh, iya, kakak kan terkenal ...."
Hm iya, elu juga terkenal anak sultan, batin Taeyong berjata dengan senyuman paksa.
"Oh, kalo gitu salam kenal, Lalisa."
Lisa tersenyum. Senyum lebar. Senyuman dengan kedua bola mata yang menyipit dan pipi yang melebar.
Gila sih, Taeyong dugun-dugun. Sumpah.
Lisa kemudian berjalan menuju mobil yang sudah terbuka pintunya dengan pria ber tuxedo di sampingnya.
Taeyong tersenyum saat melihat punggung kecil itu berjalan membelakanginya. Namun, detik kemudian senyumnya harus ia lunturkan saat punggung itu kembali berbalik.
Lisa menatapnya.
"Kak Taeyong mau nge-ojol 'kan tadi?"
"E-eh? Iya?"
"Mau aku pesenin?"
Taeyong diam tak mampu berkata.
"Tapi aku boleh minta nomor Kak Taeyong?"
"Boleh!"
Lagi-lagi, Lisa terkejut dengan seruan Taeyong.
"Eh, sorry teriak ...."
Lisa tersenyum kecil. Gadis itu lantas meronggoh ponsel dan mengeluarkan nya, lalu mendekat dan menyerahkannya pada Taeyong.
"Aku pesenin sambil jalan pulang, nanti aku hubungin kalo udah. Ini kakak simpan nomornya, ya."
Taeyong mengambil ponsel Lisa perlahan. Hatinya sedang dangdutan, kedua jempolnya pun bergetar-getar.
Lisa mendekatinya dengan membawa harum bedak bayi di penciuman nya.
ESTÁS LEYENDO
Another Us || Yonglisa
FanfictionHi, ini Eri. Kali ini Eri akan membawakan kumpulan kisah pendek dari dua manusia favorit Eri, Lee Taeyong dan Lalisa Manoban. I hope you guys enjoy it💕 ⚠⚠⚠ ▪ 13+ ▪ Harsh words. ▪ The contents are really cringe and random. ▪ Some stories have differ...
💢bubu (2)💢
Comenzar desde el principio
