🍁 23- Sebuah Kesalahan 🍁

1.9K 122 10
                                    

Area pinggir kolam, menjadi tempat pilihan Aldevan mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan untuk Mery

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Area pinggir kolam, menjadi tempat pilihan Aldevan mengadakan pesta barbeque kecil-kecilan untuk Mery. Sebab di malam hari udaranya sangat sejuk di sini. Juga tempatnya yang lumayan luas guna menampung banyak orang. Aldevan memasang lampu tumbler di sisi tembok pembatas.

Melihatnya, Dirga yang sedang menyiapkan panggangan tercenung beberapa saat. Sepupunya itu benar-benar berusaha keras membuat pesta ini. Dirga sempat mengusulkan mereka menyewa beberapa pelayan untuk membantunya. Tapi, Aldevan menolak mentah-mentah. Katanya hal itu berlebihan hanya untuk pesta sekecil ini.

"Nggak capek?" Dirga akhirnya mendekat, mengulurkan satu botol mineral pada Aldevan. Mengingat, sepulang sekolah tadi, cowok itu langsung bergegas menyiapkan pesta.

"Nggak." Aldevan menoleh sekilas, dia tersenyum. Turun dari tangga lipat lalu menerima botolnya. "Makasih."

"It's oke. Gue apresiasi banget sama kerja keras lo. What the reason?" tanya Dirga. Sembari menatap Aldevan yang meminum airnya. Cowok itu tampak sangat kehausan. Mereka berjalan beriringan menujur kursi di pinggir kolam. "Lo cinta banget ya sama Mery?" sambungnya.

Aldevan mengangguk cepat, dia menatap air kolam yang tenang. "Sangat. Gue bahkan nggak siap ngelepas dia ke Amerika. Gue takut kehilangan kedua kalinya."

"Seperti ketakutan lo kehilangan Hana?" tanya Dirga, membuat Aldevan terdiam. Kerongkongannya seperti tercekat tiba-tiba.

"Lebih." Aldevan berusaha bersuara. Dia menghembus berat. "Gue memang pernah kehilangan orang yang gue sayang. Tapi sekarang keadaannya beda. Gue kehilangan saat gue lagi sayang-sayangnya. Saat hubungan gue sama dia baik-baik aja. Dan sebelum dia pergi, gue pengen Mery menambah satu kenangan lagi bareng gue."

"Lewat pesta ini?"

"True," jawab Aldevan. Tanpa memandang Dirga. "Gue harap pesta ini jadi kebahagiaan tersendiri bagi Mery. Gue nggak mau keberangkatan dia diselimuti sama kesedihan. Gue sama dia memang bakalan pisah. Tapi di sini..." Aldevan menyentuh dadanya, sekelebat pertemuannya dengan Mery pun muncul, memenuhi pikirannya. "Mery akan selalu ada di hati dan pikiran gue."

Bibir Dirga mengulum senyum. "Kalau kata lagu 'jauh di mata dekat di hati.' Ye nggak?"

"Hmm," gumam Aldevan seadanya. Lantas Dirga merangkul bahu sepupunya yang sama sekali tidak berubah sejak dulu.

Perbincangan pun dilanjutkan, Aldevan tanpa pikir panjang menceritakan awal pertemuannya dengan Mery. Rasa bersalah pun timbul begitu saja di hati Dirga. Karena, cowok itu tahu ada penghalang besar menghadang hubungan percintaan sepupunya itu.

Gue nggak akan ngebiarin Aileen mengganggu hubungan lu, sob.

☆☆☆

PARACETALOVEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora