🍁 13- Sebuah Misi 🍁

1.9K 120 6
                                    

Cinta itu sederhana, manusia aja yang membuatnya rumit.

-Paracetalove-
•••


Mery menempelkan sebelah pipi ke bahu Aldevan, tangannya melingkar di perut cowok itu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Mery menempelkan sebelah pipi ke bahu Aldevan, tangannya melingkar di perut cowok itu. Ia kira pacarnya itu menggunakan mobil tapi ternyata pakai motor sport hijau milik cowok itu.

Kalau begini, Mery jadi double seneng. Selain bisa modusin Aldevan ia juga berasa jadi Dilan sama Milea. Senyum-senyum sendiri nggak jelas di belakang. Pikirannya berkelana jauh, membayangkan mereka nanti di pelaminan.

Huftt. Pasti menyenangkan. Mery menghirup udara dalam-dalam.

"Pacarrr hauss," adu Mery manja, "Ke minimarket dulu ya."

"Padahal baru setengah jalan, udah hausan aja."

"Yamau gimana lagi, kamu mau aku mati gara-gara dehidrasi?"

"Nggak gitu juga kali, Ry. Oke kita beli minum," final Aldevan. Cowok itu melajukan motornya, menuju sebuah minimarket kecil tidak jauh di depan sana.

Tiba di minimarket, Aldevan memakirkan motornya. Mery turun dan berdiri di hadapannya. Masih memakai helm, cewek itu tersenyum padanya.

"Lah, ngapain senyum-senyum? Katanya mau beli minum," tanya Arga.

Mery mendengus, oke, Aldevan sedang dalam mode tidak peka. Ia menaik-naikkan alisnya, "Kayak biasa."

"Kayak biasa? Maksudnya? Mau aku temenin?"

"Bukan ih! Yang lain."

"Yang lain? Apasih? Aku nggak ngerti."

Mery meniup-niup poninya malas, "Bukain helmnya, Ga."

Mulut Aldevan membulat sesaat, ia tertawa pelan lalu membukakan helm Mery. "Ngomong dong sayang. Aku mana ngerti."

"Kamu ish! Harusnya cowok dulu yang peka."

"Iya maaf-maaf. Udah masuk sana gih, ntar kita telat."

Mery memayunkan bibir lalu melengos masuk ke dalam minimarket begitu saja.

Aldevan terkekeh pelan, dia sangat suka wajah Mery ketika kesal. Entah kenapa terlihat lucu di matanya.

Selagi menunggu Aldevan duduk di atas motor, pandangannya menyisir sekitar. Bandung cukup ramai sore hari ini, didominasi oleh para pekerja kantoran yang pulang.

Namun, matanya tiba-tiba tertuju pada seorang cewek yang berjalan menuju ke sini. Itu Aileen, sedang apa dia di sini? Memakai baju yang kekurangan bahan lagi?

"Pacar." Suara Mery menyentak Aldevan, cewek itu mengernyit menatapnya. "Pacar liatin apa sih? Ampe bengong gitu?"

Aldevan terdiam. Dia melirik ke pinggir Jalan. Lho, Aileen tadi sudah hilang? "Eh? Aku? Nggak liat apa-apa, kok. Kamu udah selesai beli minumnya?"

PARACETALOVEKde žijí příběhy. Začni objevovat