🍁 8- Aku, Kamu dan Papa🍁

2.8K 163 3
                                    

Maaf, jika selama ini aku salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf, jika selama ini aku salah. Terlalu mengekangmu, terlalu sering menyakitimu, sampai aku sadar bahwa perlahan-lahan cinta yang kita jaga, hubungan yang kita jalani, terasa begitu hampa.

-Paracetalove-
•••

"Cemburu?"

Aldevan menoleh ke belakang, mendapati seorang cowok jangkung bertinggi badan sama dengannya menyunggikan senyum tipis. "Dirga?'

"Hello, masih ingat gue nggak? Temen sepopok lo waktu kecil?"

Bagaimana Aldevan bisa lupa, jika yang berdiri sekarang tidak lain adalah Dirga Refan Aldresta-sepupunya.

"Ingat." Aldevan menjawab seadanya, dia meraih bahu Dirga dan memeluknya. "Ngapain lo di sini?"

"Ya pengen ketemu lo lah, sob! emang ngapain lagi gue ke sini?"

"Kirain ngasih makan anjing," celetuk Aldevan. Dirga terkekeh, dia merangkul bahu sepupunya.

"Anjing pala lo! Gaba udah mati kali, tiga tahun gue tinggalin udah jadi mayat di apartemen, ahahaha."

Aldevan mendengus berat, Dirga memang tidak berubah sejak dulu, cowok itu masih petakilan, masih memakai anting sebelah kanan, rambutnya yang disemir pirang membuatnya seperti anak jalanan.

Padahal Dirga baru saja menyelesaikan sekolahnya di Amerika, anak pertama bibinya itu malah terlihat seperti anak tak berpendidikan. Toh, apa peduli Aldevan? Yang dipikirannya sekarang hanyalah Mery. Kedatangan Dirga seperti bukan apa-apa lagi.

"Berisik gila!" Aldevan hendak beranjak dari sana, saat Dirga meredakan tawa.

"Yaelah, cowok kok ngambekan, banci kali, Yan," celetuk Dirga, lagi, dengan cengiran merangkul bahu Aldevan. "Seharusnya ya, lo itu nyambut kedatangan gue, sepupu terganteng lo ini, kayak dulu tuh, inget nggak? Gue baru dateng sekolah lo udah rengek-rengek minta permen, terus lo bagi-bagi ke Ana. Ahahaha."

Aldevan memutar kedua bola matanya jengah, ngomong-ngomong soal Hana ia tidak mau membahas hal itu.

"Duh, sakit perut gue ketawa, btw, Ana mana? Gue denger-denger, sih udah balik ke Indone-"

"Ana meninggal," sela Aldevan. Malas membahas, dia sengaja berjalan melewati Dirga.

"What?!" Dirga menangkup kedua pipinya dengan histeris. "Lo serius, Al? Kok gue baru tau, sih?! Perasaan dua bulan yang lalu dia sehat-sehat aja. Terus cewek yang lo intipin tadi? OMG! Gue nggak ngerti."

PARACETALOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang