(13) semua berakhir

60 13 0
                                        

ilham berjalan keluar terlebih dahulu. ia dan reya di panggil ke bk untuk menjadi saksi. valeron tidak di skors tapi mendapat peringatan dan hukuman membersihkan lapangan utama seminggu ini. sama halnya dengan valeron rendy juga ikut membersihkan lapangan utama selama seminggu.

"re mau bareng ke kelas?" tanya ilham. tapi belun sempat menjawab reya sudah di bawa rendy pergi meninggalkan ilham dan valeron.

"udah yon mereka mungkin mau nyelesain semuanya" ucap ilham. valeron mendengus lalu pergi meninggalkan ilham.

----

"ren lepasin" ucap reya sambil menggerakan tangannya agar di lepas dari cengkraman rendy.

rendy membawa reya ke taman belakang sekolah. tempat pertama kali ia menyatakan perasaannya pada reya.

"reya aku mohon jangan putus aku mohon" bujuk rendy

reya menggelengkan kepalanya "ren gue gak–"

"apa semua ini karna zico! atau valeron! kenapa?!   kenapa gak pernah ada nama aku di hati kamu?!" ucap rendy dengan nada tinggi

mata reya berkaca kaca. apa yang barusan rendy bilang? kenapa ia bisa berpikir bahwa reya tidak mencintainya? siapa yang selama ini selalu menyakiti perasaanya? siapa yang selalu mendua? selingkuh? dan tidak menghargai perasaannya?"

"maaf ren, gue udah gak bisa, seberapa besar pun usaha kita buat mencoba mengulang lagi hasilnya tetap sama" jelas reya

"kita mungkin gak di takdirkan untuk berpasangan" sambung reya

rendy terlihat kesal ia menahan emosinya yang siap meledak. tanpa sadar ia memukul Batang pohon yang berada di sampingnya sampai tangan nya mengeluarkan darah.

reya kaget ia langsung mengambil sapu tangan dari sakunya untuk mengobati luka rendy, tapi tanganya di tepis oleh rendy begitu saja.

"oke kalo itu mau lo. gue bakal bikin lo menyesal putus dari gue" ancam rendy. lalu pergi meninggalkan reya sendirian.

reya terdiam kaget. siapa itu tadi? bukan seperti rendy yang ia kenal. rendy yang selama ini tidak pernah kasar dan berteriak.

----

reya kembali ke uks untuk menemani elin. tapi saat ia ingin membuka pintu langkahnya terhenti begitu saja.

"kenapa sih? semua orang berantem karna reya– kenapa?!" tanya elin dengan suara gemetar.

"lin– lo ngomong apa sih? gak boleh ngomong gituh" nasehat valeron

reya mengurungkan niatnya untuk pergi ke uks ia memilih pergi ke ruang musik yang sepi. setidaknya ia bisa menenangkan pikirannya.

"lo pembawa sial rey" monolognya menyalahkan dirinya sendiri

"kemarin zico dan rendy sekarang valeron apa lo gak tau malu" ucapnya sendiri.

dia menangis sejadi jadinya di sana. benar yang di bilang ibunya bahwa ia hanya pembawa sial.

-----

reya berjalan pulang sendiri. keadaan sekolah sudah sepi karna bel pulang sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu.

"rey gpp?" tanya zico yang menunggu reya di depan gerbang sekolah. padahal ia masih di skors.

reya berlari kepelukan zico dan kembali menangis. hanya zico yang bisa mengerti dirinya. selalu ada untuknya dan selalu bisa menenangkannya.

"jangan nangis lagi. lo jelek kalo nangis" ucap zico berusaha menghibur reya.

di saat bersamaan valeron dan elin yang baru keluar uks melihat kejadian itu semua.

"apanya yang mau bantu he" keluh elin lalu pergi. malas melihat kejadian dramatis di depan matanya. sedangkan valeron hanya berdiam diri melihatnya.

"kayanya gue udah benar benar suka sama reya. udah gila gue gini aja cemburu sial" gerutu valeron. iya dirinya merasa kesal melihat zico dan reya.

----

rendy pulang sekolah dengan keadaan kacau. mukanya yang lebam dan baju yang berantakan. benar benar bukan seperti rendy biasanya.

"kamu bikin masalah apa lagi? "tanya sang ibu yang duduk di sofa sambil menonton tv. rendy duduk di samping ibunya sambil memegangi kepalanya yang pusing.

"sehari aja gak bikin mami pusing bisa? kakek kamu selalu dapat komplen dari guru guru, rendy   inilah rendy itulah." omel ibunya. rendy hanya diam malas menanggapinya.

"kamu ngerti kan ren! belajar yang benar liat abang mu egy dia pintar bisa bersekolah dengan beasiswa di luar negri. bukan seperti kamu kerjanya buat masalah terus"

rendy berdiri dan berjalan meninggalkan ibunya yang masih mengomel. memang seperti itukan ibunya selalu membeda bedakan dia dan egy.

s͜͡o͜͡k͜͡i͜͡n͜͡ k͜͡o͜͡n͜͡g͜͡k͜͡o͜͡w͜͡Where stories live. Discover now