setelah kejadian di kantin tadi. zico dan rendy di panggil ke ruang bk untuk menghadap. begitu juga valeron dan marselino yang tadi menghampiri zico di taman belakang sekolah. valeron baru saja bernafas lega ketika tau guru sedang rapat saat kejadian itu. ia yakin pasti ada yang mengadu pada guru bk.
"yon gimana?" tanya athallah saat melihat valeron masuk ke kelas
"gue di panggil cuman buat jadi saksi doang" balas valeron
"gak percaya gue rendy sampe segitunya"
"kaya lo engga aja"
"eh yon gue gini gini gak pernah nyakitin cewe ya, cuman suka ngebaperin doang"
"sama aja bego"
"eh gimana gimana? " tanya alex yang baru kembali dari kamar mandi
"kacau lex serem liatnya"
"huh? lo liat apa emang thal?"
"gausah di dengerin athallah sesat" ucap dimas
"yeh anying gue seriusan thal gila rame banget satu sekolahan, sampe kaka kelas ada yang nanya sama gue tadi" omel alex
"cepet banget beritanya nyebar" kata valeron heran
"kaya lo gak tau aja mulut anak garuda kaya apa" balas marselino. jangan berita seperti ini berita etam dan alex suka ngutang bakwan saja cepat sekali tersebar.
"reya itu bego apa dongo sih gue kalo jadi dia udah gue siram kuah bakso pak udin kali si rendy" marah alex
"dia diem aja tapi kenapa zico bisa tau ya?" tanya dimas
"lo gak liat reya selalu ngintilin zico kemana mana? " ucap alex sewot
" yang ada zico yang selalu bawa reya kemana mana"
"gue curiga deh" ucap dimas
"apaan? etam sama alex ngambil bakwan 3 bayar 2 ribu doang?" ucap athallah
"bangsat gak gituh thal cara mainnya" kesal alex. athallah malah tertawa keras.
"apa mereka cinta segitiga ya?" ceplos dimas
"gue gak mau urus mau dia cinta segitiga limas trapesium seterah gue cuman gak mau elin kebawa bawa" ucap valeron
"anjay yon bisa ngelawak juga lo" puji athallah yang langsung mendapat tatapan tajam dari valeron
"TUGAS!! TUGAS!! NANTI PAS PULSEK DI KUMPULIN CEPETAN KERJAIN!!" teriak kakang sambil membawa setumpuk kertas foto copyan.
"anying kang gausah teriak teriak bisa budek gue, cukup alex aja yang gue sumpel pake kaos kaki cecen yang bau nauzubillah " portes athallah
"bodo pokoknya harus selesai pulsek gak ada kompromi, guru guru masih rapat jadi jangan keluar kelas" perintah kakang. valeron dan marselino langsung menaruh kepala mereka di meja dan menutupnya dengan jaket, posisi terbaik untuk tidur di kelas. memang mereka berdua terlalu santuy.
----
valeron dan anak ares lainnya pergi ke marks setelah bel pulang sekolah berbunyi. padahal tadi ia dan marsel di jegat kakang karna belum mengumpulkan tugas. kata dewa zico dan rendy tidak kembali ke kelas setelah di panggil ke bk. bry juga memberitahu ponsel keduanya tidak aktif.
"yang lain mana?" tanya bry saat melihat anak ares datang ke markas. pasalnya hanya valeron, marselino, alex dan athallah yang datang.
" pada ga bisa ngumpul" ucap athallah
"ada mereka berdua di dalam?" tanya valeron. bry hanya mengangguk mengiyakan.
"baru gue yang dateng anak rambo yang lain lag perjalanan kesini" jelas bry. bukan hanya anak rambo anak champ mungkin juga akan datang kesini, melihat seberapa cepat berita inj menyebar di sekolah.
champ adalah geng angkatan sebelum mereka, jadi di kelas 11 ada ares dan rambo di kelas 12 ada champ. walaupun tadi kelas 12 sedang melakukan uji coba ujian.
"bang bule udah tau ?" tanya valeron, bry kembali menggeleng "gue yakin kalo mereka tau pasti langsung kesini" sambung valeron
"gue mau ngomong sama mereka" ucap valeron
"gue disini aja lagi pait banget mulu gue belun ngundud" ucap marsel
"gue juga "
"bry bawa vape ga? gue gak ngerokok " ucap alex
"ada tuh di meja punya etam"
"yaudah gue aja yang nemenuin mereka" ucap valeron lalu masuk ke dalam markas.
ternyata di dalam markas juga ada reya yang duduk berjauhan dari mereka. valeron duduk di dekat reya sedangkan rendy dan zico hanya diam sibuk bermain ponsel masing masing.
"ke sini sama siapa" tanya valeron pada reya
"sama bry" jawab reya sambil tersenyum. valeron jadi bingung kenapa reya masih tersenyum di keadaan seperti ini.
elin masuk ke dalam markas bersama dengan dewa. valeron langsung menyuruhnya duduk di samping dirinya.
"ko bisa sama dewa?" tanya valeron pada elin
"masa mau cengtri sama ilham arsa?" jawab elin sewot.
"gue balik" ucap rendy mengambil jaketnya di bagku
"duduk ren kita omongin dulu" pinta valeron
"apa yang mau di omongin yon? dia udah salah biarin aja" balas zico
valeron mengehela nafas "gue gak ngerti sama masalah kalian. tapi bisa kan lo berdua omongin baik baik?! kalian tau resiko kalo sampai anak champ tau? kalian bisa di keluarin dari rambo apapun jabatan kalian disana, kalian inget kan!" ucap valeron dengan nada tinggi.
elin menenangkan valeron yang sudah tidak bisa mengontrol emosi, ia tau sekali bahwa aturan yang di setujui mereka bersama sangat berat.
"dan gue gak suka– lo bawa bawa saudari gue" ucap valeron penuh penekanan.
reya memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya yang sedang kacau "gue minta maaf semua ini salah gue" ucapan reya langsung membuat fokus yang lain menujunya.
"biar gue yang nanggung semuanya, jadi– biar gue yang keluar"ucap reya lalu pergi keluar dari markas, zico ingin menyusulnya tapi langkahnya berhenti saat melihat bule ketua champ dan ryuji berdiri di ambang pintu markas.
elin bergidik ngeri melihatnya, pasti sehabis ini akan ada perang dingin disini.
