malam hari ponsel reya sudah sangat berisik berbunyi. tapi ia hanya diam tidak berniat untuk mengangkatnya sama sekali. sampai sampai septian memperingatinya berkali kali.
"de hp lo matiin aja deh berisik banget ganggu gue mau– tidur" ucap septian kakak pertama reya
"iya" jawab reya singkat.
"rey reyaaa ada zico di bawah cepetan turun" teriak iqbal kakak keduanya.
reya mendengus kesal kenapa zico datang di waktu yang tidak tepat? moodnya sedang tidak baik hari ini. mau tak mau reya harus turun untuk menemui zico sebelum ibunya yang harus turun tangan menyeretnya ke bawah.
"ada apa?" tanya reya pada zico yang duduk di bangku halaman belakang.
"lo– gpp kan?" tanya zico. reya terlihat bingung tak mengerti yang di maksud oleh zico.
"soal rendy?" tanya reya memastikan apa yang di maksud oleh zico
"iya"
"kenapa emang? biarin aja belum tentu itu bener kan" ucap reya.
zico menggelengkan kepalanya "gue tau mood lu jelek gara gara itu, kenapa lo gak mau putus dari dia? gue udah peringatin berkali kali re" ucap zico. reya acuh tidak mau mendengar nasehat zico.
"lo gak di anggep sama dia. kalo emang dia sayang sama lo gak mungkin kan dia ajak lo backstreet kaya gini? coba lo pikirin baik baik re"
"co gue udah berapa kali bilang sama lo kalau rendy lakuin ini semua demi gue" balas reya
zico menghela nafas kasar "denger re, buat apa dia lindungin lo kalo dia jadi sumber rasa sakit lo selama ini?" marah zico
"gue cape lo pulang aja deh co" ucap reya lalu pergi masuk ke dalam rumah meninggalkan zico
"shutt, kenapa?" tanya iqbal yang baru keluar dari kamar mandi sambil mengerikan rambutnya.
"biasa bang" ucap zico sambil menggunakan jaketnya
"oalah kangen? baru juga tadi siang ketemu di sekolah" ledek iqbal. zico hanya tersenyum lalu pamit pulang.
----
di kamar, reya hanya diam memandangi ponselnya. ia cukup kaget saat tiba tiba etam membahas soal rendy dan elin yang terciduk lambe di grup. ia sampai mengecek ke akun lambe itu sendiri.
rendyjuliansyah is calling...
reya menaruh ponselnya di nakas. hatinya sakit melihat postingan itu, tapi lebih sakit lagi mengetahui fakta bahwa ia tidak bisa menunjukkan kemarahannya karna hubungan diam diam yang ia jalankn bersama rendy ini.
"kenapa sangat sulit untuk lepas dari belenggu rasa sakit ini?" keluh reya dengan air mata yang sudah membanjiri pelupuk matanya.
----
pagi hari reya berangkat bersama dewa, padahal ia paling anti jika di boncengi oleh dewa karna jok motonya yang seperti perosotan anak tk licin di tambah lagi dewa yang selalu mengoceh sepanjang jalan. tapi bagaimana lagi? ia sedang malas berbicara dengan zico dan salman sepupunya itu rumahnya sangat jauh dari rumahnya.
"re lo udah tau si rendy jalan sama elin?! gila ya tuh bocah gercep banget" cerita dewa antusias
reya hanya tersenyum padahal ia sudah tidak ingin mengingat kejadian itu lagi. sesampai di kelasnya reya langsung menundukan kepalanya di meja. kenapa ia jadi selemah ini sekarang? sudah hampir 2 tahun ia menjalani hubungan ini kenapa baru sekarang dirinya menyesal.
"belum makan lo?" tanya salman sambil memberi sekotak susu strawberry dan sebungkus roti.
"makasih" ucap reya
"kenapa gak izin aja" tanya salman sambil membukakan bungkus roti dan memberikan kepada reya.
"yang lain kemana?" tanya reya
"biasa kongkow dikantin pada minta pj sama rendy elin" ucap salman membuat reya tersedak makanannya.
"pelan pelan"
reya gelisah air matanya ingin jatuh begitu saja. tapi ia takut salman curiga. karna hubunganya dengan rendy hanya zico yang tau.
"rey hey ngelamun terus" ucap salman menyadarkan reya
"man gue mau pipis dulu ya" izin reya lalu berlari keluar kelas dengan cepat.
----
reya menangis sejadi jadinya, ia tidak tahan ini menjadi puncak dari rasa sabarnya. rendy selalu seperti ini tidak menghargainya. ujung ujungnya dia hanya meminta maaf dan janji tidak akan mengulanginya lagi.
"serem banget gue liat rendy sama zico pukul pukulan gituh" ucap salah satu siswi
"padahal mereka satu geng dan selama ini akrab banget kan" sambung siswi lainnya
reya yang mendengar semunya dari bilik langsung belari keluar kamar mandi dengan cepat.
----
"co udah co" ucap dewa memisahkan zico yang sedang memukuli rendy habis habisan. semua anak di kantin sudah berkumpul berkerumun melihat kejadian itu. bayangkan saja zico dan rendy berada di satu geng yang sama, kenapa bisa bertengkar seperti ini.
"gue mau nyadarin si bangsat satu ini" teriak zico yang sudah di pegangin oleh dewa, alex dan dimas sedangkan rendy yang sudah babak belur di bantu oleh athallah, bry dan nando untuk berdiri.
"lo berdua kenapa sih? gausah pake otot bisa kan? udah gede jangan goblok kaya gini " omel valeron sedangkan marsel mencoba menenangkannya supaya tidak terpancing emosi. di belakangnya elin di temanin oleh arsa dan ilham. ia seperti shock dengan kejadian tadi, tiba tiba zico datang dan memukul rendy sampai jatuh ke tanah.
reya masuk ke dalam kerumunan itu. ia terdiam saat melihat kedua pria yang di bicarakan siswi tadi sudah babak belur seperti ini. zico melihat ke arah reya dengan nanar sedangkan rendy lebih memilih menunduk.
reya menarik nafas lalu menghembuskan perlahan mencoba tenang ia berjalan ke arah rendy. valeron menahan tangan reya untuk tidak mendekat ke arahnya.
"gue ada perlu sama dia" ucap reya. mau tak mau valeron melepaskan tangan reya.
reya berdiri di rendy. keadaan kantin seketika berubah sunyi semua mata tertuju pada rendy dan reya sekarang.
"gue minta maaf kalo selama ini gue nyusahin lo dan lo malu ngakuin gue sebagai cewe lo" ucapan reya membuat semua murid yang menonton disana mulai berbisik riuh.
"kita putus aja ren, mungkin lo bisa dapetin yang lebih baik lagi dari gue, maaf gue gak bisa nutupin hubungan kita sampai akhir" sambungnya lalu pergi berjalan meninggalkan rendy
zico menyusul kepergian reya dari kantin, sednagkan salman berjalan mendekat ke arah rendy "gue gak nyangka ren, udah berapa lama? ini reya ren reya kita janji buat jagain dia selamanya, kenapa lo tega? selama ini lo pacaran sama dia di belakang tapi deket sama yang lain di depan?" salman pergi berlalu begitu saja. benar apa kata salman bagiamna bisa ia setega ini.
elin diam tidak percaya dengan apa yang ia saksikan di depannya. ia kira selama ini reya mempunyai hubungan dengan zico.
"semu jadi kaya gini gara gara lambe bedebah" ucap marsel marah, valeron mengangguk menyetujui ucapan marsel
"lin masuk kelas sana" ucap eyon
"lo mau kemana?" tanya elin
"nyusul rendy" ucap valeron
"ham, sa nitip elin ya" ucap valeron lalu berlalu pergi bersama marselino.
"untung hari ini guru pada rapat" ucap arsa. elin dan ilham mengangguk menyetujui ucapan arsa
A/n
foto di media itu cuman visualisasi aja ya lur wkwk
