62.

888 57 1
                                    

Hari ini Andre mengundang semua sahabatnya untuk ikut syukuran atas keberhasilan Bram, ayahnya, memenangkan tender suatu perusahaan. Tidak hanya sahabat Andre tapi juga sahabat ayahnya, yaitu orang tua Aldo, Syela, dan Charis. Jadi rumah Andre malam ini akan sangat ramai.

Jika para orang tua menyantap makan malam masakan mamanya Andre, lain hal dengan para anak muda. Mereka justru membuat barbeque party di taman belakang rumah Andre.

"Siapa nih yang belum dateng?" Tanya Andre ketika memasuki taman belakang rumahnya.

"Kurang Alroy aja, Ndre, biasa tuh anak telatan." Jawab Angga santai.

Saat mendengar nama Alroy, Audrey sedikit tersentak. Ia lupa bahwa Andre tidak hanya mengundang sahabat masa kecilnya, tapi juga sahabat sekolahnya. Ah bodohnya ia bisa melupakan hal itu.

Audrey berdecak sebal pada dirinya sendiri. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu lagi hari ini. Andai saja ia tidak melupakannya, pasti ia akan menghindar agar tidak bertemu Alroy. Tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin ia kembali hanya karena tidak mau menemui mantan kekasihnya itu.

"Yah, terus siapa dong yang bisa manggang?" Andre menggaruk rambutnya bingung.

"Audrey kan bisa, Ndre, ntar tinggal Alroy bantu." Ceplos Charis.

Audrey terkejut, ia menatap Charis sambil menunjuk dirinya.

"Yang namanya Audrey siapa lagi selain lo, Drey?" Ujar Syela.

Audrey menelan salivanya kasar. Ia memang bisa memanggang, tapi masalahnya, nanti Alroy akan membantunya.

Audrey menggeleng hendak menolak. Bertemu dengan Alroy lagi saja ia tidak mau, apalagi harus bekerjasama.

"Drey, please, mau dong... Ntar kalau Alroy datengnya telat kita gak makan-makan loh..." Andre memelas.

Audrey diam memperhatikan wajah sahabatnya satu-persatu.

"Do, ayo dong bujuk Audrey, gue udah laper nih..." Kata Andre pada Aldo.

"Udah sana, Drey, kakak juga udah laper... Ntar kalau Alroy datengnya kelamaan makan kita juga telat."

Akhirnya Audrey berdiri dengan terpaksa. Ia menjejak-jejakkan kakinya karena kesal. Sedangkan teman-temannya menahan tawa melihat tingkahnya itu. Tanpa Audrey sadari teman-temannya sengaja melakukan itu sebagai upaya mendekatkan lagi dirinya dengan Alroy.

Audrey segera mempersiapkan alat dan bahan untuk memanggang. Sebelum memulai, ia mengikat rambutnya dan memakai sarung tangan lebih dulu. Setelah itu ia baru mengupas dan membersihkan semua bahan yang ada.

Sembari menunggu pemanggangnya panas, Audrey mulai membaluri bahan-bahan dengan mentega terlebih dahulu. Lalu ia meletakkan bahan yang perlu dijepit, seperti daging fillet.

"Akhirnya Alroy dateng." Seru Angga tiba-tiba, membuat semua mata tertuju pada Alroy termasuk Audrey.

"Lah kenapa pada nunggu gue?" Tanya Alroy tanpa rasa bersalah.

"Udah telat gak merasa bersalah lagi." Jawab Andre.

Alroy menatap Andre bingung. Bukankah tadi saat sekolah Andre mengatakan acara akan dimulai pukul setengah tujuh. Ia kemudian melihat jam di ponselnya.

"Kok telat? Kata lo mul--"

"Apa? Udah telat banyak lo, Al, sono bantuin Audrey manggang. Gegara lo telat jadi dia yang ngelakuin tau gak." Putus Andre.

Alroy meliriknya sekilas. Lalu berjalan menghampiri Audrey untuk membantunya.

Melihat itu Andre bernafas lega bersama yang lainnya. Hampir saja rencana mereka ketahuan.

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang