57•b

1K 49 7
                                    

Setelah Audrey dan Alroy selesai berbicara, mereka berdua akan membantu para ibu-ibu dan bapak-bapak.

Tapi belum sempat ia berbalik badan untuk ke dapur, pergelangan tangannya ditarik oleh Aldo. Begitu kasar sampai membuat Audrey meringis kesakitan. Aldo membawanya keluar dan menuju rumah Andre.

Di belakang Audrey, ketiga sahabatnya menatap dirinya iba. Audrey tidak mengerti apa penyebabnya. Alroy pun tampak mengejarnya.

Cekalan di tangan Audrey terlepas begitu mereka sudah di dalam rumah Andre. Ada apa ini? Aldo marah dengannya?

Audrey memberanikan diri untuk menatap Aldo. "Kakak kenapa?" Tanyanya hati-hati karena raut wajah Aldo tidak bisa didefinisikan lagi.

"KAMU MASIH TANYA KAKAK KENAPA?!" Bentak Aldo membuat Audrey terkejut bukan main. Seumur-umur, Aldo tidak pernah membentaknya seperti saat ini.

"Audrey.. Audrey salah apa, kak?"

Aldo tertawa sumbang. "Kamu itu gak punya otak ya, Drey? Bisa-bisanya kamu ciuman di rumah. Kamu gak tau tempat? Kamu mau dipandang murahan? HAH?!"

"C-ciuman?"

"Jangan kamu pikir kakak gak liat tadi kamu ciuman sama mantan kamu ini. KAMU INI MURAHAN ATAU APA, HAH?!" Aldo kembali membentak Audrey.

Sungguh, Audrey tidak bisa dikatakan murahan seperti itu. Apalagi Aldo yang mengatakannya. Ia tidak pernah membayangkan Aldo akan semarah ini pada dirinya.

"Kak, itu gak sep--"

"DIAM, LO!" Aldo memotong ucapan Alroy yang akan membela Audrey.

Telunjuk Aldo menempel di kening Audrey. "Dia itu mantan kamu, Drey. Dan kamu dengan gampangnya mau dicium sama dia? Kakak kecewa sama kamu. Di rumah aja kamu berani kayak gitu, apalagi di luar? Udah ngapain aja kamu sama dia?"

Audrey memandang Aldo tak percaya. Mulutnya terkunci dan perasaannya sangat terluka. Selaput putih yang menutupi penglihatannya sudah pecah ketika ia mengedipkan matanya.

Alroy yang awalnya berdiri di belakang Andre segera berpindah di samping Audrey. Ia menggenggam tangan Audrey.

"Tega ya lo ngomong kayak gitu. Lo sama aja mempermalukan Audrey di depan teman-temannya yang lain." Persetan dengan kata sopan, Alroy sudah memandang Aldo dengan tajam. Ia tidak terima Audreynya dipermalukan seperti ini.

Alroy membawa Audrey mundur dari hadapan Aldo. Gadis itu sudah sesenggukan, Alroy ingin menenangkannya.

"Nanti malam jangan harapin kakak hadir. Kakak sudah terlanjur kecewa sama kamu, Drey." Ujar Aldo tepat sebelum Audrey dan Alroy benar-benar menghilang dari pandangannya.

---

Alroy berjongkok di depan Audrey yang duduk di tepi kasur. Tangis gadis itu belum terhenti. Hal itu membuat jemari Alroy dengan giat mengusap air mata Audrey yang terus mengucur.

Dalam hatinya ada rasa amarah ketika Aldo mengatakan murahan kepada Audrey. Ingin sekali ia menonjok wajah Aldo, tapi ia masih ingat tempat dan posisi Aldo bagi Audrey.

Dengan telaten Alroy mengusap pipi Audrey, sampai akhirnya air mata itu berhenti. Alroy memutuskan untuk duduk di samping Audrey.

Alroy mengambil tangan Audrey, mengaitkan jarinya dengan jari tangannya lalu menciumnya.

"Roy," Lirih Audrey yang menyadari perbuatan Alroy.

Alroy memandang Audrey dari samping. Wajah Audrey masih memerah akibat dari menangis. Ia menyelipkan sepucuk rambut Audrey yang menghalangi pandangannya terhadap mata Audrey.

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang