ALVASKA 16 [SAVIOR 2]

381K 47K 4.4K
                                    

"Nggak perlu khawatir. Selalu ada orang yang tepat diwaktu yang tepat."

Kana mengerjapkan mata perlahan hingga benar-benar terbuka. Cewek itu mengernyitkan dahinya ketika merasakan sesuatu tengah memeluk pinggangnya erat dari arah belakang. Karena penasaran, Kana akhirnya berbalik badan, dan..

"Alva?"

Kana menutup mulutnya rapat setelah melihat wajah Alvaska begitu dekat dengan wajahnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat ketika berdekatan dengan Alvaska.

Kana ingat jika semalam dia tidak sengaja tertidur di atas sofa balkon kamar Alvaska. Dan ketika dia sadar, cowok itu sudah berada di sebelahnya.

Kana berusaha melepaskan lengan Alvaska yang memeluk pinggangnya erat, namun cowok itu seolah tidak mengizinkan. Bukannya terlepas, Alvaska malah semakin mempererat rengkuhannya di pinggang Kana.

"Alva.."

Alvaska tidak menjawab. Cowok itu masih setia menutup matanya rapat.

"Alva.. bangun.."

Kana kembali berusaha melepas lengan Alvaska dari pinggangnya, namun hasilnya tetap sama. Cowok itu seolah enggan melepaskannya. Tidak kehabisan akal, akhirnya Kana dengan cepat mencubit pinggang Alvaska, membuat cowok itu sedikit terganggu dalam tidurnya.

"Eungh.."

Alvaska semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kana, kemudian menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kana yang terasa hangat.

Rasanya nyaman.

Kana menahan napas ketika bibir Alvaska tidak sengaja menempel di pundaknya yang terbuka. Dia berusaha menjauhkan wajah cowok itu, tapi tidak bisa. Kana seolah terpenjara dan tidak mampu bergerak sedikit pun dari tempatnya.

"Alvaska!" Kana berteriak keras di samping telinga Alvaska, berharap cowok itu akan terbangun dari tidurnya.

Bukannya terbangun, Alvaska malah semakin menekan wajahnya di ceruk leher Kana, membuat Kana semakin susah untuk bernapas.

Karena kesal, Kana menarik rambut belakang Alvaska dengan kencang. "Alva, bangun!"

"Aw! Akh... sakit!" Alvaska meringis kesakitan ketika merasakan rambut bagian belakangnya ditarik oleh seseorang.

"Bangun! Dada gue sesak!"

Alvaska membuka salah satu matanya kemudian menatap Kana geram. "Lo apa-apaan sih?!"

"Lo yang apa-apaan!"

"Lepasin be-Akh!"Alvaska kembali berteriak kesakitan ketika Kana semakin kuat menarik rambut belakangnya. "Kepala gue sakit bego!"

"Lo yang bego!" Balas Kana. Cewek itu melepaskan tangan Alvaska yang masih memeluk pinggangnya dengan kasar. Dia bangkit lalu duduk bersandar di atas sofa balkon kamar.

Kana mengernyitkan dahinya heran ketika baru saja merasakan seluruh tubuh dan wajahnya basah. Kana menunduk dan seketika melotot ke arah Alvaska geram. "Lo! Kenapa baju gue bisa ba-"

"Berisik!" Alvaska menghela napas kasar kemudian bangkit dari berdiri tidurnya. Dia menatap Kana tajam. "Bawel."

Setelah mengatakan itu, Alvaska langsung berjalan menuju kamarnya, meninggalkan Kana yang hendak memukul wajahnya.

Kana menatap kepergian Alvaska dengan tangan terkepal kuat di sisi tubuhnya geram. "Sial! Gue balas lo, Alvaska!"

"Kanara!"

Teriakan Rachel dari dalam kamar Kana menyentak Kana seketika. Cewek itu menoleh ke arah belakang dan tiba-tiba saja sudah mendapati Rachel tengah menatapnya garang dari luar balkon kamarnya.

"Kanara! Masuk ke kamar kamu sekarang!"

Kana pasrah. Dia menggangguk, berdiri lalu berjalan melompati pagar pembatas balkon menuju kamar, menunduk dalam sembari mengerucutkan bibirnya sebal ketika Rachel menatapnya tajam.

Di sisi lain, Alvaska yang menyaksikan kejadian itu lewat kaca transparan kamarnya hanya bisa menahan tawa melihat wajah cemberut seorang Kanara Amoura Reygan. Cowok itu terkekeh.

"Definisi lucu itu, lo." Alvaska bergumam tanpa sadar sembari menatap punggung Kana yang perlahan menghilang dari pandangannya.

--Alvaska--

Pagi ini, Kana berangkat sekolah menggunakan taksi kepercayaannya, Pak Radit. Pak Radit merupakan ayah dari teman sekelasnya, Tasya. Untuk itu, Kana tidak merasa takut jika Pak Radit akan menculiknya seperti mantan sopir ayahnya dulu.

"Makasih Om," ucap Kana. Kana memberikan sejumlah uang pada Pak Radit kemudian keluar dari dalam taksi. Cewek yang mengikat satu rambutnya ke belakang itu mulai berjalan santai memasuki area sekolahnya, SMA Alantra.

Sejak memasuki area sekolah, Kana sudah menjadi pusat perhatian para murid yang berada di koridor maupun parkiran sekolah.

Kana tidak merasa risih ataupun terganggu karena hal itu sudah biasa menurutnya. Menjadi Most Wanted girl memang harus siap menjadi pusat perhatian kan?

Kana menaiki tangga menuju kelasnya yang berada di lantai atas. Saat sudah berada di anak tangga ke dua, cewek itu tidak sengaja berpapasan dengan Alzaska, saudara kembar Alvaska. Cowok itu menggunakan seragam olahraga, persis sama dengan seragam yang Kana kenakan.

"Hai," sapa Alzaska.

"Hai," Kana menyapa balik.

"Lo mau ke kelas?"

Kana mengangguk. "Iya nih. Lo sendiri mau kemana? Tumben jalan sendiri. Biasanya lo bareng cewek," sindir Kana. Alzaska terkenal sebagai tipikal cowok playboy di sekolahnya. Kana tau itu.

"Kenapa? Lo cemburu?" Balas Alzaska sembari terkekeh menatap Kana geli.

"Idih, ge-er lo. Siapa juga yang cemburu," balas Kana sebal. "Denger ya, satu-satunya cowok di hati gue itu hanya Devan. Devano Alexa," tekan Kana.

Alzaska tersenyum tipis.

Ketika Kana dan Alzaska sedang asyik mengobrol, Panggilan dari arah lapangan outdoor sekolahnya membuat Kana dan Alzaska seketika mengalihkan atensinya ke arah sumber suara. Di sana, terdapat Fino yang tengah memandang kesal ke arah mereka. "Zas. Cepetan woy!"

"Ya!" Alzaska beralih menatap Kana. "Gue pergi. Seneng bisa ngomong sama lo lagi," ucapnya sambil tersenyum.

"Okay. See ya Zas," balas Kana.

Alzaska mengangguk lalu dengan cepat melangkah menuruni tangga-- berlari ke arah Fino yang sedang mengeluh kesal. "Lama lo! Pegel nih kaki gue."

"Sorry, sibuk," balas Alzaska sambil merebut bola basket dari tangan Fino. Cowok itu berlari ke tengah lapangan dan langsung mendrible bola masuk ke dalam ring.

Di sisi lain, Kana yang baru saja hendak kembali menaiki tangga menuju kelasnya tiba-tiba saja kehilangan keseimbangan tubuh akibat kakinya yang sedikit terkilir tali sepatu.

Kana berteriak saat dia merasa tubuhnya akan jatuh. Cewek itu memejamkan kedua matanya kuat, pasrah jika dia memang harus jatuh dari tangga sekolah.

Grep!

To be continue..

1024 word. Secuil jejak anda, means a lot_

ALVASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang