13. Just A Dream?

1.8K 177 10
                                    

“Yak! Cepat bangun!”

Teriakan keras Hinata berhasil membangunkan keenam Pangeran SMA Konoha yang tampak sangat lelap dalam tidurnya. Perlahan mereka membuka mata. Dan yang dilihat pertama kali adalah ruang kelas dengan sinar mentari yang berwarna jingga.

Sekarang jam empat lebih sebelas menit dan mereka masih berada di dalam kelas?

“Sebenarnya kalian ini mimpi apa, sih? Lebih dari lima jam kalian tidur.” Hinata menatap keenam laki-laki itu bergantian. “Apa kalian terlalu lelah karena semalam membantu orang tuaku di kedai?”

“Ya, mungkin,” gumam mereka hampir bersamaan.

Dengan seksama Hinata memperhatikan keenam temannya itu. Hari ini mereka terlihat aneh sekali. Mereka lebih banyak diam dan melamun hari ini. Padahal biasanya mereka akan lebih banyak bicara jika bersamanya.

Dan lagi, tadi pagi saat Hinata sampai di kelas pukul tujuh kurang lima belas menit, yang dilihatnya adalah keenam temannya itu sedang duduk tenang sambil membaca buku. Ekspresi mereka sedikit berbeda dari biasanya. Ketika Hinata mengarahkan pandangannya, mereka langsung memalingkan wajah. Ya, tampak sedang salah tingkah. Hinata sungguh tak memahami apa yang terjadi pada mereka.

Saat istirahat pertama, mereka hanya memakan roti isi yang dibawa oleh Hinata. Jam istirahat kedua, mereka menolak ajakan Hinata untuk makan siang di kantin. Hinata yang kelaparan memutuskan untuk pergi sendiri, tentu setelah diberi pesan jika ada yang mengganggunya harus segera melapor pada mereka.

Sekembalinya Hinata dari istirahat makan siang, Shikamaru dan kelima sahabatnya tertidur di kelas. Tidak biasanya mereka tidur sampai begitu lelap. Pikiran Hinata melayang. Mereka tertidur karena lelah ataukah karena efek obat yang mungkin sebelumnya diminum?

Usaha Hinata membangunkan mereka tidak mendapat respon sama sekali. Dari mulai menepuk pipi, menggoyangkan lengan, bahkan memanggil nama mereka pun tak ada hasilnya. Nihil.

Guru Kabuto yang mendapat jam terakhir mengajar kelas 2-1 jelas terkejut melihat keenam anak didiknya kompak tertidur dengan posisi kepala yang bertumpu di kedua lengan yang terlipat di atas meja. Hinata meringis melihat Guru Kabuto. Ia kembali mencoba membangunkan teman-temannya, tapi percuma saja. Mereka tidak kunjung bangun juga, malah semakin lelap.

“Maafkan saya, saya tidak bisa membangunkan mereka,” sesal Hinata.

Guru Kabuto hanya tersenyum sambil memperbaiki letak kacamatanya. “Tidak apa-apa, Hinata.” Ia menghampiri gadis itu dan menunjukkan tugas yang harus dikerjakannya secara berkelompok dengan keenam siswa yang berada di kelas yang sama dengannya.

“Kumpulkan tugasnya minggu depan,” ujar Guru Kabuto.

Melihat senyuman lelaki bersurai pirang dengan kacamata yang menghiasi wajahnya itu, membuat Hinata berdebar. Ia mengangguk saat Guru Kabuto menjelaskan tugas kelompok tersebut. Selebihnya, Hinata tak bisa fokus sebab guru yang hari ini mengubah penampilannya itu terlihat begitu mempesona.

Sebelumnya, Guru Kabuto memakai kacamata bulat dan membiarkan rambutnya memanjang sampai bisa dikuncir. Hari ini SMA Konoha dibuat heboh karena penampilan Guru Kabuto yang tampak lebih tampan daei biasanya. Lelaki itu memotong pendek rambutnya dan mengganti kacamatanya dengan tanpa frame. Siapapun siswi yang melihat perubahan drastis Guru Kabuto akan sangat setuju kalau guru Ilmu Sosial tersebut mampu bersaing dengan GS4T. Ya, mungkin Guru Kabuto bisa disebut sebagai Raja SMA Konoha mulai hari ini?

Setelah berbincang singkat dengan Hinata, pria yang baru lulus S1 itu memutuskan untuk keluar dan kembali ke ruang guru. Berpesan pada Hinata untuk menyampaikan tugas kelompok yang tadi diberikannya.

TSP (The Six Prince): A Story of Konoha High School (KHS)Where stories live. Discover now