10. Sorry, Thanks, and Please

2K 236 8
                                    

“Maafkan atas sikap kasar kami padamu selama ini.”

Hinata menoleh ke arah Sasori. “Hm.” Hanya respon singkat yang ia berikan.

“Kami mohon, jangan keluar dari SMA Konoha.”

“Kami janji akan membantumu mendapatkan beasiswa ke Perguruan Tinggi.”

“Kami juga akan melindungimu dari murid-murid lain yang melakukan perundungan.”

Terdiam cukup lama sebelum Hinata mengambil nafas dan mengembuskannya perlahan. “Aku tidak tahu aku bisa kembali ke sekolah itu atau tidak. Rasanya, aku tidak cocok sekolah di sana. SMA Konoha seperti bukan tempatku.”

“Kembalilah, dan akan kami pastikan kau takkan mendapatkan perlakuan buruk lagi dari siapapun, termasuk kami.”

“Kami berjanji tidak akan pernah lagi bersikap buruk padamu.”

“Kami bersumpah tidak akan pernah lagi menyakitimu.”

Keenam laki-laki itu berlutut di depan Hinata. Tentu saja hal itu membuat Hinata terkejut. Kini mereka menjadi pusat perhatian beberapa orang yang sedang menghabiskan waktu senggang mereka di tempat tersebut.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Hinata sembari melirik ke sekelilingnya. “Semua orang memperhatikan kalian,” desisnya yang mulai merasa risih.

“Berikan kami jawaban, Hinata.”

“Hey, ayolah. Kalian jangan seperti ini.”

“Tidak sebelum kau memberi kepastian.”

‘Dasar, keras kepala.’ Hinata mendengus. “Iya.”

“Iya apa?”

‘Menyebalkan,’ umpat gadis itu dalam hati. “Aku akan kembali ke SMA Konoha.”

Mereka berenam berdiri dan mengulas senyuman lebarnya. “Terima kasih.”

“Sungguh, kalian jangan tersenyum seperti itu padaku.” Hinata bergidik melihat senyuman mereka.

“Kenapa bukankah senyuman kami sangat manis?”

“Ah, kau takut terpesona pada kami?”

“Atau mungkin kau takut jatuh cinta pada kami?”

Ekspresi wajah Hinata langsung berubah datar. “Percaya diri sekali kalian ini,” cibirnya. “Senyuman kalian itu terlihat sangat mengerikan bagiku.”

Keenam laki-laki itu mendengus sebal, Hinata tertawa melihat ekspresi lucu mereka. Ya, setelah usaha mereka meminta maaf padanya dan juga orang tuanya, akhirnya Hinata luluh juga. Hinata memaafkan mereka. Lagipula, tidak baik juga menyimpan dendam terlalu lama.

Hinata melangkahkan kakinya menuju sebuah ayunan. Para Pangeran SMA Konoha tersebut mengikutinya. Mereka duduk di pasir putih dekat ayunan yang dimainkan Hinata kini. Ada perasaan senang saat menyadari kenyataan bahwa mereka bisa lebih dekat dengan Hinata sekarang. Ternyata, Hinata gadis yang sangat menyenangkan. Tidak seperti gadis-gadis yang lainnya.

“Kenapa kalian membolos? Kasihan orang tua kalian yang mengeluarkan biaya lebih untuk sekolah kalian. Apa kalian tidak tahu kalau di luar sana banyak anak yang iri pada kalian karena bisa sekolah di SMA Konoha? Aku bahkan sangat iri pada kalian. Memiliki keluarga yang kaya raya, popularitas yang tinggi, apapun yang kalian inginkan bisa kalian dapatkan dengan mudah. Ah, indahnya hidup kalian.”

“Kau tidak iri pada tingkat kejeniusan kami?” tanya Sai.

Decakan sinis lolos dari mulut Hinata. Dia lalu tertawa pelan. “Terkait hal itu, sebenarnya aku jauh lebih jenius dari kalian,” ujarnya bangga.

TSP (The Six Prince): A Story of Konoha High School (KHS)Where stories live. Discover now