12. Fallin'

2K 193 52
                                    

Hari ini Toneri menjemput Hinata di rumahnya dan berangkat bersama ke sekolah. Di tengah jalan, Toneri melihat tali sepatu Hinata yang lepas. Ia berhenti melangkah dan kembali mengikat tali sepatu kekasihnya.

Hinata yang diperlakukan semanis itu merasa sangat tersanjung. Wajahnya bahkan sampai memerah. Toneri yang melihatnya merasa sangat gemas.

“Tunggu,” cegah Hinata saat Toneri menggandeng tangannya lagi dan melanjutkan langkah mereka. Hinata mendekat ke arah Toneri. Merapikan ikatan dasinya yang sedikit berantakan.

Toneri terus memperhatikan wajah cantik Hinata. Jarak mereka benar-benar tipis sekarang. Jantungnya berdetak kencang.

“Nah, sudah selesai.”

Wajah Hinata terangkat ketika tangan kanan Toneri menahan kedua tangannya. Sedikit heran melihat laki-laki itu kini tengah menatapnya.

“Apa yang–”

Kalimat Hinata terpotong dengan ciuman Toneri. Ciuman yang terasa manis, sebab masing-masing dari mereka sedang memakan permen berbeda rasa. Cokelat dan vanilla.

“Vanilla,” komentar Toneri diiringi senyum jahil.

Hinata mendengus kesal. “Kenapa kau menukar permen kita?” gerutunya sambil memukul Toneri.

Toneri mengusap pipi Hinata dengan lembut. “Aku hanya ingin mencoba permen kesukaanmu, Hime.”

“Toneri-kun,” panggil Hinata hati-hati.

“Ada apa, Sayang?”

“Bagaimana jika yang lain tahu tentang hubungan kita?”

Toneri menggenggam tangan Hinata begitu erat. “Biar itu menjadi urusanku, kau tidak perlu memikirkannya. Yang terpenting adalah kau setia bersamaku itu sudah cukup.”

***

Sai merapikan rambut Hinata yang berantakan akibat tertiup angin. Sekarang gadis itu sudah tidak terlalu sering mengikat rambutnya lagi seperti dulu. Hinata kini lebih sering terlihat menggerai rambutnya. Dan Sai sangat suka itu.

Hinata membelai wajah Sai. Ia mengulas senyuman terbaiknya. “Aku mencintaimu.”

“Aku juga mencintaimu.” Sai menarik Hinata dalam pelukannya. “Dan aku sangat beruntung bisa memilikimu seutuhnya.”

Mereka saling merasakan detak jantung yang sama-sama menggila jika mereka bersama. Cukup lama mereka berpelukan, lalu Sai sedikit merenggangkan pelukannya. Keduanya melempar pandangan penuh cinta.

Sai memberi senyuman termanisnya kepada perempuan yang menjadi pemilik hatinya. Selanjutnya, ia mencium bibir Hinata cepat. Ciuman pertama mereka setelah menjalin hubungan selama sebulan.

“Tetaplah berada di sisiku, walau aku tahu sahabat-sahabatku yang lain juga menyukaimu.”

“Aku mencemaskan hubungan persahabatan kalian.”

“Semuanya akan baik-baik saja jika kau ada bersamaku.”

Mereka kembali berciuman. Membagi cinta kasih yang selama ini mereka pendam. Menyalurkan hasrat yang telah lama mereka rasakan. Sai semakin memperdalam ciuman mereka saat kedua tangan Hinata melingkar di lehernya.

“Kau tidak masalah dengan hubungan kita yang harus dirahasiakan ini. ‘kan?”

Hinata menyandarkan kepalanya di dada bidang Sai. “Asal kau bersumpah untuk setia padaku, tak masalah jika hubungan kita disembunyikan.”

“Aku sangat beruntung memilikimu, Sayang. Kuharap, hubungan kita berakhir indah.”

***

Hinata hanya mendengus geli saat melihat Shikamaru meninggalkannya bersama kelima sahabat mereka dengan raut wajah sebal. Jelas sekali kalau Shikamaru sangat cemburu melihat kedekatannya dengan lima pemuda tampan rupawan yang merupakan penguasa SMA Konoha. Dan yang harus Hinata lakukan sekarang ini adalah menyusul laki-laki itu di atap sekolah. Ia sudah hafal tabiat buruk Shikamaru yang jika emosinya sudah tak tertahankan akan merusak segala benda di sekitarnya.

TSP (The Six Prince): A Story of Konoha High School (KHS)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora