28. Bang Wisnu: Hipotesis

361 78 3
                                    

To Bang Wisnu: bang, di rumah?

From Bang Wisnu: wey doni masih idup lu?

From Bang Wisnu: di rumah

To Bang Wisnu: gue ke sana ya jam 10an

From Bang Wisnu: ya

Let's fix everything I've done!

***

Bang Wisnu orang Buah Batu. Rumahnya dekat dari rumah gue, cuma butuh waktu 20 menit kalau pakai motor. Gue jarang sih main ke rumahnya, soalnya muka Bapaknya Bang Wisnu serem, kayak Vernon Dursley. Itu tuh, bokapnya si Dudley, sepupunya Harry Potter yang annoying abis. Enggak deng, bercanda. Om Wahyu baik banget kok, suka jajanin bakso depan komplek.

Motor gue udah masuk ke komplek rumahnya Bang Wisnu. Ada satu yang gue suka dari komplek rumahnya Bang Wisnu. Lingkungannya asri, terawat terus rindang gitu banyak pepohonan. Pembatas jalannya dijadikan taman, terus banyak pohon palem yang tinggi-tinggi. Ya Allah semoga gue nanti banyak duit biar bisa punya rumah di sini atau di tempat yang mirip kayak gini.

Waktu gue sampai di depan rumah 2 lantai bercat putih dan dominan abu-abu, gue lihat Tante Yani, Ibunya Bang Wisnu, sedang mengguntingi tanaman.

"Assalamualaikum!" Gue mematikan mesin motor kemudian mengucap salam.

"Waalaikumsalam." Jawab Tante Yani.

"Eh, ada Doni! Sini-sini masuk sayang!" Tante Yani membukakan gerbang dan menyambut gue dengan ramah kayak biasanya.

"Kemana aja kamu Le, mbok yao (kok ya) jarang main ke sini?" Tanya Tante Yani dengan logat Jawa-nya yang kental.

"Hehe iya Tante, kuliahnya lagi sibuk kemaren-kemaren." Jawab gue kemudian menyalami Tante Yani setelah menyetandarkan motor dan melepas helm.

"Mosok (masa) sibuk kompakan gitu toh? Satya, Bani sama Januar juga jarang main." Ujar Tante Yani. By the way, Tante Yani selalu manggil Bang Je dengan nama aslinya. Kata beliau, nama adalah doa. Udah bagus-bagus dinamain Januar malah pengen dipanggil Je katanya.

Gue cuma cengengesan, soalnya bingung mau jawab apa. Gue nggak bohong kok, kuliah gue semester ini emang sibuk, banyak tugas mulu, pusing.

"Tante sehat? Om Wahyu juga gimana?" Tanya gue.

"Alhamdulillah, kami sehat. Orang tuamu gimana Le?" Tante Yani balik bertanya.

"Alhamdulillah sehat juga Tante."

"Syukur kalo sehat."

"Oh iya, Bang Wisnu nya ada Tante?" Tanya gue lagi.

"Ada lagi mijitin hp. Dari bangun tidur hpnya nempeeeel terus di tangan, heran." Ujarnya yang bikin gue ketawa.

"Sana masuk! Tante bikin gudeg sama gurame bakar. Awas lho ya kalo ndak (nggak) makan!" Kata Tante Yani sambil mendorong-dorong tubuh gue ke arah teras rumah.

"Iya-iya siap! Aku ke dalem dulu ya." Ujar gue berjalan ke arah teras dan Tante Yani kembali melanjutkan mengguntingi tanaman.

[1] The Book of Us: FEELING GOODDonde viven las historias. Descúbrelo ahora