26. Bang Je: We are More than Friends

443 81 4
                                    

John Mayer adalah salah satu musisi favorit gue. Dia menempati kasta ke tiga setelah Stevie Wonder dan Peterpan. Gue adalah tipe orang yang kalau belajar harus ditemani pakai musik dan suara John Mayer sering menjadi pengiring gue ketika belajar. Beda sama Ilman. Dia kalau belajar harus sepi, hening kaya di kuburan. Karena kamar kami sebelahan, dia pasti akan marah-marah kalau gue nggak sengaja memutar lagu dengan volume kencang sambil nyanyi-nyanyi.

Stop this Train adalah lagu John Mayer favorit gue sejak SMP. Liriknya dalam dan kalau mendengar lagu ini pasti gue langsung kayak mendadak ngerasa haru gitu, padahal gue lagi baik-baik aja. Apalagi kalau gue lagi malas sama dunia, beuh udah lah lagu ini akan menjadi soundtrack gue sepanjang hari. Kayak hari ini, sepanjang perjalanan pulang dari kampus, Stop this Train terus-menerus menggema di kepala gue, liriknya jadi bikin gue kepengen pergi ke tempat yang jauh dan nggak ketemu sama orang-orang. Gue seketika pengen punya kekuatan melintasi ruang dan waktu kayak Whis di serial Dragon Ball. Whis ini keren banget, dia bisa bergerak cepat melewati antar Nebula. Ketimbang punya kekuatan menghentikan waktu, gue lebih pengen punya kekuatan kayak Whis yang bisa bergerak cepat melintasi ruang dan waktu tanpa ada kendala. Kalau kekuatan time stop, ini nggak akan bertahan lama dan punya resiko yang berbahaya. Lihat aja si Sailor Pluto di serial Sailor Moon, dia emang punya kekuatan untuk menghentikan waktu, tapi itu cuma sesaat aja soalnya kalau terlalu lama akan berakibat fatal dan beresiko membunuh dirinya sendiri.

Kayak kejadian kemaren, mau gue jungkir balik, sikap lilin, kayang sampai salto pun nggak akan pernah bisa gue ulang dan gue ubah. Pilihannya cuma dua. Gue hadapi atau gue kabur melewati Nebula dengan kekuatan kayak si Whis. Tapi sayangnya gue bukan Whis, gue cuma Doni Ilham Pangestu si cowok bego dan cupu yang bilang suka aja nggak berani, sialnya lagi gue adalah tersangka yang dengan bodohnya nggak datang ke jadwal manggung dan berujung membuat semua orang susah.

"Ham, sini makan dulu! Mama bikin kupat tahu nih." Suara Mama menyadarkan gue yang sedang bengong di bawah tangga karena melihat sosok cowok putih berkacamata sedang duduk di meja makan bersama Papa dan Mama. Mulutnya penuh dan di hadapannya ada sepiring besar kupat tahu.

"Why you just standing there? Come in!" Itu beneran Bang Je. Karena di rumah ini, keluarga gue ngomong pakai Bahasa Indonesia yang kadang dicampur dengan Bahasa Sunda.

"Ayok tambah lagi ya nak Je, makan yang banyak! Haduuuu liat ini badan kamu kurus banget, kasihan pasti kebanyakan makan Indomie ya di kost-an?" Mama mengusap lengan dan rambut Bang Je.

Suara tawa Bang Je dan kekehan Papa membuat gue tambah sadar. Bang Je emang beneran ada di rumah gue. Dia. Ada. Di. Rumah. Gue.

***

Setelah menghabiskan 2 piring besar kupat tahu, 6 buah risoles dan semangkuk sop buah, Bang Je sekarang lagi tiduran di atas kasur gue sambil memainkan HP-nya. Gue udah ganti pakai kaos oblong sama kolor dan ikut tiduran di sebelah Bang Je.

"Pacaran terus." Komentar gue ketika mengintip layar HP-nya yang menampilkan chat Bang Je sama Bianca.

"What do you expect? I have a girlfriend. Masa gue harus chatting sama Wisnu?" Kedua jempol Bang Je masih sibuk mengetik di keyboard HP-nya.

"Iya deh, iya." Jawab gue sekenanya.

"Mmm... btw Bang, lo nggak marah sama gue?" Tanya gue hati-hati. Soalnya daritadi sikap Bang Je biasa aja, nggak menunjukkan kalau dia marah sama gue.

"One second, I'm on chat." Sahut Bang Je masih sibuk dengan HP-nya.

Bang Je mengubah posisinya menjadi duduk bersila. By the way dari keempat abang gue, Bang Je emang paling sering nginep terutama weekend. Katanya dia senang dimasakin dan makan rame-rame, jadi bisa mengobati home sick-nya kalau lagi kangen rumah. Halah, padahal mah itu cuma alibi dia aja biar bisa ketemu sama Bianca yang rumahnya emang dekat dari sini. Bianca emang kost, tapi kalau weekend suka disuruh pulang sama orang tuanya. Nah, si oknum ini suka memanfaatkan rumah gue. Tapi gue ikhlas kok.

[1] The Book of Us: FEELING GOODWhere stories live. Discover now