19. Je Teguh Golden Ways

492 93 6
                                    

"Everyone in this world have a pressure and struggling to find a solution. That's why we are there, not to be a solution, but we can help with healing from our music, our lyrics and our melody. We want everyone see their pressure in different perspective, don't think too much, just enjoy. Like the energy, pressure can't be removed, but can be moved or change to different shapes."

Itu adalah penjelasan Bang Je waktu gue tanya kenapa band ini dinamain The Pressure.

Berdasarkan penjelasan Bang Je, The Pressure sebenarnya dibentuk bukan untuk jangka panjang. Dulu waktu abang-abang gue masih maba, mereka diminta untuk membuat sebuah penampilan di malam inaugurasi. Setelah rapat dan diskusi sana-sini bersama maba-maba dari 8 jurusan yang ada di FISIP, yang saat itu dipimpin oleh Bang Satya selaku Ketua Angkatan FISIP (iya dia emang udah vokal dan punya peran sejak maba) disepakatilah mereka akan menampilkan band ditambah persembahan tari tradisional dari cewek-cewek. Band ini terdiri dari 5 orang, Bang Satya (gitaris-vokalis), Bang Je (gitaris-vokalis), Bang Bani (bassist-vokalis), Bang Wisnu (keyboardist-vokalis) dan Bang Jonathan (drummer). Mereka menampilkan 3 lagu, Fix You dari Coldplay, Sephia punyanya Sheila On 7 dan Topeng-nya Peterpan. Setelah penampilan itu ternyata mereka klop dan memutuskan untuk lanjut, dan dinamain The Pressure. Tapi setelah hampir satu tahun jalan, Bang Jonathan memutuskan untuk keluar soalnya dia ikut SBMPTN lagi dan keterima di kampus negeri di Jawa Tengah. Dan kemudian direkrutlah gue untuk mengisi kekosongan posisi drummer. Gue ditawarin sama Bang Wisnu, yang kebetulan udah kenal gue karena kami satu tempat les. Gue les drum dan dia les piano. Gue tertarik dan memutuskan untuk bergabung dengan The Pressure karena konsep band-nya unik karena punya empat vokalis dan warna musik yang beragam, soalnya menggabungkan selera musik semua anggota.

Awal-awal gabung gue canggung banget, ngobrol paling sama Bang Wisnu doang yang udah gue kenal. Ditambah gue emang rada pemalu dan nggak banyak ngomong. But they welcomed me warmly. Bang Satya, Bang Wisnu, Bang Je sama Bang Bani baik banget sama gue. Jadwal latihan sama jadwal manggung juga sering menyesuaikan sama jadwal sekolah gue waktu itu, berhubung gue masih SMA.

Yang paling waras di antara keempat abang gue ini ternyata Bang Je. Dulu gue ngiranya dia juga nggak jelas kayak Bang Bani yang lo tahu lah kelakuan dia kayak gimana. Bang Satya, yang kami daulat sebagai leader, yang kelihatannya paling waras dan paling rasional ternyata gesrek juga. Dia suka joget-joget nggak jelas sambil minta direkam. Dan lo semua harus tahu kalo dia ini bucin banget, bucinnya udah mendarah daging. Gue waktu itu kaget banget waktu nggak sengaja melihat dia sedang video call sama Kak Renata pakai suara yang Ya Allah geli banget. Haduh, lo pasti pengen muntah lah kalau udah lihat Bang Satya sama Kak Renata pacaran. Kak Renata yang macem singa betina abis orokan mendadak berubah kayak Shizuka kalau udah ketemu Bang Satya. Bang Wisnu beda lagi, walaupun mulutnya kalau ngomong kayak Richeese level 5 yang ditaburi Bon Cabe level 30, dia ini sebenarnya lelaki soft. By the way penampilan dia ini selalu rapi kayak orang tua mau ngambil raport di sekolah. Rambutnya juga selalu on point, nggak pernah lupa dipakein gel rambut dan disisir rapi. He will do anything for Kak Winda, disuruh terjun dari lantai 30 juga dia kayaknya mau. Dia ini terjebak friendzone lebih dari 5 tahun, makanya Bang Bani suka ngeledekkin kalo Bang Wisnu adalah S3 per-friendzone-an. Iya, Bang Wisnu udah naksir Kak Winda dari SMP tapi nggak berani ngungkapin soalnya punya tittle sahabat. Tapi akhirnya mereka jadian waktu udah kuliah. Sahabat jadi cinta, klasik.

Nah, yang paling keren Bang Je. Selama gue kenal dia, dia jarang kelihatan sama cewek atau deketin cewek. Tapi tahu-tahu udah ngegandeng Bianca. Kita semua kaget, ya maksudnya nggak ada sinyal apa-apa sebelumnya. Jadi, Bianca ini mantan LO kami waktu kami ngisi acara musik di fakultasnya. Bang Je nggak menunjukkan kalau dia tertarik atau suka sama Bianca, bahkan terkesan cuek, sampai Bianca pernah ngadu ke Bang Satya kalo Bang Je sering datang telat kalau ada briefing atau latihan, di-chat slow respond dan kalo Bianca lagi ngomong Bang Je kayak nggak dengerin.

"If I like a girl, I just like her. Simple, I will say 'I like you, date me!'. Just that, and make it happend."

Oke, gue bakal klarifikasi. Bang Je ini bukan bule atau blasteran yang makan French toast buat sarapan, sandwich buat makan siang dan pasta buat makan malam. Enggak, Bang Je juga makan nasi uduk, nasi Padang, Indomie sama sambal terasi kok. Dia anak Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bapaknya orang Cianjur dan Ibunya asli Jogja. Cuma katanya dia dari SMP sekolah di sekolah internasional, makanya udah kebiasaan ngomong pakai Bahasa Inggris.

"Doni trust me, insecure cuma bikin lo jadi penakut. Lo takut nggak pantes, lo takut kesaing dan lo takut ditolak. Kata Andrea Hirata, segala sesuatu dalam hidup ini terjadi tiga kali. Pertama lapar, ke dua kenyang, ke tiga mati. Cinta juga gitu Don, pertama suka, ke dua kejar, tapi yang ke tiga jangan mati. You can change the cycle, but the steps is must still three times. First you like her, second you chase her and third you catch her."

Hari ini, di studio, jam 5 sore, gue sedang dikuliahi sama Bang Je dengan materi How to Get your Love. Selesai latihan buat acara di Fakultas Kedokteran nanti, gue memutuskan untuk berguru sama Bang Je perihal usaha gue untuk mendapatkan cintanya Flora. Bang Satya gue mintain saran cuma iya-iya aja tapi malah buru-buru pergi buat jemput Kak Renata, dan dia cuma bilang 'Semangat Don, gue selalu dukung dan doain yang terbaik buat lo! Percaya, kalo jodoh gak akan ke mana'. Kalau Bang Wisnu bilang gini 'Gue nggak pinter ngasih saran Don, buat ngungkapin perasaan gue sama Winda aja gue mesti ngumpulin keberanian selama lebih dari 5 tahun. Yang penting yakinin hati lo aja dan jangan cepet nyerah'. Waktu gue tanya Bang Bani, dia malah marah-marah 'Lo mau ngejek gue ya? Kalo gue tahu caranya, udah gue pacarin tuh Chelsea Islan!' Jadilah pilihan gue jatuh kepada Bang Je. Tapi kalau dipikir-pikir, Bang Je emang yang kelihatannya paling bijak dalam menjalin hubungan. Enggak, gue nggak bilang Bang Satya sama Bang Wisnu nggak bijak kok, cuma gaya pacaran mereka kayaknya bukan style gue aja hehehehe.

"You can use that because I've proven it. As you can see, me and my bee has date for two years." Lanjut Bang Je.

"Trust me, it works!" Ujarnya kayak tagline iklan L-Men.

"Woooooo Je Teguh Golden Ways emang gak pernah mengecewakan!" Bukan, itu bukan gue yang ngomong.

"Can you stop call me like that, Bani? You're really annoying!"

"Kenapa sih? Lagian bagus kali, lo kan bijak banget tuh ngalahin Mario Teguh."

Iya bener, itu Bang Bani yang ngomong. Gue sampe lupa kalo dia ada di sini saking fokusnya mendengerkan petuah Bang Je. Jadi, kelar latihan tadi Bang Satya sama Bang Wisnu balik duluan untuk bertemu pacar mereka. Sedangkan Bang Bani tetap di sini ikut gue sama Bang Je sekalian mengerjakan revisian katanya.

"Nanti kalo si Doni berhasil, gue daftar jadi murid lo ya senpai!" Ujar Bang Bani sambil mengatupkan kedua tangannya kayak lagi ngasih salam Idul Fitri.

"Anjing!" Bang Je melempar kaleng susu beruang yang udah kosong ke arah Bang Bani tapi sayangnya nggak kena.

Bang Bani emang suka ngeledekkin Bang Je kayak Mario Teguh, soalnya kata-kata Bang Je emang suka kelewat bijak.

"Makasih ya Bang, saran dari lo bakal gue terapin." Kata gue.

"Anytime. Make it simple, Don! Ngaku sayang gak bakal bikin lo mati kok. Act like a gentleman lah, biar gak nyesel." Ujar Bang Je.

"Tuh dengerin apa kata Je Teguh Golden Ways!" Kali ini, botol Tupperware yang masih ada airnya mendarat dengan ganteng di kepala Bang Bani.

"Woy anjing sakit banget! Kepala gue bocor nih Je sialan lo!"

[1] The Book of Us: FEELING GOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang