36. Kehilangan

953 116 2
                                    

Ada orang yang sengaja untuk membunuh Rani. Tentang siapa dirinya, yang pasti orang itu tentu sangat membenci Rani. Bisa juga orang suruhan.

"Dendam," ujar Reno membuat Ira dan Rani menoleh ke arahnya. Ekspresi mereka seolah menanyakan, siapa dia? Namun kata-kata itu tak diucapkannya. "Mbak tidur sama Ibu aja, ya! Biar kamar ini kosong, sampai semua membaik."

Jendela di kamar Rani terlihat sedikit menganga, yang bisa membuat orang di luar mengintip atau mengusili penghuninya yang sedang terlelap. Pengaitnya lepas karena benturan tadi.

Reno mengambil kamera digital milik kakaknya. Ia memotret sesuatu. Sesuatu yang bisa menjadi barang bukti. Kemudian diambilnya dua plastik dari dapur. Satu untuk pelindung tangannya, agar sidik jari tidak menempel, dan satunya untuk wadah benda itu.

"Kayaknya ini barang antik," gumam Reno. Ia tersenyum miring.

***

"Dor!" Rani sama sekali tidak terkejut dengan suara Ersa. Ia sangat pucat hari ini. "Kamu sakit?" Rani menggeleng pelan.

"Baby!" panggil sesosok alay dari depan ruang kelas. Dengan rambut berjambulnya, ia berjalan ke arah Rani dan Ersa menggunakan gaya sok cool-nya itu.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Ersa tak suka.

"Nyamperin calon pacar gue, lah." Tangan Agra tidak diam. Ia hampir memeluk Rani yang pikirannya kini tidak jernih. Namun, usahanya gagal sudah karena satu dorongan dari Ersa.

***

"DIAH! DI MANA GELANG ITU?" bentak sang kakek. Diah meringkuk ketakutan di atas sofa dalam kamarnya. Bolos kali ini justru membuat kakeknya curiga. Tidak mungkin Diah sakit. Gelang itu melindunginya.

"Ndak tau, Mbah! Diah ndak tau."

Satu tamparan mendarat di pipi Diah. Ia semakin ketakutan. Kakeknya terlihat seperti iblis, kala marah seperti itu. Ego yang berujung fatal. Diah tidak tahu bahwa gelang itu sangat berharga bagi keluarganya—terutama kakeknya. Yang ia tahu hanyalah gelang itu warisan turun-temurun yang diberikan pada anak-anak perempuan dari garis ibu.

Diah merintih kesakitan. Andai ia tidak ceroboh dan tidak menuruti egonya, ia pasti tidak akan kena pukul oleh kakeknya. Diah belum mengerti fungsi gelang itu. Yang diketahuinya hanyalah bahwa gelang itu antik dan warisan turun-temurun. Seharusnya bisa dibuatkan duplikat, jika itu gelang biasa.

Horror Vlogger (Completed)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora