11. Pageblug

1.5K 207 7
                                    

Setelah memarkirkan motor, Rani segera masuk ke ruangan kelasnya dan bergegas tidur. Ia masih mengantuk karena hanya tidur tiga jam saja. Ia masih terbayang-bayang dengan cacing yang jatuh dari atas pohon. Bayagannya begitu mengerikan.

Begitu tenang ia tidur, hingga tidak sadar bel masuk berbunyi. Namun ia masih setia dengan tidurnya.

"Hei, kamu!" panggil seorang guru. Tidak ada jawaban.

"Hei, kamu! Yang tidur! Bangun!" Semakin keras ia membangunkan Rani. Tidak ada satu orang pun yang berani berkutik. Bahkan teman sebangku Rani pindah ke belakang, karena tidak bisa lewat dan duduk di kursinya.

Ersa berlari kecil melalui jalan belakang. Ia menggoyangkan tubuh Rani. "Ran, bangun! Ada Ibu Suri."

"Jangan panggil saya Ibu Suri! Nama saya Suriatin," bantah Bu Suriatin, guru PAI.

Ersa kemudian mencubit kecil lengan Rani, hingga ia mengaduh kesakitan. Namun, setelah melihat siapa yang ada di samping Ersa, dengan cepat ia menutup mulutnya itu.

"Ma-maaf, Bu. Ngantuk." Rani menguap, sehingga Ibu Suri menatapnya jijik.

"Ya sudah. Lain kali, kalau tidur, tahu waktu!" tuturnya. Rani membalasnya dengan anggukan.

***

Di kantin, Rani, Diah, Sinta, Edo dan Ersa sedang duduk anteng menunggu bakso diantar ke meja mereka. Sudah biasa mereka tidak sarapan sebelum berangkat sekolah, padahal jam pulang sekitar pukul 15.30 WIB. Untuk makan siang, mereka membawa bekal. Sangat terlihat bahwa mereka hobi makan.

Ersa berdehem ingin membuka pembicaraan. "Eh, eh ... tahu gak, kalau Si Adam, adek kelas itu ... kemaren meninggal!"

"Adam siapa? Aku gak kenal," tanya Diah.

Ibu kantin mengantarkan bakso pesanan mereka, sehingga mereka memberhentikan kegiatan tersebut. Semakin penasaran, semakin mendekatkan diri masing-masing ke wajah Ersa. "Heh! Ngapain, ini?"

"Kepo tauuu ...," sahut Edo.

"Njir .... Si Adam satu desa sama aku, makanya kalian gak kenal. Jadi, beberapa hari kemaren banyak banget orang meninggal. Saling susul, gitu. Berbeda-beda penyakitnya. Kalau Si Adam kayaknya TBC deh," ungkap Ersa.

Rani merenung sejenak. Sedari tadi hanya ia yang tidak terlalu heboh dengan berita kematian adik kelasnya. Ia menelan bakso dengan kasar. "Pageblug?" tanyanya tiba-tiba.

Semua teman-temannya menoleh. "Hah? Pageblug?"

***

Ni hao! Walaupun kalian enggak begitu tertarik sama cerita yang enggak tahu alurnya ke mana ini, seenggaknya ada yang save this to their libraries aku udah seneng.

Dah lah. Ngilang mulu.

Horror Vlogger (Completed)Where stories live. Discover now