[20]- Fakta menarik

Start from the beginning
                                    

"Brengsek!"

Bugh....

Revan benar- benar tak bisa mengontrol emosinya.  Ia benar benar marah saat ini.

Shilla berlari menuju Revan. Memegang tangan yang akan segera beranjak untuk memukul kembali.

"Revan udah! Aku nggak suka kekerasan kamu tau? Kita bisa bicarain baik-baik?!"

"Dia nggak bisa dibaikin Shill! Biar gue habisin dia sekalian!"

"Revan! Nurut omongan aku atau kita putus sekarang juga!"

Deg.

Revan menyerah. Ia menurunkan kembali tangannya. Namun tatapannya masih tertuju pada Yasa yang kini hanya tersenyum sengit kearahnya.

Benar, tak ada jalan lagi untuk membuat cowok itu berhenti. Shilla tak suka kekerasan. Ia tak bisa berbuat yang lain saat itu kecuali mengancam untuk mengakhiri hubungan mereka.

"Kita duduk! Ayo!"

Shilla menarik tangan Revan agar segera duduk dengan tenang. Keira juga duduk karena ini ada hubungannya dengannya. Ia juga tidak mengerti semuanya.

Kejadian masa lalu kembali menghantuinya saat ini. Berusaha ia lupakan namun kenangan itu seperti lem permanen yang selalu menempel di manapun ia berada.

Andai flora masih hidup saat ini, mungkin semua tidak akan seperti ini pada akhirnya.kadang Keira selalu ingat flora yang selalu baik kepadanya dan pada akhirnya kebaikan itu hanya akan menjadi kenangan.

Keira tau, Keira yakin, beliau tak akan bisa tenang disana jika melihat apa yang terjadi saat ini.

"Jelasin semuanya"

Revan berusaha mengontrol untuk tidak melakukan kekerasan saat ini. Shilla selalu melarangnya untuk melakukan itu.

Tangan Shilla masih setia menggenggam tangan cowok itu. Mengalirkan ketenangan dan kekuatan saat cowok itu benar benar sangat  terpuruk saat ini.

"Van, papah minta maaf kalo selama ini papah bohong sama kamu. Papah-- cuma nggak mau kamu terluka".

"Dan Yasa? Sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum saya panggilkan satpam untuk mengusir mu!"

"Tidak usah om, saya sudah bosan berada di rumah ini, om tidak usah repot-repot ngusir saya. Saya akan pergi".

Yasa berseringai, rencananya kini telah lancar tanpa cacat sama sekali. Rencananya berhasil.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Yasa  langsung keluar dari rumah itu. Mengingat rencana pertamanya sudah berjalan lancar.

Shireen kemudian menghampiri kakaknya. Tatapan nya sendu tak menyangka. Ia lelah dengan kelakuan kakaknya. Bukannya masa lalu itu dijadikan pelajaran bukan untuk balas dendam?.

Shireen benci melihat kakaknya seperti ini. Ia rindu Yasa yang dulu sebelum bertemu dengan seseorang dalam masa lalunya yang membuat ia berubah seperti ini.

Sementara itu, Revan masih diam tanpa bicara. Ia menunggu apa saja yang akan dikatakan oleh papahnya saat ini.

Kali ini mamahnya mengangkat bicara

"Sebenarnya flora itu-- dia-- dan Yasa juga Keira terlibat suatu kejadian".

"Mereka itu--"

*******

Keira berjalan kearah rumah Revan, Yasa bilang kepadanya bahwa Revan sedang sakit. Daripada ia bosan di rumah, ia akan menemani Revan dirumah.

Terparkir mobil putih didepannya, Keira kira sedang ada tamu. Jadi ia lewat pintu belakang saja. Agar tidak menggangu kedua orang tua Revan.

Ia berjalan melewati dapur, kamar Revan berada diatas untuk itu ia harus mengendap endap agar tidak mengganggu orang tua Revan di ruang tamu. Takutnya tamunya adalah orang yang penting. Klien yang tidak bisa diganggu mungkin.

Belum sempat beranjak ditangga. Ia mendengar suara Yasa dari ruang tamu. Kakinya seakan spontan melangkah. Melihat apa yang mereka bicarakan.

"Cukup simple om, om cuma kasih dua miliyar ke saya. Kalo tidak ya mau gimana lagi, saya kasih tau Revan semuanya".

"Kurang ajar sekali kamu! Beraninya memeras saya!"

"Bukan memeras, ini kesepakatan dalam sebuah rencana".

Keira terus mendengarkan mereka.

"Baiklah, saya akan transfer segera. Tapi kamu jangan beritahu kalo flora tenggelam karena menyelamatkan keira dan dilarikan ke rumah Sakit di Amerika".

Amerika?

Keira bingung. Bukannya flora tidak dibawa ke Amerika kali itu. Ia hanya tahu flora tak berdaya dan nafasnya sudah tidak ada.

Sebenarnya apa yang disembunyikan.

"Itu beres om! Keira dan Revan tidak akan tau masalah itu! Asal om janji bakal beri saya uangnya sekarang juga".

"Baiklah, dan ingat, jaga rahasia ini dengan  aman sampai dia kembali".

Dia?

Keira bingung dia siapa? Rey kah yang dimaksud.

"Apa yang dilakuin aku sebenarnya? Kenapa mereka jahat banget sama aku dan Revan. Aku benci karena ingatan ku juga hilang! Benci.. hiks..."

Keira berlari kearah kamar Revan. Berniat memberitahu apa yang sebenarnya terjadi yang baru saja ia dengar.

Kamarnya tertutup. Tidak ada siapapun

Keira tau kemana ia harus pergi. Rumah Shilla. Mungkin bisa membantu membongkar semuanya satu persatu.


















Gimana? Part ini?

Cek typo lagi dong

Terimakasih sudah membaca 💜

Aku telat lagi maapin.

Mau tau apa yang dibilang ayah Revan ? Tunggu NOTIF lagi ya. Udah satu persatu kebongkar dong. Maunya berapa chapter lagi?

Author mau bilang nanti chapter terakhir author kasih lapak diskusi dan kasih tau kejadian detail. Sabar ya.

Digantungin lagi nggak? Nggak kan? Wkwk

Silent readers ayok dong masa diem aja. Votenya nganggur itu loh..

Salam dari adiknya Jungkook BTS ❤️

[WPS#1] Shillavand [COMPLETED]✓Where stories live. Discover now