-1-

630 195 430
                                    

HAI 👀
HPPY READING
SEMOGA SUKA SAMA CERITANYA
=======


Vransisca Gabriella Vernando, gadis yang baru meranjak 16 tahun. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin yang seukuran dengan tubuhnya sebelum keluar kamar. Seragam putih abu-abu berlambang Galaxy High School atau biasanya disingkat menjadi GHS, hijab berwarna putih melekat di kepala gadis itu tanpa menghilangkan kecantikannya. Bahkan, dia terlihat lebih cantik mengenakan hijab yg menjulur menutupi bagian dadanya. Ditambah dengan sedikit polesan bedak baby dan lipblam. Vransisca memang tipikal cewe yang tidak suka berlebih-lebihan soal make up. Toh kesekolah buat cari ilmu, bukan caper sana sini.

Setelah merasa penampilannya pas, Vransisca menuruni anak tangga sambil menyampirkan tas ke bahu dan meneteng sepatunya. Di anak tangga terakhir ia berhenti, duduk lalu memakai sepatu putih yang ditentengnya tadi.

"Pagi Bun, Yah...," sapanya sambil mendudukkan bokongnya ke kursi makan.

"Pagi juga sayang," balas Christalia atau bisa dipanggil Lia-Bunda Vransisca sambil tersenyum. Lia sedikit menyenggol lengan suaminya bermaksud mengode. Tapi, Aditya hanya diam, tidak bereaksi apapun.

Mendapat balasan sapa dari Sang ayah merupakan halu bagi Vransisca. Walaupun iya, pasti itu paksaan dari sang bunda. Seperti sekarang ini, Aditya sama sekali tak menggubris sapaan gadis yang tengah tersenyum menatap ke arahnya yang dibalas raut datar, bahkan sapaan tadi merupakan angin lalu bagi Aditya, tak peduli.

Gadis itu menghela napas kasar, pasrah. Dia berusaha membiasakan diri terhadap sikap Ayahnya yang entah apa penyebab sikap dingin itu. Walau menyakitkan, tapi Vransisca masih tersenyum. Sikap Aditya sangatlah dingin jika sudah berhadapan dengan Vransisca. Gadis itu bahkan tidak tahu apa salahnya.

Jika saja Vransisca diberi pilihan antara diomeli atau dicuekin, tentu saja gadis itu akan memilih diomeli. Dengan begitu ia akan tahu apa salahnya.

Lima menit berlalu barulah Vransisca menyelesaikan sarapannya lalu berjalan menyalami Lia dan Aditya. Saat menyalami Aditya, Vransisca tak kunjung mendapat balasan dari sang ayah. Vransisca menurunkan tangan yang sebelumnya menggantung diudara. Miris sekali bukan?

"Vransisca pergi dulu, assalamualaikum," pamitnya sebelum pergi, berjalan keluar rumah. Tampak jelas mata gadis itu memerah menahan tangis.

"Wa'alaikumussalam"

-🍁PRISILA🍁-

Vransisca berdecak kesal, gadis itu melangkah lebar berjalan di koridor, berharap cepat sampai di kelasnya. Bagaimana tidak? Sesampainya disekolah beberapa siswa-siswi Galaksi High School terang-terangan menyapanya langsung dengan sebutan 'Prisila' singkatan dari Princess Lion. Tentu saja hal itu membuat suasana hati Vransisca semakin buruk. Mana mungkin gadis baik, imut, plus manis sepertinya dipanggil dengan sebutan itu. Walau kenyataannya ya Vransisca emang sedikit galak dan juga Judes terhadap orang yang tidak dikenalinya, tapi bukan berarti juga 'kan dia segalak itu?

Gadis itu mendorong pintu kelas sedikit kasar dan melempar tasnya keatas bangku paling depan dengan keras membuat siswa dikelas itu mengelus dada terkejut.

"Astagfirullah, Vransisca! Napa sih lo dateng-datang banting pintu? Buat kaget aja tau gak?!" Kesal Monica Azwata-sahabat Vransisca sekaligus teman sebangkunya. Vransisca tak menggubris, gadis itu melipat kedua tangannya diatas meja, menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangannya. Vransisca memejamkan matanya, lelah.

 Princess LionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang