Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi

Bagian 3

71.5K 5.7K 33
                                    

Yuki memperhatikan ruangan tempatnya berada kini, sebuah apartemen yang tidak begitu luas. Beberapa waktu lalu Yuki bertemu Daniel di jalan, dia memohon kepada Daniel untuk membawanya bertemu Omar. Menurut Daniel ini adalah apartemen Omar dan Yuki diminta menunggu di sini.

Ada segelas orange juice di atas meja, disajikan oleh Daniel sebelum dia berpamitan pergi. "Sebentar lagi Tuan Omar akan kembali. Jika Nona ingin istirahat bisa menggunakan kamar di sana." Daniel menunjuk sebuah pintu di ujung. Itulah pesan Daniel sebelum meninggalkan Yuki seorang diri di sana.

"Semangat Yuki! Seenggaknya malam ini nggak tidur di jalan," gumam Yuki menyemangati dirinya sendiri.

Akhirnya Yuki mengeluarkan ponsel miliknya, sebuah ponsel keluaran lima tahun lalu. Sudah sangat-sangat ketinggalan dibandingkan ponsel sekarang. Tapi, Yuki bersyukur ponsel tersebut masih bisa digunakan untuk berkomunikasi.

Yuki mencari nama Norah di aplikasi chatting. Dia ingin meminta bantuan Norah untuk mencarikannya pekerjaan. Semenjak Yuki putus dari pacarnya, dia tidak menghubungi Norah. Ini karena Yuki malas mendengar omelan Norah, perempuan itu memang sudah tidak suka dengan Jon sejak awal.

"Astaga!"

Tiba-tiba Yuki berdiri kaget saat mendengar suara pintu apartemen terbuka. Yuki melihat sosok Omar yang selalu terlihat sama. Wajah datar dan sulit untuk ditebak apa yang sedang dipikirkan Omar.

Tatapan Omar yang intens pada Yuki membuat Yuki sedikit tidak nyaman. Dia menundukkan kepalanya dan meremas ponsel yang ada di genggaman tangannya. "Duduk." perintah Omar membuat Yuki menurut begitu saja.

Entah kenapa Yuki merasa dirinya seperti anjing penggembala yang sedang dipecut oleh majikannya. Menurut pada apa pun perkataan Omar dengan mudahnya. Terkadang Yuki terlalu takut dengan Omar. Pria itu seolah-olah bisa menggenggam dunia menaklukan apa pun yang diinginkannya.

Yuki menguatkan hatinya, dia bertekad tidak akan mundur begitu saja. Untuk saat ini dia harus meminta bantuan pada Omar. Setidaknya sampai Yuki bisa mengambil kembali rumahnya.

"Apa tawaranmu sebelumnya masih berlaku?" tanya Yuki hati-hati. Dia mengangkat wajahnya memandang Omar yang sudah duduk di sofa seberangnya.

Omar memperhatikan penampilan Yuki yang berantakan, baju yang modelnya sudah sangat-sangat ketinggalan fashion itu terlalu kumal dan kusut. Rambut Yuki dicepol asal-asalan, wajah Yuki tidak cerah dan glowing seperti kebanyakan perempuan saat ini.

"Apa jawabanmu?" Omar justru bertanya apa jawaban Yuki, itu artinya tawaran dari Omar sebelumnya masih berlaku.

Yuki menelan ludahnya gugup, dia harus mengambil keputusan besar untuk hidupnya. Yuki tahu dia tidak bisa mundur lagi, tidak punya jalan keluar yang lebih baik daripada ini. "Aku mau menikah denganmu," jawab Yuki pelan, meskipun begitu terdengar tegas dan mantap.

Untuk saat ini Yuki percaya bahwa keputusannya tidak salah. Lagi pula, Omar mungkin tidak begitu suka berdekatan dengan Yuki. Pria itu sepertinya selama ini sangat-sangat menjaga jarak darinya. Pertemuan pertama mereka saja tidak berjalan baik menurut Yuki, belum lagi saat di rumah sakit. Omar tidak pernah berjarak kurang dari satu meter darinya.

"Besok kita akan mendaftarkan pernikahan," ujar Omar tegas yang hanya diangguki Yuki. "Gunakan kamar itu untuk istirahat." Sama seperti Daniel tadi, Omar menunjukkan tempat yang sama.

Omar dan Yuki berdiri bersamaan, Yuki kira Omar akan membiarkannya pergi seorang diri menuju kamar. Sayangnya Yuki cukup kaget saat Omar mengambil koper Yuki. Mengangkatnya dan berjalan menuju kamar yang akan Yuki tempati.

∞∞∞

Yuki tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia berkali-kali terbangun dari tidurnya. Pikirannya terlalu penuh dengan kehidupannya yang tidak pernah berjalan lancar. Yuki bahkan terlalu gila memikirkan pernikahannya hari ini. Wajahnya mungkin sudah sangat-sangat mengenaskan dengan tambahan kantung mata yang menghitam.

Our Second Life (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang