Surat untuk Januari

26 1 0
                                    

Untuk Januari,

Kau tau? Aku seorang astrophilia, manusia yang jatuh hati pada bintang malam di angkasa. Sehingga bagiku, kamu adalah Avior A, bintang selatan yang aku kagumi sejak lama dan terlindung dari kejamnya dunia.

Aku menyukaimu sejak akhir, namun kamu menarik garis yang tegas sejak awal, kita hanya berteman. Aku yang selalu ingin pulang ke arahmu, namun kamu yang selalu menjadikanku pilihan untuk bertamu. Jiwa anak-anak dalam diriku selalu riang, jika namamu muncul di sebagian waktu harian. Namun kamu tetap saja sama, menanggapku sebagai anak kecil yang harus di arahkan untuk berjalan, agar tak tersesat oleh fananya dunia.

Berulang musim, kamu tetap kamu. Garis yang kau letakkan di antara kita enggan kau hapus. Berulang musim juga, aku masih di tempat yang sama, menunggu kamu melenyapkannya lalu membiarkanku berlari dengan bebas ke arah yang selalu aku minta, kamu. Namun menunggu selalu menjadi pilihan yang tidak tepat. Ini memberiku nyawa untuk bertahan, namun mengambil napasku dengan perlahan. Tenggelam lalu mati, dalam harapan yang aku tanam sendiri.

Januari aku pilih untuk bercerita, tentang aku yang selalu menyukaimu tanpa suara. Bersikap biasa-biasa saja, padahal dalam jiwanya meronta. Bersikeras ingin melupa, padahal yang dilupa akan selalu ada, tersisa.

Januari aku pilih untuk menyatakan perpisahan, sebab hidup dalam perasaan sendiri selalu ada dalam pilihan. Sebab jatuh padamu tanpa pengharapan adalah pilihan yang harus diputuskan. Sebab hujan bulan Januari dan kamu menyisakan hal yang sama, genangan dan kenangan.

Benar saja, seorang astrophilia sepertiku takkan bisa berhenti menatap langit malam di atas sana. Setidaknya, jiwa anak-anak dalam diriku masih punya kesempatan tertawa di beberapa masa. Sekalipun dengan bodohnya menyuka, lalu memutuskan melupa beberapa lama setelahnya.

Mari berpisah, Januari. Tolong temui dia dengan bulan-bulan setelahmu, lalu bahagiakan dia setiap pagi hingga malam hari. Setelah itu, mari kita bertemu pada Januari berikutnya, dan ceritakan padaku bagaimana hari-harinya setelah aku memilih untuk berhenti mengorbit dunianya.

Salam hangat, Bumi.

Kita Dalam AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang