[+1] Epilog untuk Jean

1.1K 64 0
                                    



"Terimakasih Semesta,telah mengajarkan ini semua."

***

"Bangsat ya kalian! Jadian gak ngasih tau gue?!" Sarkas Vena sembari menoyor kepala Jean gemas. Ia menatap kearah Gisel tidak terima.

Gisel tersenyum kikuk kemudian mulai mendekat kearah Vena. "Maafin gue. Gue gak inget lo, hehe.." Jawab Gisel diiringi sebuah kekehan pelan.

Gadis berdarah Indo-Filipina itu mendengus sembari berkacak pinggang. "Bagus ya, dua minggu lebih lo semua nyembunyiin dari gue." Sindirnya.

Vena menatap Jean tak suka, ia menarik rambut Jean kesal. "Lo udah ngapain Gisel selama gue gak ada, hah?!" Tanyanya. Jean meringis kesakitan dan mulai meronta agar cengkraman Vena dirambutnya terlepas.

"Ngapain gimana maksudnya, gue gak macem-ma.. Aww! Sakit kunyuk!" Jean memukul kepala cewek itu sedikit kencang. Kalian tidak perlu khawatir, cewek bar-bar dihadapannya ini memang patut untuk mendapat tindak kekerasan.

"Gue gak ngapa-ngapain Gisel, Vena sayang. Lo tanya Gisel nohh orang dia juga masih perawan." Kata Jean dihadiahi sebuah tendangan pada tulang kering cowok berlesung pipi itu. Gisel menatap Jean tajam, ia terlalu gemas mendengar ucapan kekasihnya yang tidak pernah disaring itu.

"Bunuh aja, Ven. Kesel gue lama-lama." Suruh Gisel dan tentu sebuah senyuman miring terpatri diwajah Vena ketika ia mendapat izin dari Gisel.

"Jangan dong, Sel. Nanti kalo aku mati, kamu gimana?" Tanya Jean, ia merangkul pundak Gisel seraya mengelus rambut Gisel pelan. Gisel yang diperlakukan seperti itu hanya mendengus walaupun jauh dilubuk hatinya ia juga merasa senang.

"Ngadain syukuran lah!" Jawab Vena. Ia menatap nyalang cowok itu seolah menantangnya.

"Bangsat!" Maki Jean.





***




Alhasil disinilah mereka. Di daerah yang masih sangat asri dengan kebun teh di sekelilingnya. Gisel menarik napas kemudian menghembuskannya, menikmati udara segar yang jarang ia temui di ibu kota.

Setelah kejadian 'klarifikasi hubungan' dengan Vena tempo lalu dan untuk membujuk cewek blasteran itu, mau tidak mau Jean mengajak mereka berlima untuk menghabiskan libur akhir semester bersama di Villa milik keluarganya.

Ya, ini hari kedua mereka berada disana. Jean, Gisel, Vena, Farel, Andra, dan Kara telah menghabiskan malam kemarin dengan penuh kegembiraan. Mereka bernyanyi, menari, dan tertawa bersama.

Hari ini mereka dijadwalkan untuk mengunjungi kebun teh. Ketiga pasangan itu sangat antusias kecuali Jean yang memang pada dasarnya anti bangun pagi ketika liburan tiba. Hanya cowok berlesung pipi itu yang didapati belum mandi bahkan kini ia masih menguap berkali-kali.

"Sel, pulang aja yuk. Gue ngantuk sumpah." Ajaknya.

Gisel menggeleng kemudian menyentil dahi Jean kesal. "Kita kesini buat liburan bukan buat tidur, Jean!" Ia mencoba menyadarkan Jean yang mulai tertidur kembali.

"Kan bisa nanti siang." Gumam nya.

Gisel berdecak kemudian menarik kekasihnya itu. "Ayo kesana, kita bantuin metik teh." Jean hanya mengikuti kemanapun Gisel menariknya tanpa ada niat sedikitpun untuk berbalik arah, kabur, atau semacamnya. Entahlah Jean terlalu malas melakukan hal itu.

Disaat Gisel dan Jean tengah berseteru. Dua pasangan lainnya terlihat asyik membantu warga sekitar untuk mengambil pucuk teh disana.

Andra terlihat tengah menggoda Kara, sangat terlihat jelas ketika pipi cewek berponi itu memerah malu dibuatnya. Begitu pula dengan Vena dan Farel yang tengah bertengkar ria disana. Dengan Farel yang tertawa dan Vena yang berusaha mencubit cowok itu.

Mereka terlihat bahagia. Setidaknya, biarkan seperti ini sejenak. Biarkan mereka melanjutkan kisahnya sendiri tanpa perlu kalian ketahui.

Terimakasih untuk semuanya dan juga untuk kamu yang telah membaca kisah ini.

Semoga kelak, semua yang kita inginkan memiliki satu frekuensi yang sama. Agar nantinya, Semesta tidak lagi memberikan luka hanya karena kita berbeda.



Sampai jumpa!











*AFTER WORDS*

Terimakasih buat semuanya yang udah baca cerita ini, maaf jika ada sesuatu yang kurang berkenan ataupun ending yang mungkin kurang memuaskan.

Fyi, Ini cerita yang aku bikin buat tugas bahasa Indonesia disekolah, tugas yang sebenernya udah dikasih tau dari awal semester 1 tapi baru aku kerjain dari bulan kemaren. Dan ini tuh deadline banget. Soo.. maafin kalo masih banyak banget kekurangan di cerita ini. Makasih yang udah mau mampir bahkan vote dan komen... aku sayang kalian 😘😘

Terimakasih🤝🥰

JEAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang