11 | Jean Makasih

776 62 4
                                    




"Gue mungkin terluka tapi bukan berarti gue gak bisa bersikap seolah semuanya baik-baik saja."

***

Jean terkikik geli tatkala melihat Andra memakai kemeja berwarna pink baby. Gelak suara Jean pun semakin kencang melihat sohib seperjuangannya itu dipakaikan bedak dan tinta berwarna merah di bibir. Tingkat ke'laki'an salah satu anggota geng BEHA JEBOL itu pun seolah menguap begitu saja.

"Diem, bangsat!" Andra memaki, ingin sekali ia membenturkan kepala Jean kearah meja saking kesalnya.

Jean masih tertawa, bahkan sampai iris hazelnut itu berkaca-kaca. "Ahaha.. sumpah gue gak nyangka And, lo punya bakat terpendam jadi banci." Kata Jean yang diakhiri dengan tawa pula.

Mendengar hal itu membuat Andra menggeram dan menjitak kepala Jean kencang. "Anjing!" Maki Andra. Dan lagi-lagi suara tawa Jean membahana memenuhi seisi ruangan.

Vio yang berada disana pun ikut menggeram dan menempeleng kepala Jean asal. "Jangan gangguin Andra dulu, ish! Tuh liat eyeliner-nya jadi berantakan!" Cibir Vio kemudian menarik Jean keluar dari kelas itu. Membuat Jean mencebikkan bibirnya tidak terima, ia juga punya hak membantu mempersiapkan keperluan mereka. Ya walaupun Jean tidak memungkiri bahwa faktanya ia hanya mengganggu bukan membantu.

Alhasil Jean melangkahkan kaki keluar darisana, ia mengintip ke kelas sebelah yang tak kalah sibuk seperti teman-teman sekelasnya. Jean membuka pintu kelas 11 IPS 3 itu tiba-tiba, membuat tatapan bingung terpancar dari dalam sana.

"ASSALAMUALAIKUM SEMUANYA!" Teriak Jean sambil memasang wajah tanpa dosa. Tanpa perlu dipersilahkan, cowok berlesung pipi itu masuk begitu saja.

"Ngapain lo, Je?" Tanya Tirta ketika Jean mencoba merapatkan dua buah meja disana.

"Mau ngaso gue." Jawab Jean ringan, tanpa beban.

Tirta hanya memutar bola matanya malas, ia sudah tak heran lagi jika cowok aneh itu masuk dan melakukan segala sesuatu seenak jidatnya. Tak jarang pula Jean selalu membawa bibit-bibit kekacauan di kelas-kelas yang dikunjunginya.

Tirta bahkan pernah melihat Jean bermain dikelas 12, kalau tidak salah cowok berlesung pipi itu menyetel lagu dangdut dengan volume yang lumayan kencang dan juga asyik bergoyang padahal ia sudah mengetahui bahwa kelas yang diganggunya itu sedang melaksanakan ujian. Alhasil nama Jean tercatat kembali dalam buku pelanggaran yang ada diruang BK.

"Semerdeka lo aja, Je!" Cibir Tirta kemudian pergi meninggalkan Jean entah kemana. Jean tidak peduli, ia kini tengah asyik mengusap-usap layar ponsel, mencoba mengarahkan cacing miliknya agar memakan banyak makanan dan tidak menabrak cacing lain.

Cacing yang ia rawat dan besarkan seperti anak sendiri itu pun semakin lama semakin panjang dan berisi. Jean sebagai bapak cacing tentulah merasa bangga karena telah berhasil merawat anak-anaknya tanpa kekurangan gizi sedikitpun.

Ting! Ting!

Suara pekikan ponsel itu mengganggu acara Jean bermain cacing. Cowok berlesung pipi itu menggeram kemudian membuka pesan tsb.


Giselanjing

(Personal Chat)

[Je]

[Bantuin gue]

[Lo datang disaat yang tidak tepat]

JEAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang