3 | Jean Pulang sono

2.1K 142 14
                                    



"Punya keluarga itu bahagia ya?
Seandainya berlaku di keluarga gue juga."

🐾

Jean memarkirkan motornya digarasi rumah minimalist itu. Ia membuka helm dan menaruhnya. Sesegera mungkin Jean memencet bel yang terdapat didekat kusen pintu.

"Assalamualaikum, ANDRA MAIN YOOKK!!" Jean mengetuk pintu rumah dan sesekali berteriak. Ini sudah jam sembilan malam namun tidak pernah terlintas sama sekali dipikiran Jean bahwa perbuatannya dapat mengganggu penghuni rumah ataupun tetangga sebelah. Jean tidak pernah memperdulikan hal itu, mengingat ia yang selalu berbuat semaunya.

"ANDRAAA.. MAIN YOKK!! AND—" Jean menutup mulutnya ketika pintu itu terbuka. Ia kemudian membungkuk sopan. "Eh, bunda. Andranya ada, bun?" Tanya Jean sambil menyalimi Anita -bunda Andra.

"Oh tadi Andra keluar bentar paling ke mini market. Jean mau nginep kan ya? Ayo masuk.."

Jean mengangguk. "Iya, bun. Jean mau nginep sekalian minta makan hehehe..." Aku Jean sambil terkekeh pelan. Bunda yang melihatnya tertawa kemudian mempersilahkan Jean masuk.

"Udah lama lohh, kamu gak main kesini.."

"Bunda tenang aja, Jean peka kok. Nanti tiap hari Jean kesini minta makan, boleh kan bun?" Tanya Jean, wanita cantik dihadapannya itu tersenyum kemudian mencubit pipi Jean gemas. "Boleh dong, sayang."

Cengkungan dipipi Jean kembali muncul, ia tersenyum senang. Bunda Andra sangat baik kepadanya, ia tidak pernah menganggap Jean sebagai tamu melainkan menganggap cowok berlesung pipi itu seperti anak kandungnya sendiri. Hal ini yang membuat Jean selalu ingin berkunjung kerumah Andra.

Disini, Jean selalu mendapatkan apa yang selama ini jarang dia dapatkan. Dan tentu Jean tidak akan pernah menolak sekalipun bunda Andra ingin mengadopsinya sebagai anak.

"Jadi.. Jean mau bunda masakin apa?"

Jean menoleh dengan mata berbinar, "Ayam goreng merica, bunda!" Jawabnya semangat. Jean merupakan penggemar berat makanan yang kaya akan protein hewani itu. Jean tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati masakan bunda yang setara dengan masakan restoran bintang lima.

"Oke, kamu tunggu sini."

"Gamau Jean bantuin, bunda?"

"Bantuin apa?" Tanya bunda.

"Masak lah, bun."

"Yakin bantuin masak? Biasanya juga bantuin makan doang."

Jean tertawa. "Bunda tau aja." Balasnya.

Jika boleh jujur, malam itu Jean sangat berharap agar Andra tidak cepat pulang. Entah mengapa ia ingin merasakan kasih sayang bunda lebih lama lagi. Walaupun pada akhirnya cowok dengan iris mata hitam legam itu datang—

"JEAN, PULANG SONO!" —dan mulai mengusirnya.

"Ogah ah."

"PULANG ANJIR!!"

"Adek gak boleh gitu."

"Tapi Bunda, Adek juga mau ayam!"

Karena sekali lagi, Jean cemburu pada Andra yang dapat merasakan ini semua setiap harinya.

Dan Jean,
juga menginginkannya.

🐾🐾🐾

Matahari bersinar terik hari ini, membuat keringat meluncur bebas dari pelipis cowok yang kini tengah hormat bendera. Yap, siapa lagi kalo bukan Jean. Lagi-lagi Jean dihukum. Entah untuk yang ke-berapa kalinya.

Alasan yang sangat klasik menjadi latar belakang dia berada disini. Ya, Jean didapati tertidur 'lagi' dikantin dan membolos pelajaran. Tidak sampai disitu, kesialan kembali menimpa Jean ketika yang memergokinya kini bukan lagi si ketua Osis ataupun guru BK seperti hari-hari sebelumnya, melainkan sang kepala sekolah, yang tak lain dan tak bukan adalah ayahnya sendiri.

Jean menyeka keringatnya, sudah hampir setengah jam dia berdiri dihadapan tiang bendera ini dan sudah hampir setengah jam pula sorot mata itu mengawasi dirinya. Jean ingin sekali menggerutu dan melayangkan protes seperti biasanya namun entah mengapa tak ada satupun kata yang berhasil keluar dari mulut cowok berlesung pipi itu.

Jean seolah dibungkam begitu saja.

"Kamu boleh kembali ke kelas." Suara Dinata terdengar membuat Jean menoleh sekilas. Tanpa mengucap sepatah kata pun, Jean mulai berjalan menuju kelasnya sesuai dengan yang diperintahkan.

Namun, cekalan ditangannya membuat langkahnya terhenti. "Papah tunggu kamu dirumah." Ujar Nata. Jean membeku kemudian mengangguk pelan, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan langkah kakinya memasuki kelas.

Demi apapun Jean tidak ingin pulang.


🐾 J E A N 🐾

JEAN [TAMAT]Where stories live. Discover now