6 | Jean Kampret

1.2K 92 10
                                    



"Siapa yang terluka? Gue baik-baik aja."

✨✨✨



"Woii minggir!" Vena berusaha mendorong bahu yang menghalangi pemandangannya. "Jean kampret! Minggir lo anjir!"

Seperti biasa, dimana ada Jean maka disitulah bibit awal kerusuhan datang. Kenyataan ini diperparah dengan kehadiran Vena. Tentu, Jean dan Vena adalah kombinasi yang pas untuk menciptakan keributan tiada tara.

Jean yang diciptakan dengan segala kelakuan minus-nya. Dan bacot Vena yang tiada habisnya, lagi-lagi menjadi lawan tanding yang pas bagi keduanya.

"Minggir bego! Gue mau nonton kak Farel!" Sikutan gadis blasteran itu mendarat sempurna di pinggang Jean, membuatnya meringis kemudian menoyor kepala Vena kesal. "Sakit, kutil!"

"Bodo amat, sempak!" Desis Vena, sorot mata gadis itu kini beralih kearah lapangan, matanya kembali menyortir orang-orang dengan seragam bola disana. "Anjir, kak Farel ganteng banget." Puji Vena dengan mata berbinar ketika menemukan orang yang ia cari.

Farel Trianjaya. Ketua Osis yang kini menjabat sebagai pacar dari Venandire Azmia itu tertangkap basah tengah bersiap dan melakukan pemanasan. Cowok dengan nomor punggung 10 itu terlihat sangat tampan dan berkarisma dimata Vena. Jika diibaratkan sticker, mungkin mata Vena sudah berganti dengan gambar love yang begitu banyak.

"Ganteng'an juga gue." Kata Jean membuat Vena mengereyit jijik. "Ganteng ndasmu!" Cibir Vena kemudian kembali mendorong Jean agar menjauh darinya.

"Minggir lo, ah!"

Jean menggeleng— "Gamau." seraya merapatkan tubuhnya kearah Vena.

"Minggir Babon!"

"Gamau Babi!" Jean masih berpegang teguh pada posisinya. Ia tersenyum mengejek kearah Vena dan semakin merapatkan tubuhnya. Keadaan GOR yang ramai membuat Vena semakin terhimpit tubuh besar Jean. "Jean bangsat! Minggir gak lo?!" Vena menggeram, acara menonton sang pacar kini malah terganggu oleh iblis sialan disampingnya itu.

"Gak." Lagi-lagi Jean menggeleng.

Membuat dengusan serta senyum simpul terbit diwajah Vena. Gadis berdarah campuran itu mengambil ancang-ancang sebelum akhirnya..

Duagh!

..sebuah tendangan mendarat sempurna dipantat Jean membuat keseimbangan cowok berlesung pipi itu hilang dan berakhir teronggok mengenaskan dilantai.

"Sukurin!"

Jean mendesis sembari mencoba bangkit. "Gila tenaga lo kuat banget, Ven!" Ucap Jean setelah merasakan tulangnya yang hampir remuk.

"Mampus."

Jean mencoba meregangkan tulang pinggangnya, kini ia seperti kakek-kakek yang terkena encok. "Titisan kuli ya lo." Tuduhnya.

"Berisik." Cibir Vena. Dengan tak bertanggung jawab, Vena kembali menonton pertandingan itu dan mengabaikan Jean yang kini sedang misuh-misuh tidak jelas.

"Pulang sekolah ke Mall yuk." Ajak Jean tiba-tiba. Cowok berlesung pipi itu tersenyum kemudian merangkul pundak Vena. Membuatnya berdecak kemudian memutar bola mata malas seraya menghempaskan tangan Jean darisana. "Ogah ah!"

"Gue traktir."

"Ogah."

"Ke taman?"

"Ogah. Lo aja sono!"

"Taman mini?"

"Ga."

"Taman bermain?"

"G."

"Taman makam pahlawan?"

"Oke."

"Beneran?"

"Iya, sekalian gue nguburin lo!"



***


Semua siswa terlihat sibuk, banyak dari mereka berkutat dengan krayon, lembaran karton serta beberapa gulungan pita berwarna. Mereka dengan semangat berlomba menghias kelasnya masing-masing.

Peringatan hari jadi sekolah menjadi latar belakang mereka melakukan hal ini. Selain menghias kelas, para siswa pun mempersiapkan perwakilan kelas mereka untuk mengikuti perlombaan yang telah menjadi rangkaian acara ulang tahun sekolah yang akan diadakan mulai besok hingga tiga hari kedepan.

"Oke, yang pertama ada lomba dance, siapa yang mau ikut?" Tanya Riko selaku ketua kelas 11 IPS 4 itu.

"Gue." Vio mengangkat tangan. Sudah dapat ditebak bahwa ia pasti mengikuti kegiatan yang memerlukan kelihaian tubuh itu. Vio yang menyukai KPop tentu menguasai setidaknya beberapa tarian yang dibawakan oppa-oppa idolanya.

"Oke, Vio." Ucap Riko. Dengan sigap Raga—yang menjabat sebagai sekretaris kelas itu menuliskan nama Vio dipapan tulis.

"Tujuh orang lagi?" Tanya Riko.

Raisa mengangkat tangan. "Gue, Rena, Tari, Riska, Ucup, Ijul, sama.."
Raisa mengedarkan pandangannya. Ia membutuhkan satu orang lagi untuk melengkapi perwakilan kelas mereka. Seketika senyuman tercetak jelas diwajah Raisa, ia menunjuk satu orang yang kini tengah berkutat dengan komik di genggamannya. "..Andra!"

Andra yang mendengar namanya dipanggil langsung menoleh dan menggeleng protes. "Gak mau! Lo pikir gue cowok apaan dance menye-menye gitu!"

"Ayolah, And. Kita butuh lo..." Kini suara Vio yang terdengar.

Andra menggeleng kuat. "Cowok dikelas ini tuh banyak, ada Riko, Raga, Tama, Alga, Ervan, bahkan si Jean aja masih ada nohh.. kenapa harus gue?!" Protes cowok bermanik mata hitam legam itu. Andra tidak terima, mau dikemanakan harga dirinya jika seantero sekolah menyaksikan dia menari nanti. Oh ayolah, itu pasti memalukan!

Andra tidak mau.

"Karena Andra yang terbaik." Jawab mereka kompak, membuat Andra memutar bola mata malas kemudian mengacungkan jari tengahnya. Teman-temannya memang mirip sekali dengan babi, anjing, dan para sekutu lain yang mendekam di kebun binatang. Andra sudah tak heran jika ia dijadikan tumbal dari keputusan sepihak yang mereka buat.

Alhasil nama-nama ini lah yang terpilih menjadi perwakilan kelas mereka.

Lomba Fashion show : Riko, Puri
Lomba Memasak : Ica, Zahwa, Sintia
Lomba Make up : Siska, Aurel, Lydia
Lomba Dance : Vio, Raisa, Rena, Tari, Riska, Ucup, Ijul, Andra
Lomba Cerdas Cermat kebangsaan : Raga, Ervan, Adila
Lomba Lari : Jean, Lilly
Lomba Basket : Tama, Alga, Ervan, Kirana, Vania
Lomba Futsal : Tirta, Riko, Fandy, Dani, Rey
Lomba E-Sport (PUBG) : Nanti kita bicarakan baik-baik

"Si Jeann.." Sorot mata Andra kembali menelusuri papan tulis itu mencari nama sohib bobrok teman seperjuangannya.

Lomba lari : Jean

Lomba lari.. Jeannn?

Jean lomba lari???!

Andra menggebrak meja tidak terima. "Gila ya lo pada! Si Jean dimasukkin lomba lari sedangkan gue lomba dance, emang biadab lo semua!" Protes Andra semakin tidak terima akan keputusan mereka semua ketika nama Jean malah dimasukkan kedalam perlombaan yang menurut Andra sangat normal dilakukan oleh cowok.

Padahal Andra akan sangat berlapang dada jika saja Jean dijadikan perwakilan lomba make up antar kelas, tapi kenyataannya disini hanya dirinya lah yang ternistakan.



"Punya temen kok bangsat semua. Cape gue lama-lama."



#ANDRALELAH



🐾🐾🐾

JEAN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang