0 | Ini Jean

3.6K 199 31
                                    





🐾

"Lo tuh kalo bego jangan kelewatan!" Andra memekik, ia menatap Jean jengah. Ingin sekali Andra mencabik-cabik cowok berlesung pipi itu saking kesalnya. "Ngapain lo mukulin anak SMA sebelah, Je?! Yang ada temen-temennya ngamuk, bego!"

"Gue cape ya tauran mulu, kita itu udah kelas 11 bro, tinggal 3 semester lagi kita lulus. Belum lagi sekarang lagi booming WW3, lo mau mati sebelum tobat, huh?!"

"Yaelah, And. Satu pukulan gak akan ada apa-apanya." Kata Jean kelewat santai seraya memasukkan keripik singkong kedalam mulutnya. Membuat Andra menghela nafas lelah. "Asal lo tau, satu pukulan lo bisa bikin masalah buat yang lain, Jean bego!"

"Sumpah demi sempaknya ibu kantin, gue gak bikin masalah. Dia yang duluan nyerang gue." Aku Jean. Kini cowok berlesung pipi itu sudah membuka babak kedua dengan meminta batagor milik Raisa.

"Lagian kalo mereka nyerang tinggal kita bales lah, apa susahnya?"

Lagi-lagi Andra dibuatnya kesal setengah mati. Demi apapun Andra lebih baik bermain basket dilapangan daripada harus menasihati Jean seperti ini.

Andra yang selalu menasihati Jean dan Jean yang tidak mau mendengarkan Andra, tentu tidak akan ada habisnya.

"Tapi lo udah gede. Seharusnya lo mikir dulu baru bertindak."

"Terserah lo deh, And! Gue cape, mau ngebokep aja."

Lihat! Apa Andra bilang, Jean itu tidak pernah mau mendengarkan, cowok itu lebih memilih berjalan kearah pojok kelas yang sering menjadi markasnya itu— meninggalkan Andra yang mulai menyumpah serapahi dirinya.

Jean tidak ambil pusing, ia tetap berjalan kearah belakang. Sebuah karpet yang tergelar dipojok sana menjadi sasaran yang pas disaat-saat seperti ini. Tentu, akan sangat nikmat jadinya bila menonton sambil rebahan, ditambah lagi beberapa camilan milik Raga yang tidak sengaja Jean temukan didalam tas cowok yang menjabat sebagai wakil sekretaris kelas itu yang kini sudah beralih ke dalam genggamannya.

Di kelas Jean, tepatnya kelas 11 IPS 4 terdapat markas perkumpulan orang-orang yang memiliki pemikiran dan juga prinsip hidup yang cenderung mengagungkan kata 'santuy'.

Iya, apa-apa santuy.

Ada Tugas? Santuy.
Disuruh Kerja kelompok? Santuy.
Ada ulangan mendadak? Santuy.
Dimarahin guru? Dapet nilai kecil? Sering bolos pelajaran? Santuy.

Yang paling penting tuh, ya santuy.

Jean sendiri merupakan salah satu dari komplotan itu, hidupnya ia biarkan mengalir begitu saja. Tidak ada aturan yang begitu mengekang. Jean sudah terbiasa hidup bebas semaunya. Karena menurut Jean, hidup itu cuma sekali dan harus dinikmati.

Pemilik nama asli Jeano Argya Dinata ini menganggap hidup adalah hak pribadi dan tidak seharusnya baik keluarga maupun sekolah mencampuri atau bahkan mengekang kehidupannya dengan aturan-aturan, larangan, dan lain sebagainya. Jean meyakini hanya Tuhan lah yang mengatur semuanya dan dia sebagai manusia hanya tinggal mengikuti alurnya saja.

Jean, cowok berlesung pipi ini memang terkenal karena pemikiran dan juga kelakuannya yang kelewat santai. Teman-temannya bahkan selalu ingin menukar hidupnya dengan kehidupan milik Jean yang katanya 'sempurna'. Ditambah dengan paras Jean yang berada diatas rata-rata tentu membuat siapa saja ingin menjadi dirinya.

Jean memiliki wajah Asia yang sangat senada dengan rambut kecokelatan dan juga kulit putihnya. Hidung yang mancung dan rahang yang tegas mampu mengikat kaum Hawa saat lengkungan itu terbentuk sempurna dari kedua pipinya.

Dalam bahasa karakteristik nama Jean berarti ceria dan penuh keyakinan. Tentu hal ini sangat cocok dengan kepribadian Jean itu sendiri.

Namun siapa sangka, kehidupan yang terlihat 'sempurna' pun tentu memiliki banyak misteri dan juga luka.

Dan dicerita ini, Jean akan memberi tahumu bahwa ceria diatas luka adalah kebohongan yang sempurna.




🐾 J E A N 🐾

JEAN [TAMAT]Where stories live. Discover now