Mg; 15

210 42 8
                                    

ma• ngata /mangata/ n bayangan bulan di air yang berbentuk seperti jalan.

; Aku bersyukur, Tuhan menciptakan kamu sebagai kesempurnaan hidup dari segala hal tak sempurna yang terkadang menyertai.

Melepas penat, hari ini aku telah berdandan rapih siap pergi ke club, aku ingin bersenang-senang menghabiskan waktu sampai pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melepas penat, hari ini aku telah berdandan rapih siap pergi ke club, aku ingin bersenang-senang menghabiskan waktu sampai pagi. Besok tak ada jadwal kuliah atau kerja, aku akan bebas melakukan apa pun tanpa khawatir tugas dan panggilan dari manager. Setelah memakai sepatu, dengan rambut ku biarkan sedikit berantakan, aku mengambil kunci motor lalu berangkat.

Dentuman musik sangat nyaring, memekikan telinga bagi mereka yang tak suka namun sangat tentram bagi ku yang tak tahu harus melampiaskan segala beban pada apa atau siapa. Sangat sulit meninggalkan kebiasaan satu ini, terlebih jika kekurangan motivasi untuk memperbaiki diri.

"Harvey, pacarnya mana?"
"Lagi pergi,"
"Sendirian dong sekarang?"
"Iyah,"

Di sini banyak orang yang ku kenal dan berteman baik, beberapa di antara mereka sempat jadi orang istimewa meski bukan kekasih seperti Selen.

"Minum, Vey."
"Ok,"

Malam ini, sebotol beer menjadi pembuka perjalanan panjang dimulai. Semakin DJ memainkan musik semakin aku menikmati hingar bingar panggung penuh dosa. Aku benar-benar larut dalam buaian kesenangan, lama kelamaan banyak perempuan yang mampir di table, mulai dari yang sangat ku kenal hingga wajah-wajah baru, mereka semua mengelilingi ku bahkan beberapa sudah mengantungkan lengannya membuat wajah kami begitu dekat satu sama lain.

"Pacar kamu galak banget sih, Vey. Aku gak suka."
"Oiya? Selen emang protect orangnya."
"Tapi... logis sih, habis kamu ganteng banget Vey, aku juga kalau jadi pacar kamu pasti takut kamu diambil cewek lain."
"Kamu berlebihan,"
"Aku? Kamu yang terlalu merendah Vey, coba tanya di sini siapa yang enggak suka sama kamu? Pertama lihat aja, banyak cewek yang langsung naksir kamu. Bilang deh kamu pengen cewek kayak gimana, pasti gak akan ditolak, kamu beruntung banget punya wajah seganteng ini."
"Um, ada kok yang nolak aku."
"Gak mungkin, liat mereka semua, agresif sama kamu. Bunuh diri namanya kalau nolak kamu,"
"Kita minum lagi, Sarah."
"Oke sayang."

Kami kembali menegak alkohol, kali ini lebih banyak porsi yang dihabiskan dan aku sepertinya mulai mabuk, entahlah, tapi semua terasa lebih ringan dan indah.

Cup!

Seorang perempuan mencium ku, tepat di bibir tapi dia bukan Sarah, aku bahkan baru pertama kali melihatnya.

"Halo, ganteng."

Cup!

"Aku Dara."
"Harvey,"

Kami saling berjabat tangan, sebuah formalitas klise ketika perempuan tadi menggeser posisi Sarah dan yang lainnya untuk duduk di samping ku.

"Apa aku bilang, kan? Kamu tuh banyak yang incer, Vey."

MangataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang