11 | Jean Makasih

Start from the beginning
                                    

[Cacing gue mati, bego! 😭😭😭]

[Bodo amat]

[Cepet kesini!]

[Ngapain?]

[Gausah banyak tanya]

[Cepetan]

[Yaelah, lo dimana?]

[Toilet cewek]

[Idih lo pikir gue cowok apaan

main ke toilet cewek]

[ki misih sici tik birdisi👙]

[Cepetan, Jean!]

[Iya gue kesana]

[Kalo digerebek lo yang

tanggung jawab tapi]

[nikahin gue]

[🙄]

[Gue gak mau ya cacing-cacing

gue hidup tanpa emak]

[😊]

[Iya aku kesana sayang😘]


Jean langsung mematikan ponsel dan memasukkannya kesaku celana. Ia bangkit lalu keluar dari kelas itu menuju gedung A SMA Dinata, tempat anak-anak IPA berada.

Dan disinilah Jean sekarang, dihadapkan dengan pintu toilet perempuan. Dengan ragu Jean mengetuk pintu berlapis kaca tidak tembus pandang itu.

Tok! Tok! Tok!

"Gisel! Ini gue Jean!" Ucap Jean sedikit berteriak.

Jean memundurkan badannya ketika pintu itu terbuka, menampilkan Gisel dan pintu-pintu toilet lain yang berada didalam. "Lo kenapa?" Tanya Jean mengingat cewek beriris mata coklat terang dihadapannya tidak terlihat terluka ataupun kesusahan. Lalu untuk apa Gisel meminta bantuannya?

Gisel menarik bahu Jean membuat cowok itu sedikit menunduk, kemudian ia mendekatkan mulutnya kearah telinga Jean.

"Beliin gue pembalut."

Mata Jean melebar. "Hah? Apa? Pembalut?" Tanya Jean memastikan, oh ayolah tidak ada sejarahnya cowok setampan Jean membeli pembalut.

Mau ditaro dimana kemaluan Jean?!

Gisel mengangguk, matanya sudah berkaca-kaca. Jean yang melihatnya pun jadi tidak tega. Terlebih cewek dengan nama asli Gisella Nadewa itu adalah sahabatnya sedari TK, tentu mana mungkin Jean tega membiarkan Gisel seperti ini. "Yaudah deh gue beliin. Lo tunggu disini." Ucap Jean mulai beranjak darisana.

Namun cekalan dari Gisel membuat cowok itu kembali berbalik. "Apa lagi?" Tanya Jean sedikit gemas.

"Yang bersayap ya." —Dan tatapan bodoh itu kembali muncul, diiringi sebuah tanda tanya besar dalam benak Jean.

Apanya yang bersayap?

Demi apapun, Jean ingin menangis rasanya.


***


Jean ingin mengabsen nama penghuni kebun binatang jika begini jadinya. Ia dihadapkan dengan rak-rak berisi barang dengan kemasan berwarna-warni itu. Jean tidak tahu merek dan rasa apa yang di inginkan Gisel. Ia mengambil satu yang berwarna ungu dengan gambar Hello kitty dikemasannya. Gisel mungkin suka blueberry? Jean sering melihat Gisel memakan roti dengan selai berwarna ungu itu, Gisel pasti suka Bluberry!

Jean tersenyum lalu memasukannya kedalam keranjang. Namun sedetik kemudian ia teringat sesuatu. Setahu Jean, Gisel juga suka jeruk, dia juga suka apel. Jadi rasa apa yang harus Jean beli?

Astaga, demi apapun Jean bingung.


Giselanjing

(Personal Chat)

[P]

[Gisel mau rasa apa?]

[Jean pusing]

[Rasa apaan?]

[Kok balik nanya sihh😭😭]

[Gisel mau yang mana?]

[Yang ada sayapnya]

[Kemasan yg warna orange]

[Rasa jeruk?]

[Apanya yang rasa jeruk?]

[Oh oke]


Jean tidak bertanya lebih lanjut ia langsung mengambil satu pack pembalut dengan kemasan berwarna orange lalu membawanya ke kasir. "Buat pacarnya ya, dek?" Tanya penjaga kasir itu.

Jean mengangguk seraya mengeluarkan selembar uang berwarna merah. "Ya kali buat saya mbak." Jawab Jean asal, membuat si mbak tertawa.

Jean mengambil kantung belanjaan itu, ia melirik kearah jajaran cokelat yang ada didekat meja kasir. "Tambah ini deh, mbak." Jean menyodorkan dua buah cokelat putih agar dimasukkan kedalam struk belanjaan. Ia teringat akan Gisel yang sangat menyukai white chocolate, Gisel pasti akan sangat senang jika Jean membelikannya camilan manis itu.

"72.500 ya, dek." Ucap si mbak kemudian memasukkan cokelat tadi kedalam kantung plastik. "Pulsanya gak sekalian, dek?" Tanyanya.

Jean menggeleng kemudian mengambil uang kembalian dan tak lupa katung belanjaannya, lalu bergegas kembali ke sekolah. Jean harus cepat, Gisel sedang menunggunya.


***


"Rok lo basah, Sel." Beritahu Jean kearah Gisel.

Gisel yang mengetahui hal itu meremas ujung roknya dan menatap Jean dengan mata berkaca-kaca. Jean yang melihatnya menggeleng kemudian mengusap puncak kepala Gisel pelan. "Udah gak papa, mending sekarang kita ke kelas gue dulu. Gue bawa jaket buat nutupin rok lo, gimana?" Tanya Jean yang dibalas dengan sebuah anggukkan dari Gisel.

"Yaudah lo jalan duluan, biar gue tutupin dari belakang." Suruh Jean seraya menjaga Gisel dari belakang. Tubuh Jean yang tinggi dan sedikit berisi tentu mampu menutupi tubuh Gisel yang tidak seberapa itu.

Gisel hanya menunggu di depan kelas Jean, sedangkan cowok berlesung pipi itu sudah berlari menuju tasnya untuk mengambil jaket berwarna hitam yang ada didalam sana. Jean pun segera kembali, dengan cekatan ia menyampirkan jaket itu di pinggang Gisel membuat rok pendek berempel keliling milik Gisel tertutupi setengahnya.

Gisel menatap Jean lembut kemudian memeluknya erat. "Jeje, makasih." Ucap gadis bermanik mata coklat terang itu, membuat lengkungan manis dipipi Jean terbit diiringi dengan gusakkan lembut yang ia berikan pada rambut Gisel.

Entahlah, Jean tidak mengerti, mengapa dirinya sangat nyaman kali ini.




***

JEAN [TAMAT]Where stories live. Discover now