MT 25

214K 7.6K 296
                                    

Sebelum baca jangan lupa Vote karna vote
teman² penting, supaya gue makin semangat ngelanjutin ceritanya.
Jangan lupa juga coment, agar gue semakin semangat buat update untuk teman-teman semuanya.

Makasih😘

Maaf kalau ada typo




Happy Reading😘




Bu Sinta berjalan di koridor sekolah, untuk menemui kepala sekolah. Bu Sinta disaat sudah dekat dengan ruangan kepsek, ia melihat bahwa ruangan tersebut terbuka pintunya.

"Permisi pak" ucap Bu Sinta yang langsung masuk, dan langsung duduk di kursi, yang ada di depannya Jidan

"Iya kenapa bu?" tanya Jidan yang dari tadi matanya tetap di laptop, tapi sekarang matanya tepat berhadapan dengan Bu Sinta

"Ada beberapa siswa dilapangan yang sedang di hukum pak, karna mereka semua terlambat. Saya panggil bapak disini agar mereka tidak terlambat lagi, dan biarkan Pak Jidan turun tangan memberikan hukuman ke mereka" ucap Bu Sinta panjang lebar

"Kenapa bukan ibu? Itukan sudah tugas ibu jadi guru BK?" tanya Jidan yang dingin

"Anak saya sakit pak, makanya saya sekalian kesini buat minta izin sama Pak Jidan. Sekalian biar bapak turun tangan, agar mereka tidak terlambat lagi" ucap Bu Sinta

"Baiklah, ibu bisa pulang. Saya mendoakan semoga anak Bu Sinta kembali sehat lagi" ucap Jidan dengan sopannya

"Makasih pak. Sudah ada anak osis yang menjaga dilapangan" ucap Bu Sinta

Jidan dan Bu Sinta, akhirnya berjalan untuk menuju ke lapangan. Tibanya di lapangan tidak sengaja Amel melihat suaminya itu

Mampus! Kesini lagi Kak Jidan. Batin mel yang panik, dan terus nunduk agar tidak ketahuan

Semua murid yang terlambat melihat gurunya itu berjalan mengarah ke sini. Bikin makin senang saja Siswa/i yang sedang terlambat

"Kalau Pak Jidan yang hukum gue, gue rela terlambat terus. Agar bisa liat kepsek terus"

"Haduh Pak Jidan tiap hari makin mempesona"

"Nyokapnya Pak Jidan pintar ya atur pakaiannya sampai rapi gitu"

"Badannya atletis banget"

"Gue lulus harus ganteng mirip pak jidan"

"Pak Jidan panutan gue"

Begitulah kira-kira bisikan Siswa/i yang terlambat, dan Amel yang mendengar bisikan mereka langsung memutar bola matanya yang jengah

Nasib punya suami ganteng. Batin Amel

Bu Sinta dan Pak Jidan ada dilapangan, tepatnya di depan murid yang terlambat. Anak osis yang melihat Pak Jidan langsung kagum karna ke gantengannya, terutama anggota osis yang perempuan.

"Baik anak-anak ibu tidak bisa beri kalian hukuman, karna anak ibu sedang sakit. Jadi Pak Jidan yang bakal menghukum kalian" ucap Bu Sinta

My Teacher [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora