[ TAHAP REVISI ] [ HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]
"Suka hujan itu boleh, tapi kesehatan lebih penting." Kata-kata dari bibir itu selalu terngiang-ngiang di otak Rere.
Claretta Valerie -- Rere si gadis manis penyuka hujan yang begitu polos jatuh cint...
"Seriusan tuh kakak kelas punya masalah hidup apa sih? Gue masa diejek ga bisa main voli, sok paling jago banget tuh orang,"
"Gue tadi kan cuma meleset dikit, takdir dia tuh ketimpuk bola voli! Benjol dikit aja sakit, cowok cemen,"
"Mana gue di bilang kayak macan, macan ndasmu! Gue ngap mampus lo!"
Usai kejadian yang menimpa Mona beberapa menit lalu, gadis itu kini sedang mengomel tak ada hentinya, mencemoh lelaki yang sudah menyebutnya sebagai macan betina.
Sampai-sampai, Mona tak sadar sudah habis dua mangkuk mie ayam untuk menuangkan rasa kesal dan laparnya yang menjadi satu.
"Mon, sabar Mon. Istighfar, lo udah kebablasan dua mangkuk tuh!" Peringat Ara yang duduk di samping Mona.
Setelah pembelajaran olahraga berakhir, mereka kini menghabiskan waktu berada di kantin untuk memuaskan perut. Tentunya Rere ikut serta disana, ketiga gadis itu duduk di salah satu meja kantin yang sama, mendengarkan Mona yang mencerocos tak ada habis-habisnya.
"Mbak Inem! Mie ayam satu lagi!"
Mbak Inem muncul dari balik etalase makanan, "meluncur mbak Momon!"
Ara makin melotot saja melihat tingkah Mona, temannya itu kesurupan setan perut karet!
"Astagfirullahaladzim, lo udah ya gila Mon? Sadar woy, pulang-pulang perut lo melar gue ketawain seriusan!" Ara geleng-geleng kepala heran, Mona masih tak menggubrisnya.
