[ TAHAP REVISI ] [ HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]
"Suka hujan itu boleh, tapi kesehatan lebih penting." Kata-kata dari bibir itu selalu terngiang-ngiang di otak Rere.
Claretta Valerie -- Rere si gadis manis penyuka hujan yang begitu polos jatuh cint...
Setelah menyeruput es teh manis guna menghilangkan tenggorokannya yang seret, Rere menghela nafasnya.
"Kalian kenapa sih? Kalian nggak suka ya lihat aku bahagia?"
Ara gelagapan sendiri, "g-ga gitu Re .. Cowok itu, dia ga baik buat lo. Nanti yang ada .."
"Apa?"
"Ughh, lo belum pernah ngerasain di pedesin sama cowok ganteng sih! Lihat aja, nanti pasti mata lo itu akan terbuka." Gemas Mona.
Rere tak mengerti ucapan Mona, matanya akan terbuka? Perasaan daritadi matanya terbuka, buktinya saja dia bisa melihat begini.
"Gue ingetin sekali lagi ya Re. Resapi, hayati, dan pikirkan lagi baik-baik oke?"
Rere malah menahan tawanya mendengar ucapan Ara, "baik bu Ara."
"Kak Agam itu, orangnya dingin banget — "
"Hah?? Badannya dingin kayak kulkas? Atau kayak .. Elsa Frozen yang bisa ngeluarin es?"
Belum juga belum, Rere langsung menyambar memotong kalimat Ara.
Hadeuhh bukk, polos sama bodoh memang beda tipis ya ...
"Ihh, diem dulu!" Gemas Ara.
Mau tak mau Rere pun menurut, kini ia lebih memfokuskan telinganya mendengarkan penjelasan Ara.
"Dinginnya bukan dingin kayak gitu! Maksudnya, sifatnya itu dingin. Sifat dingin itu kayak cuek, jutek, mukanya datar kayak tembok, ga punya ekspresi, diem melulu jarang ngomong — "
"Julid banget ya bund." Lagi-lagi kalimatnya terpotong, kali ini bukan Rere tetapi Mona yang menyambar.
"Gue lakban nih ya mulut lo!"
Sabar .. Sabar ..
Rere dan Mona cekikikan melihat ekspresi Ara. Lihat, hidung gadis itu kini kembang kempis seperti gulali.
Ara menarik nafasnya panjang untuk kembali menjelaskan, "denger-denger nih ya. Dulu, ada cewek yang kekeuh banget ngejar si kakak kelas bak gunung es itu. Tapi akhirnya, dia pun capek sendiri."