Penelitian Berujung Petaka (@liyanoona)

159 8 0
                                    

Cast:
1. Rosé Blackpink as Liyana Putri
2. Jaehyun NCT as Jeffrin Niko Jesita

"Lo yakin mau ngadain penelitian di sini, Nik?" Gadis bernama lengkap Liyana Putri itu menunjuk sebuah kertas yang disodorkan oleh temannya, Jeffrin Niko Jesita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo yakin mau ngadain penelitian di sini, Nik?" Gadis bernama lengkap Liyana Putri itu menunjuk sebuah kertas yang disodorkan oleh temannya, Jeffrin Niko Jesita.

"Yakin lah, kenapa? Lo takut?" kata Niko setengah mengejek.

"Bukannya gua takut. Tapi nggak ada tempat lain lagi apa? Lo nggak denger kata orang-orang tentang sejarah tempat ini?" Liya masih berusaha untuk mengubah keputusan Niko.

"Liy, tempat ini udah paling tepat buat penelitian kita." Niko ya tetap Niko, dia tidak akan mau mengubah keputusannya demi orang lain.

Liya hanya meringis. Tugas akhir semester membuat dirinya stres, ditambah Niko yang mengajaknya praktikum di tempat yang terbilang angker.

Niko dan Liya adalah mahasiswa jurusan sejarah yang akan melakukan penelitian. Mereka berdua akan mengunjungi sebuah bangunan tua untuk penelitian.

"Terserah lo aja. Kalau terjadi apa-apa gua nggak tanggung jawab," kata Liya mengingatkan.

"Nggak usah lebay, ada gua." Niko dengan percaya dirinya mengatakan seperti itu. Seakan-akan tidak percaya dengan adanya hal gaib.


***


Kamis, 15 Januari 2020. Hari yang tidak diinginkan oleh Liya akhirnya tiba juga. Tidak terasa hari telah berlalu begitu cepat hingga gadis itu tidak sadar.

Namun, mau tidak mau gadis itu harus menjalani hari ini. Demi tidak ingin dicap sebagai seorang penakut oleh teman satu kelompoknya. Siapa lagi kalau bukan lelaki tampan bernama Niko?

"Muka lo kenapa ditekuk gitu? Udah jelek makin jelek." Niko menghujani Liya dengan berbagai ejekan sejak melihat gadis itu. Dia tahu jika temannya itu masih kesal dengan keputusan tempat untuk melakukan penelitian tugas akhir.

"Apa sih!"

Niko yang gemas melihat temannya itu langsung mencubit pipi gadis itu.

"Sakit anjir!" Liya mengusap-usap pipinya yang terasa panas dan sakit akibat cubitan dari Niko.

"Udah ah, ayo kita masuk ke dalem," ajak Niko.

Liya menelan ludahnya dengan susah payah. Berada di luar bangunan saja sudah membuatnya bergidik ngeri, apa lagi masuk ke dalamnya nanti?

"Nik, lo serius mau masuk ke bangunan tua ini?" tanya gadis itu ragu-ragu.

"Tenang, ada gua di sini." Niko berlagak santai, walaupun aslinya lelaki itu juga merasakan aura yang tidak enak saat menginjakkan kakinya di bangunan tua ini.

"Kalau tiba-tiba ada sesuatu lo yakin berani?"

"Ada Tuhan, lo nggak usah takut. Dasar cewek," sahut Niko.

Liya benar-benar ingin melempar kepala Niko dengan batu. Kenapa cowok itu keras kepala sekali sih? Memang jika terjadi apa-apa dengan dirinya, dia mau bertanggung jawab?

"Ayo masuk, lo mau dapet nilai bagus nggak?" Niko melambaikan kertas dan juga menenteng kamera yang berada di tangannya, bermaksud untuk segera mengerjakan penelitiannya.

"Iya, lo duluan buru. Tapi jangan lama-lama."

"Santai, kita nggak lama. Paling setengah jam doang kok."

Liya menghela napas dengan berat. Kakinya melangkah masuk ke dalam bangunan itu, mengikuti Niko yang terlebih dahulu sudah masuk ke dalam. Gadis itu melihat ke sekeliling, yang ternyata banyak benda-benda kuno seperti keris dan semacamnya yang sudah berdebu karena tidak terurus.

Baru masuk saja, suasana sudah terasa berbeda. Seperti berada di alam yang berbeda juga.

"Jangan di pegang!" gertak Liya. Gadis itu menghampiri Niko yang ingin memegang salah satu benda yang berada di dalam bangunan itu.

"Kenapa?" Niko mengurungkan niatnya karena mendapat peringatan dari Liya.

"Lo nggak boleh nyentuh benda-benda di sini, Nik. Pokoknya jangan sampai lo nyentuh barang di sini satu pun."

Niko diam, dia penasaran dengan apa yang terjadi setelah dia menyentuh barang-barang di sini. Dia berpikir jika Liya sepertinya mengetahui seluk-beluk mengenai bangunan ini.

"Lo tau sesuatu?" Niko mendekati Liya, tidak lupa sebelah tangannya menggenggam tangan gadis itu. "Kok kayaknya lo nyembunyiin sesuatu dari gua?"


Skak mat!


"Nggak, gua nggak tau apa-apa." Liya menarik tangannya secara paksa dari genggaman Niko. Entah kenapa dirinya malah takut saat lelaki itu kini mencurigainya.


Kriet ... Bruk ....


Mata Liya dan Niko spontan membulat saat mendengarkan suara pintu tertutup dan diiringi oleh sesuatu yang jatuh. Tidak lama setelah itu, muncul seorang wanita setengah baya dari langit-langit bangunan.

Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah marun. Wajahnya dirias dengan sedemikian cantiknya. Dan kakinya yang tidak menapak tanah.

"Nik, itu apa?" lirih Liya. Jelas-jelas gadis itu tengah melihat setan di hadapannya, masih saja bertanya hal bodoh. "Gua takut Nik!"

"Se--tan! Gua bukan anak indigo, tapi kenapa gua bisa lihat hal begituan!" suara Niko bergetar, tubuhnya pun merasakan hal yang sama.

"Lo baca-baca, gua juga."


Srak!!


Napas Liya dan Niko sama-sama tercekat kala melihat sosok wanita itu memicingkan mata ke arah mereka berdua. Matanya merah dan menyala seperti lampu.

Liya menggapai tangan Niko dan memeluk lelaki itu erat-erat. Dia sudah menebak jika hal-hal seperti ini akan terjadi. Dan benar saja hal yang tidak ingin dia alami terjadi saat ini juga. Semua ini karena Niko.

Jika Niko tidak bersikukuh untuk mengadakan penelitian di bangunan tua ini, mereka tidak akan bertemu dengan setan. Untuk yang pertama kalinya, mereka bisa melihat setan karena tugas terkutuk.

"Nik, gua pengen balik! Hiks …." Liya menangis sesenggukan di pelukan Niko. "Semua gara-gara lo pokoknya, gua takut Nik!"

Sedangkan lelaki itu hanya diam saja. Mematung seperti patung sungguhan. Tidak merespon perkataan Liya barang sepatah kata.

"Niko!" Liya menggoyang-goyangkan badan Niko yang telah kaku. Gadis itu melepas pelukannya dan melihat lelaki di hadapannya melotot dengan mata yang menangis. Bukan cairan bening yang keluar dari mata lelaki itu, melainkan darah.

Tidak disangka, Niko meninggal saat itu juga. Membuat Liya semakin ketakutan untuk meninggalkan tempat ini. Tidak disangka, penelitian ini berujung petaka.

Bogor, 18 Januari 2020

liyanoona

Creepy First Experience [✔]Where stories live. Discover now