Penunggu Kelas 302 (@Rauzatin)

185 12 0
                                    

CAST:

1. Oh Sehun as Dion.
2. Cai Xukun as Aldo.

Dion adalah murid baru di SMA Harapan Bangsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dion adalah murid baru di SMA Harapan Bangsa. Meski baru pindah, Dion sudah menjadi pusat perhatian di sekolah tersebut.

Karena tampangnya yang ganteng dan postur tubuhnya yang tinggi, wajar saja kalau Dion digilai para siswi.

Di lain tempat, Aldo tengah memperhatikan kerumunan di kelas 302. Aldo yang penasaran mulai mendekati kelas tersebut. Ketika sudah sampai, betapa terkejutnya Aldo, melihat Dion dikelilingi gadis-gadis. Bahkan, siswi dari kelas lain pun ikut mengelilinginya.

Bel masuk berbunyi, semua murid masuk ke kelasnya masing-masing. etika memulai pelajaran Dion merasa ada yang memperhatikannya. Awalnya dia tidak menghiraukan, lama kelamaan hatinya merasa tidak tenang. Dan saat Dion melihat ke belakang ternyata seorang gadis dengan rambut sebatas bahu, bola mata bulat, serta pipinya yang chubby tengah memperhatikannya. Dion hanya senyum melihat gadis itu.

Ketika bel istirahat, Dion memberanikan diri untuk berkenalan dengan gadis tersebut, padahal Dion anaknya pendiam, terkesan dingin dan tidak pernah mengajak orang lain memulai pembicaraan, tapi gadis tersebut pengecualiannya. Entahlah dia pun tidak tahu kenapa, dia seperti pernah bertemu sebelumnya dengan gadis itu.

"Hai, kenalkan namaku Dion Pratama," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Aku Agata Nana," jawab si gadis sambil membalas uluran tangan Dion. Dion agak terkejut karena tangan Nana sangat dingin.

"Apa kamu tidak pergi ke kantin?" tanya Dion. Namun, hanya gelengan yang Dion dapatkan. Dan ketika dia ingin bertanya lagi, ada suara yang mendahuluinya

"DION!" teriak seseorang di ambang pintu.

Dion sangat terkejut ketika melihat orang yang meneriakin namanya tengah berjalan ke arahnya sambil tersenyum lebar.

"Hey bro! Udah lama ya kita gak ketemu," kata Dion seraya berjabat tangan dan memeluk Aldo. Ya, yang memanggil Dion tadi adalah Aldo. Sahabat Dion semasa kecil sampai sekarang.

"Iya bro udah lama banget semenjak lo pindah ke luar negeri," sahut Aldo.

"Ngomong-ngomong gimana kabar lo?" tanya Dion lagi.

"Ya kabar gue seperti yang lo liat ini," jawab Aldo. Dion hanya menganggukkan kepalanya.

"Ke kantin yuk! Daripada lo ngomong sendiri kayak orang gila."

"Siapa juga yang ngomong sendiri? Aneh lo!"

"Lo yang aneh tau!"

"Tapi ...." Belum sempat Dion menjawab, tangannya sudah ditarik oleh Aldo. Padahal Dion ingin mengatakan mau mengajak Nana ke kantin sekalian. Namun, Aldo langsung menariknya keluar dari kelas. Ketika Dion menengok ke belakang tepatnya ke arah Nana, raut wajah Nana kelihatan sedih dan menunjukkan kerinduan.

Tak terasa bel pulang sekolah berbunyi, semua murid membereskan peralatannya termasuk Dion. Saat ingin beranjak dari bangkunya, dia melihat ke arah Nana yang hanya diam saja tanpa ada niat untuk bangun dari kursi itu.

"Kamu gak pulang, Na?"

"Kamu duluan aja."

"Ya udah, aku duluan ya? Kamu hati-hati di sini, Na. Karena aku denger dari murid yang lain kelas ini sedikit angker," jelas Dion setengah bercanda.

"Iya aku tau kok," balas Nana dengan senyum manisnya. Hampir saja Dion jantungan karena senyum Nana.

Sesampainya di parkiran, Aldo sudah menunggu Dion di atas motornya, karena waktu di kantin tadi Aldo mengajak Dion main ke rumahnya seperti dulu sebelum Aldo pindah ke luar negeri. Mereka pun menyalakan motor masing-masing dan meninggalkan parkiran tanpa mereka sadari Nana tengah memperhatikan mereka dari lantai dua dengan raut wajah sedih.

Sesampainya di rumah Aldo, mereka langsung menuju ke kamar Aldo karna kamar tersebut menjadi tempat favorit buat Dion begitu juga sebaliknya.

"Oh iya, rumah lo keliatan sepi, Do. Bokap sama nyokap lo mana? Terus calon istri gue juga gak ada nih."

"Lo kok udah berisik ya sekarang? Biasanya ngomong aja males, apalagi sama cewek-cewek, paling anti!" balas Aldo tanpa menjawab pertanyaan Dion.

"Kalau sama lo and calon istri gue bedalah! Kalian kan spesial, kalau mereka mah bukan siapa-siapa gue. Jadi ngapain juga gue ngomong?"

"Tadi aja lo ngomong sendiri, berarti yang lo ajak ngomong tadi spesial juga."

Dion hanya diam, karena dia juga gak tahu kenapa seberani itu berkenalan dengan Nana.

Karena melihat Dion yang terud diam tanpa jawaban, Aldo langsung mengalihkan pembicaraan.

"Ya udah, gak usah dipikirin juga. Gue cuma becanda kok. Oh iya, gue ambil cemilan dulu ya? Dan ada yang mau gue ceritain juga sama lo," kata Aldo. Dion pun hanya menganggukkan kepala. Karena dia juga penasaran dengan cerita Aldo.

"Do, emang lo mau cerita apa sih? Kayaknya penting banget."

"Emang penting buat lo tau, biar lo nanti gak kecewa karena ini menyangkut tentang adik gue."

"Emang kenapa sama Gaga, Go?"

Dion memanggil adiknya Aldo dengan sebutan Gaga karena namanya Agata Nana. Ya, gadis yang diajak berkenalan dengan Dion tadi namanya juga Agata Nana, hanya saja Dion lupa nama panjang Nana, karena dia biasa panggil Nana dengan sebutan Gaga katanya panggilan sayang.

Akhirnya Aldo pun menceritakan semuanya. Apa yang terjadi selama Dion keluar negeri, kenapa rumahnya sepi, dan kenapa Gaga tidak pernah kelihatan. Aldo menceritakan semuanya tanpa ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurangi biar Dion tahu semuanya.

"Jadi maksud lo, Gaga udah meninggal, Do? Gak mungkin! Lo pasti becanda kan sama gue?!" tanya Dion yang terkejut mendengar cerita Aldo.

"Gue gak bohong, Yon. Gaga meninggal karena di-bully sama kakak kelasnya, kakak kelasnya dendam sama Gaga gara-gara cowok yang dia suka ternyata suka sama Gaga. Gue sedih dan kecewa adik gue satu-satunya ninggalin gue, gue ngerasa gagal menjadi seorang kakak dan gagal lindungi adik gue sendiri, padahal selama ini dia tertekan. Gaga pandai banget nyembunyiinnya dari gue dan ortu gue. Dan asal lo tau, kelas yang lo dudukin itu kelas Gaga dan tempat duduknya tepat di belakang bangku lo. Bangku itu pun dikosongkan gara-gara ada kejadian waktu murid baru masuk ke kelas lo, dia duduk di bangku Gaga dan tiba-tiba murid baru itu nangis sendiri setelah itu dia pingsan."






Aceh, 15 Januari 2020.
Rauzatin

Creepy First Experience [✔]Where stories live. Discover now