The Exorcists (@iluvplumtea)

1K 91 29
                                    

CAST:

1. Oh Sehun as Sehun.
2. Song Yunhyeong as Yunhyeong.
3. Lalisa as Lisa.

“Apa kau yakin bisa menemukan Lisa dengan cara ini?”

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

“Apa kau yakin bisa menemukan Lisa dengan cara ini?”

“Tentu saja.”

Sehun mengamati kakak sepupunya yang sedang menyalakan lilin satu per satu di setiap sudut pentagram yang dibuatnya dengan garam.

Yunhyeong mematikan pematik apinya. Meluruskan tubuhnya, kemudian ia mengeluarkan sebuah cermin saku berbingkai ukiran bunga teratai terbuat dari perak murni. Lama ia menatapnya.

“Ada jejak ritual pemanggilan arwah di sini.”

“Lisa itu penakut. Dia tidak akan melakukan hal itu,” ujar Sehun.

“Aku tidak menuduh pacarmu. Banyak siswa yang melakukannya karena iseng. Tanpa memikirkan konsekuensinya, tanpa tahu apa yang bisa saja terpanggil.” Suara Yunhyeong melirih. Ia memandang sekeliling.

Sehun ikut mengedarkan pandangannya, tak banyak yang bisa dilihat di dalam temaram. Gudang di belakang sekolahnya sudah terlihat angker di siang hari. Berada di sini menjelang tengah malam sambil melakukan pemanggilan arwah, menciutkan nyalinya. Ia bergidik ketika melihat mangkuk porselen putih berisi darah —entah apa ia tidak ingin tahu— yang terletak lima jengkal darinya. Ia sedang berdiri di tengah pentagram sambil memegang sebuah pedang yang juga terbuat dari perak murni atas perintah Yunhyeong.

Sehun menghela napas, ia merasa sangat konyol sekarang. Dalam kondisi normal ia tidak akan sudi menuruti perintah pria yang lebih tua delapan tahun darinya itu. Exorcist yang bekerja sampingan sebagai aktor.

Demi Lisa, batinnya putus asa.

“Bayangkan sosok Lisa dalam benakmu,” ujar Yunhyeong.

Sehun memejamkan matanya. Membayangkan wajah gadis yang dicintainya. Matanya yang memancarkan sinar hangat ketika menatapnya, hidungnya, bibirnya yang merekah ketika tersenyum. Rambut panjangnya. Tubuh rampingnya. Kakinya yang jenjang.

“Buka matamu.”

Sehun disambut seberkas sinar yang menusuk matanya. Ia tersentak, tetapi tidak merasakan sakit.

“Apa pun yang terjadi, diam di tempatmu.”

Yunhyeong membakar kertas jimat sambil merapal mantra, kemudian melemparkan kertas yang berapi itu ke dalam mangkuk berisi darah.

Sehun menelan ludahnya, merasakan angin dingin meniup tengkuknya. Pintu gudang terhempas menutup dan membuka. Aroma darah bercampur dengan bau daging busuk memenuhi hidungnya, membuatnya ingin muntah.

“Wahai roh yang menghuni tempat ini, datanglah. Tunjukkan wujudmu.”

Kali ini bukan hanya embusan angin, tetapi Sehun juga mendengar suara benda diseret. Kemudian suara yang membuat bulu kuduknya berdiri. Suara tawa yang dingin dan penuh kebencian.

Creepy First Experience [✔]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin