*27*

9 0 0
                                    

Sejauh ini, anak-anak sekolah SMA X merasa seperti anak-anak dari kalangan jetset yang dimanjakan oleh orang tuanya, mereka kali ini benar-benar puas berlibur, padahal sehabis pulang dari kota ini, seminggu kemudian mereka harus menghadapi masa-masa ujian sekolah yang menegangkan. Tapi saat ini, seseram apa pun ujian nanti yang akan mereka hadapi, mereka lupakan sejenak. Benar-benar menikmati liburan dan suasana yang jauh berbeda dengan kondisi di rumah masing-masing, kondisi di sekolah, apalagi kondisi ibukota yang luar biasa sumpek. Disini mereka enjoy sekali.

Sebentar lagi gala dinner akan dimulai, A.D sekarang berdiri mematung dari selasar kamar mereka melihat dari kejauhan taman kebun milik hotel tempat Gala Dinner sekolah mereka berlangsung yang mulai ramai dan sudah riuh rendah.

"Aku berharap saat ini diri mu membawa rokok daun itu," Seru Byan, "Suasananya pas sekali."

"Ya, aku juga berharap begitu," Tukas A.D.

'Tok...tok...tok'

Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Begitu Anton membukakan pintu, Nampak Arna dan Nami yang sudah berdandan dengan maksimal menunggu mereka di depan pintu, Toby dan A.D sudah siap dan berpakaian parlente dengan celana serta pakaian terbaik mereka, jomplang sekali dengan kondisi Anton dan Byan yang bahkan belum mandi, terutama Byan, di satu sisi ia senang melihat Nami yang semakin cantik semakin ia lihat, satu sisinya tentu saja, ia sedang cuman memakai boxer dan berkalung handukan. Melihat wajah Nami yang bahkan seperti tidak mau menolehnya membuat dirinya seperti merasa dibanting dan dihancurkan perasaannya. Cepat-cepat ia berkemas dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

"Ton, kami duluan ya," A.D mengajak Toby bersama dengan Arna dan Nami.

"Diri mu baik-baik saja, D?" Tanya Arna di awal perjalanan mereka ke gala dinner, melihat ada sesuatu yang nampak janggal dengan kekasihnya.

"Apa aku nampak tidak baik-baik saja?" Tanya A.D balik.

"Entah lah, ku lihat dirimu seperti tidak menikmati liburan ini sama sekali,"

"Oh aku menikmati kok, dimana pun asal bersama diri mu dan nggak perlu pake liburan, aku udah seneng, termasuk sekarang."

"Trus?"

"Trus apa?"

"Wajah mu nampak tidak begitu senang sekarang,"

"Oh ya?"

A.D tidak menyangkal pun tidak juga mengakui.

Dari kejauhan di dalam perjalanan mereka, sekilas A.D melihat sosok Aby duduk di anak tangga dengan botol air mineral di sampingnya.. Ia memang sudah lama tidak bersua dengan anak itu, bukan ia sengaja menghindar, tapi memang ia tidak merasa perlu berkonfrontasi dengannya atas apa pun kekejian yang pernah disampaikan soal A.D, Arna dan Toby, tidak perlu. Yang aneh adalah tatapan anak itu kepadanya sekarang, yang melihat dengan tatapan yang sama sekali tidak menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap A.D. 

Ah, ia tidak terlalu peduli meski begitu. Kau tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai atau membenci mu, setiap orang berhak untuk menyukai orang lain, setiap orang juga berhak untuk membenci, meski itu termasuk membenci dirinya, pikir A.D.

Suara riuh terdengar dari arah taman tempat gala dinner berlangsung dimana sebagian besar siswa sudah berada disana. Begitu mereka sampai, suara riuh yang semakin gaduh begitu muncul tayangan video di layar lebar dari projektor yang dipasang di tengah-tengah panggung disiapkan. Yang membuat gaduh adalah orang di dalam video itu adalah tak lain dan tak bukan, bapak presiden Ir. Joko Widodo.

"Selamat ulang tahun buat ananda Aerlangga Dirgantara yang ke-17. Semoga menjadi anak lelaki yang tangguh dan selalu menjadi kebanggaan orang tua," Ucap pak Presiden di dalam video itu. Dengan logat khas jawa medoknya.

Awal DesemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang