6. Bang Andra Pulang!!

Mulai dari awal
                                    

"Loh? Kan biasanya kalian bareng terus." Ucap guru itu. Ya semua guru mengetahui jika Rey dan Sheila dekat. Siapa yang tak kenal Sheila dan Reyhan? Orang tua mereka adalah donatur terbesar di SMA Merdeka.

Sheila tak menjawab ia lebih memilih diam dan memikirkan dimana Rey sekarang ini. Guru pun akhirnya lebih memilih mengajar daripada menunggu Rey yang ntah akan datang atau tidak.

Sampai bel istirahat Rey tak kunjung datang. Akhirnya Sheila tau dimana Rey sekarang tanpa ba bi bu Sheila langsung menuju rooftop. Sheila menaiki satu persatu tangga yang menuju rooftop dibukanya pintu coklat itu. Setelah pintu benar-benar terbuka Sheila melihat Rey dan kedua sahabatnya yang sedang duduk di kursi sembari memakan camilan dengan HP yang miring. Pasti kalian tau apa yang sedang mereka mainkan.

Sheila mendekat ke arah tiga lelaki itu lalu berdehem.

"Ekhem." Suara Sheila lumayan keras sehingga ketiga lelaki yang sedang bermain game online di ponsel masing-masing itu terperenjat.

"Ngagetin lo nyet! Untung HP gue ga jatoh" Ucap Dhafi dengan mata yang menatap Sheila kesal.

"Ngapain lo ke sini La?" Tanya Revan dengan mata yang menyipit karena silau melihat Sheila.

"Mau bawa anak kambing yang satu itu pergi." Ucap Sheila dengan mata yang menatap Rey namun yang di tetap pura-pura tak tau dan tetap sibuk dengan ponselnya.

"Oh ya udah sekalian deh gue mau ke kantin laper, yo Dhaf Rey." Ajak Revan yang mengerti dengan ucapan Sheila tadi.

Akhirnya mereka berempat pergi ke kantin. Di sana sudah ada Alifa dan Tasya yang sengaja menunggu.

"Heh kalian berdua kemana aja lo?" Tanya Tasya pada Revan dan Dhafi dengan suara yang sedikit berteriak.

"Biarin gue nafas dulu kek." Jcap Dhafi jengah.

"Berisik kalian semua! Mau pesen apa buruan gue lagi baik nih mau bayarin makan kalian kalo gue lagi ga baik mah gue ogah keluarin uang buat kutu badak macam kalian." Ucap Revan yang langsung disambut dengan antusias teman-teman nya.

"Gue mau soto." Ucap Tasya dengan cepat.

"Ya udah semuanya soto biar ga ribet. Dhaf bantuin gue lo yang pesen minum sono!" Titah Revan pada Dhafi.

Tanpa berkata lagi Dhafi langsung menuju stand minuman dan Revan menuju stand soto. Sedangkan Tasya, Alifa dan Sheila lebih memilih untuk mengobrol sembari menunggu makanan datang jangan lupakan di sini ada Rey tapi okelah itu tak penting karena Rey hanya diam melihat apa yang teman-teman nya lakukan.

Tring.

Suara ponsel Rey yang di taruh di saku celana abu-abunya berbunyi dengan buru-buru Rey membuka untuk melihat pesan dari siapa yang ia dapat. Sheila sedikit mengernyit karena aneh melihat Rey yang tengah tersenyum tipis pada ponselnya.

Siapa yang ngechat dia? Sampe senyum-senyum sendiri gitu ucap Sheila dalam hati.

Sampai akhirnya makanan pun datang Rey langsung memasukan lagi ponselnya ke dalam saku celana dan langsung menyantap soto yang ada di hadapan nya. Tak perlu waktu lama soto dan es teh yang ada di meja itu sudah habis tak tersisa. Sheila dan Rey memilih untuk pergi ke kelas lebih dulu. Seperti biasa Rey dan Sheila selalu menjadi pusat perhatian.

Sampai di kelas Sheila langsung duduk di tempatnya begitu juga dengan Rey.

"Rey." Panggil Sheila.

"Hm" Jawab Rey tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Yang tadi chat lo siapa?" Tanya Sheila to the point.

"Bukan siapa-siapa." Jawab Rey seadanya dan langsung mengeluarkan buku pelajaran karena guru telah masuk ke dalam kelasnya.

Niat sheila untuk bertanya lebih lagi terpaksa harus di urungkan karena guru sudah duduk manis seraya mengabsen.

Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu namun keenam remaja ini belum juga bangkit dari tempat nya.

Drtt.. Drrtt..

Suara ponsel yang ada di atas meja mengalihkan pandangan dari keenam remaja itu Sheila mengernyit setelah melihat siapa yang menelfon nya.

"Halo bang." Ucap Sheila mengawali setelah menekan tombol hijau.

"Keluar de abang di gerbang." ucap Andra di sebrang sana.

"Ngelawak lo? Sejak kapan sekolah gue di Amsterdam?" Tanya Sheila pada kakaknya itu.

"Gue udah pulang anjir." Andra berdecak sebal pada pertanyaan adiknya.

"Kapan?" Tanya Sheila antusias karena Abangnya yang beberapa bulan ini menjadi bang Toyib akhirnya ingat pulang.

"Nanti aja ah nanya nya. Gue tunggu di gerbang buruan." Ucapan Andra seperti tak mau di bantah.

Setalah sambungan terputus Sheila langsung pamit pada teman teman nya sembari sedikit berlari menjauh.

Sesampainya di depan gerbang Sheila melihat mobil berwarna silver sudah bertengger di depan. Tanpa berkata apapun Sheila langsung masuk ke mobil itu.

"Gila akhirnya abang gue ini pulang." Ucap Sheila sembari memeluk lengan Andra manja.

"Apaan si lo!" Ucap Andra ketus namun ia malah memeluk tubuh mungil Sheila dengan erat seolah-olah ini adalah pertemuan terakhir nya.

"Gue sesek nyet! Ga kira-kira lo!" Ucap Sheila dengan mata yang menatap dengan tajam pada sang kakak.

"Maaf de." Ucap Andra sembari mengacak gemas rambut sang adik.

"Berantakan rambut gue bego!" Ucap Sheila lagi-lagi dengan mata yang menatap tajam pada lelaki yang sekarang sedang tersenyum menampakkan gigi rapihnya.













Haii aku kembalii!!!

Gimana chapter 6 ini? Siapa yang LDR sama Abang nya juga hayoo

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk update lebih cepat.

Stay healthy and happy always kalian!!!

Temen Apa Temen✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang