~Kembalinya Sebuah Ingatan~

134 19 6
                                    

 AUUUUUUUW!

Seekor serigala hitam mengaung nyaring di ujung tebing yang menjorok ke lautan. Sorot matanya menatap ke depan, tepatnya ke arah hamparan lautan samudra yang menggejolak dengan gelombang berkecambuk menubruk karang-karang. Malam sudah hampir larut. Bulan purnama mengintip dari balik awan mendung malam. Setetes air mata jatuh dari mata si serigala, seketika tubuhnya berubah, menjadi seorang lelaki tampan yang penuh dengan luka. Baru saja ia melihat bagaimana keluarganya dibantai habis di depan matanya. Suara raungan sodara-sodaranya masih terekam jelas di telinganya. Ia seorang diri yang selamat dari kejadian malam itu. Mungkin ia juga akan menjemput ajalnya nanti. Dibunuh oleh para manusia yang haus akan kekuasaan dan kenikmatan duniawi.

"Kenapa? kenapa harus aku yang merasakan seperti ini ... dan kenapa kau harus renggut semua keluargaku dan sodara-sodaraku.

Oh Tuhan, apa salah mereka?

Adiku masih sangat kecil dan aku melihat bagaimana jeritan terakhirnya menuju maut

Kenapa? Kenapa tidak aku saja yang mati saat itu tidak keluargaku dan sodara-sodaraku.

Takdir apa ini?

Apa kami adalah bangsa yang berbeda dan hina.

Selalu mendapat tempat terburuk.

Apakah ini belum cukup?

Oh Tuhan.

Kau bisa mendengarku semua keluh kesalku dunia ini tidak adil sama sekali

Wahai Peri lautan.

Tolong aku!

Bisakah kau merubahku menjadi manusia biasa seperti mereka.

Aku telah lelah di buru para manusia.
Hidupku sudah tidak tentram lagi sebagai manusia serigala.

Tolong aku sekali ini saja.

Untuk terakhir kalinya."

Manusia serigala itu memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis pilu. Ia merasakan luka di tubuhnya yang di akibatkan oleh para manusia yang memburunya.

"Hanya itu?"

Manusia serigala itu sontak mendongkak saat mendengar suara lembut di hadapannya. Ia mendapati sesosok perempuan berpakaian serba putih dengan lilitan selendang panjang yang bercahaya dan melayang-layang. Terpasang sebuah mahkota cantik di kepalanya. Sama seperti wajahnya yang begitu rupawan.

Manusia serigala itu baru tersadar jika gelombang laut sekarang sangatlah tenang. Manusia serigala itu menatap 'Peri lautan' dengan penuh binar. Peri laut itu tersenyum sambil berjalan di udara hingga menapakan kakinya di atas tanah. Tepat dimana manusia serigala itu berdiri sekarang.

Peri lautan tampak mengusap sisa air mata di pipi si manusia serigala. Seakan menghapus luka dan penderitaan mahluk di hadapannya.

"Kau tidaklah salah, tuhan telah menciptakan sekenario setiap mahluknya, dan kau tahu jika itu sudah menjadi titik awal kita menjalani kehidupan." ucapnya sambil kembali terseyum. Rambut hitamnya melayang-layang indah dengan mahkota kerang dan mutiara. Matanya berbinar indah, seakan alam semesta ada di dalam sana.

"Kita hanya perlu menjalaninya dengan baik. Apa kau tahu? Kau adalah orang yang beruntung. Setelah ini. Kau aka menjadi manusia biasa seperti yang kau mau."  ucapan peri laut membuat si manusia serigala berbinar bahagia. Peri laut itu mencengkram telapak tangan si manusia serigala, lantas mengusapnya beberapakali.

"Tapi kau harus siap. Akan ada seseorang yang akan membuatmu merasakan yang namanya kasih sayang dan arti sebuah cinta."

Peri laut itu membuka kedua tangannya yang bersinar, ribuan cahaya berkelap-kelip seperti kunang-kunang berhambur ke udara.

"Kasih sayang yang hanya sementara, wahai putraku. Karna klanmu, terutama ayahmu memilki dosa yang amat besar dulu. Saat ibumu mengandungmu, ayahmu membunuh banyak sekali manusia. Dia saat itu memang ingin mendapat eksistensi lebih dari jajaran manusia serigala. Tapi apa yang dilakukannya, akan berbalik kepadanya ... artinya, itu adalah karma."

Kedua iris mata manusia serigala itu bergetar, seakan siap menjatuhkan air matanya. "Apa ini semua adalah karma? Bagaimana aku membayar semua itu?"

Peri laut itu tersenyum getir, ia mengangguk perlahan. "Jagalah seseorang yang akan membuatmu merasakan semua hal itu. Cinta dan kasih sayang. Jagalah dia, meskipun itu harus dengan nyawamu."

Si manusia serigala itu mengangguk ragu.

"Aku yang akan membayar karma yang dibuat ayahku?" tanya si manusia serigala dengan nada getir.

Peri lautan tersenyum tipis, "benar, tapi kau akan menjadi makhluk abadi setelahnya," tuturnya lembut.

Si manusia serigala langsung berbinar. "Benarkah?"

"Tapi ada satu hal yang harus kau hindari. Saa tubuhmu sudah menjadi manusia. Jauhi bulan purnama."

Si Manusia serigala mengangguk patuh. Tangannya di tuntung untuk berjalan ke ujung tebing.

"Bersiaplah."

Si manusia serigala mengangguk dengan air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

Ketika lautan mulai berkecambuk dan langit berubah kacau. Tubuh manusia serigala telah meluncur jatuh kedalam lautan.

                               


🌊🌊🌊

            

The Fairy Of Ocean  [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang