~Jatuh Cinta~

151 18 5
                                    

Semakin hari kedekatan Dewi dan Gian makin terlihat. Seperti hari ini, keduanya tengah sibuk mengambil rumput laut di pesisir pantai. Dewi maupun Gian tampak sibuk berkutat dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Dewi melangkah terserok-serok akibat satu kakinya yang lumpuh. Pemandangan itu tak luput dari tatapan Gian.

"Kenapa melihatku seperti itu?" dengus Dewi terganggu karena sedari tadi ia diperhatikan terus oleh Gian. Pemuda itu hanya tersenyum lebar. Semakin hari, Gian lebih banyak melakukan senyum.

Dewi cemberut yang dibuat-buat. Apalagi saat keranjang Gian telah hampir penuh dengan rumput laut. Dewi tersenyum masam, ia perlahan mendekati kearah keranjang yang dipegang Gian. Meski ukuran keranjang Gian lebih besar di bandingkannya.

Dengan sengaja ia menyenggol keranjang yang terbuat dari anyaman rotan itu, sontak saja keranjang itu meluncur jatuh di atas pasir. Semua rumput lautnya berceceran.

"Ah, maaf Gian. Tadi ... eng-gak sengaja." ucap Dewi dengan raut menahan tawa melihat mimik Gian yang terkejut melihat keranjangnya jatuh.

Gian memberi tatapan menyelidik kearah Dewi.

"Iih, Aku gak sengaja tadi kok!" seru Dewi cengar-cengir membuat Gian menghela nafas berat.

Gian menggeleng tak percaya.

"Apa? Masih gak percaya?" tanya Dewi kembali dan mendapat gelengan keras dari Gian.

"Iihh," Dewi kesal sendiri. Ia refleks mengambil segenggam rumput laut dan melemparkannya tepat ke wajah Gian. Rumput laut itu, sukses menempel basah di sana.

Dewi meledakan tawanya. Melihat rumput laut becek itu mendarat sempurna di sana."Tadi gak sengaja." serunya lagi.

Gian pun ikut mengambil rumput laut, dan lebih parahnya lagi di campur pasir basah. Melihat itu, Dewi cepat-cepat berlari sekencang mungkin, namun kemudian sepertinya ia merutuki perbuatannya tadi pada Gian. Ia berlari seperti siput karena kakinya lumpuh sebelah.

"Ampun---"   

PLUKK!

Sebelum kata menyerah keluar dari bibirnya, lebih dulu wajahnya mendapat rumput laut becek bercampur pasir pantai.

Terlihat raut kemenangan tercetak jelas dari wajah Gian di hadapannya.

"Aduh?" Dewi pura-pura meringis, ia memang merasakan perih ketika rumput laut becek itu mengenai matanya. Tapi tidak separah yang ia pura-pura tunjukan sekarang.

Gian cepat mendekati Dewi dan membersihkan rumput laut dan pasir pantai dari wajah Dewi dengan seksama. Namun malah hal itu membuat iris keduanya bertemu pandang dengan jarak yang cukup dekat. Bahkan Dewi bisa melihat warna mata Gian yang ternyata berwarna coklat kekuningan. Terlihat indah. Begitupun dengan Gian yang menatap gadis yang sudah meluluhkan hatinya.

Keduanya lama sekali saling berpandangan. Hingga tak terasa air hujan yang jatuh jarang itu semakin lebat.

"Hujaaan!" pekik Dewi sambil memeluk keranjangnya. Ia menengok kesana-kemari mencari tempat berteduh.

"Apa yang kamu lakukan." Dewi kaget ketika Gian tiba-tiba menyuruhnya untuk naik ke punggungnya.

Gian mengangguk cepat, menyuruh Dewi untuk cepat-cepat naik ke punggungnya. Dengan terpaksa namun di lubuk hatinya menginginkannya, Dewi naik dengan perlahan. Ia sedikit memekik saat tubuhnya dengah mudah diangkat oleh punggung Gian yang begitu kekar. Hujan terasa dingin sekali, tetapi tubuh Gian begitu hangat ketika bersentuhan dengan tubuh menggigilnya.

Keduanya melesat pergi saat hujan terdengar bersamaan dengan datangnya petir.

Sementara, tepat di bawah pohon kelapa. Kedua pasang mata itu menatap penuh amarah melihat pemandangan dua sejoli tadi. Iwan meninju batang kelapa dengan marah. Ia semakin benci terhadap Gian, pemuda itu sudah merebut Dewi darinya.

                               

🌊🌊🌊 

      

*Bonus visual cast. *_*

  Gian.

 

  Dewi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Dewi.

 

  

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  

 

The Fairy Of Ocean  [END]✔Where stories live. Discover now