~Tentang Ingin Memiliki~

151 22 8
                                    

"Jangan lakuin kayak tadi lagi." ucap Dewi saat keduanya telah sampai di dalam rumah. Gian hanya diam dan menatap nanar ke arah Dewi yang tengah kesal kepadanya.

"Harusnya jangan pukul Iwan kayak tadi. Dia itu orangnya keras kepala. Pasti enggak akan biarin masalah tadi begitu saja. Dia pasti bakal bales itu nanti." serkahnya cemas.
Pikirannya masih memutar kejadian di pantai tadi. Iwan yang mencoba menariknya untuk menjauh dari Gian, tapi malah Gian yang terlihat tidak terima.

Kenapa? Kenapa Gian harus memukul Iwan?

Dewi cepat-cepat menepis pikiran yang baru saja muncul di permukaan otaknya.

Ia menatap Gian yang hanya menunduk diam dan tak melakukan apa-apa. Ia seperti anak kecil yang baru saja di marahi ibunya. Dewi ingin tertawa saja melihatnya. Menggemaskan.

"Ya gak papa. Terima kasih udah nolongin saya tadi dari Iwan." ucap Dewi sambil tersenyum menepis raut kesal bercampur cemasnya.

Sontak Gian menatap Dewi berbinar, bibirnya tertarik ke atas secara kaku. Menimbulkan garis tipis nan indah bernama senyum.

Dewi terpaku, ia baru saja melihat senyum pemuda bisu itu. Benar-benar indah di matanya.

"Kamu gak lupa sama yang namanya senyum tuh!" celetuk Dewi sambil cemberut yang dibuat-buat, membuat senyum Gian semakin lebar.

                                *****     

"PERSETAN!"

Iwan melemparkan tasnya dengan amarah yang meluap-luap, penuh kebencian.

"Brengsek." umpatnya lagi sambil meninju dinding ruang kamarnya. Harga dirinya seakan diinjak-injak oleh orang asing itu. Iwan juga tak habis pikir, bagaimana pemuda yang bernama Gian itu dengan sangat mudah membanting tubuhnya, apalagi bekas pukulannya yang teramat keras dan menyakitkan saat ini ia rasakan.

Iwan meraba sebelah pipinya yang membiru besar. Padahal tidak ada siapa pun yang bisa melawan seorang Iwan, anak rantau yang di takuti di kampungnya sekaligus di segani di perantauan. Malah dengan mudah tumbang oleh pemuda berwajah asing itu.

ARRGGH!

"Iwan, Nak kamu kenapa?"

Seorang wanita tua itu menyerobot masuk ke dalam kamar putranya ketika mendengar suara keributan.

"Bu. Ibu pasti tahu siapa pemuda asing tinggal di rumah Dewi?" tanya Iwan langsung ke inti. Ia saat ini benci mendengar basa-basi.

"Ya tuhaan! Pulang-pulang kenapa wajah kamu biru-biru begini, Nak!"

"JAWAB BU!"

Wanita itu langsung terdiam tatkala mendapat bentakan dari putranya yang terlihat marah sekali.

"Menurut warga sekitar. Dia korban orang hilang karna badai dahsyat tempo hari lalu. Ia juga di temukan di pesisir pantai oleh Dewi. Jadi Dewi juga yang bertanggung jawab mau ngurus dia." jelas Ibunya Iwan sambil mengelus pundak putranya. Sementara Iwan melotot kesal.

"Jadi Dewi juga mau menampung pemuda itu?" dengus Iwan dengan nada meluap-luap. Ibunya hanya mengangguk pasrah.

"DASAR JALANG!" Iwan merantau kan demi bisa nikahin Dewi Bu. Dan dia malah ke-enakan masukin pemuda asing itu??" geramnya.

"Wan, bukannya begitu. Pemuda itu juga kasian. Dia kehilangan ingatannya dan ...  bisu."

"Apa? Bisu!"

"Iya. Kasian kan kalo pemuda itu di biarkan begitu saja. Ibu Rumanah juga selama ini pengen punya anak laki-laki. Jadi ... mungkin dia senang bisa mengurus pemuda itu."

"Tapikan pemuda itu sudah dewasa sama Dewi juga sudah dewasa, dan bakal jadi istri Iwan Bu."

"Wan, ini tu cuma sementara. Nanti juga Pak Sohib bakal bawa pemuda itu pergi."

Iwan terdiam setelah mendengar jawaban ibunya barusan. Toh, ia tak perlu khawatir lagi jika pemuda itu akan pergi juga.

Tapi ... Iwan masih heran. Bukannya pria itu baru bangun setelah terdampar di pantai. Dan bagaimana tenaganya bisa sekuat tadi? padahal ia tidak jarang berkelahi di perantauan dan selalu menang meskipun lawannya adalah pria bertubuh kekar dan bertato.

"Bagaimana bisa ia punya tenaga untuk membanting tubuhnya yang notabenya cukup berat di angkat berdua saja." pikir Iwan.

  'Sepertinya ada sesuatu yang janggal dari pemuda itu.... Ya, aku harus mengoreknya.'

                                



  🌊🌊🌊             

The Fairy Of Ocean  [END]✔Where stories live. Discover now