¦epilog❀

1.5K 173 4
                                    

Gedung Olahraga — Tokyo

Pertandingan 16 besar terus berlanjut hingga sekolah-sekolah yang berhasil lolos seleksi menuju tingkat nasional ini terus mempertahanakan kedudukannya. Di lapangan 1 baru saja menyelesaikan pertandingan antara sekolah perwakilan dari Miyagi melawan sekolah perwakilan dari Tokyo.

Di bantai habis di set kedua ini dengan perolehan skor 25-15, tak berkutik sedikitpun saat pemain perwakilan sekolah dari Miyagi, tim voli putri Karasuno jatuh terduduk di lapangan merasakan rasa kekalahan di 16 besar ini.

"Lemah sekali." ujar salah satu pemain lawan yang berdiri di hadapan Sawamura Rizu yang terduduk kelelahan dengan jaring net sebagai pembatas.

Rizu menengadah dan melihat seorang perempuan dengan tinggi badan 150cm tersebut yang membuat sebuah senyuman evil yang cukup mengerikan.

Disisi lain juga, Tenkawa Kein berjalan mendekati perempuan yang memberikan senyuman kesombongan tersebut kepada Rizu.

Dengan wajah marah, Kein membalas tatapan perempuan bersurai merah muda tersebut dingin. Iris biru laut dan merah muda tersebut saling bertaut tajam.

"Selamat atas kemenanganmu, Mirai-chan." ketus Kein yang langsung membantu Rizu berdiri.

Suara sepakan bola Voli terdengar cukup jelas di saat tim voli putri SMA Shiratorizawa sedang melakukan latihan. Semuanya nampak bersemangat dalam kebolehan mereka di posisi mereka masing-masing.

Spike.

Toss.

Block.

Receive.

Semua mereka lakukan secara serius. Karena ini merupakan hari ke-7 mereka di latih oleh Nekomata Arata, mantan pelatih SMP Manabuken dan merupakan pelatih (Name) dan Aiya saat mereka berdua berada di SMP tersebut dengan mendapatkan julukan felidaez larynx. Arata sangat serius dalam melihat perkembangan para pemain, ia disisi lapangan bersama Nana melihat bagaimana anak-anak didiknya tersebut bermain.

Wajahnya sedikit mengkerut dengan jari telunjuk yang menggesek-gesek di daerah dagunya. Komatsu Nana sedikit menengadah melihat Arata yang nampak terlihat seperti kebingungan.

"Ada apa, Arata-san?" tanya Nana.

Arata menghela napas, "Tidak ada apa-apa, hanya saja selama tujuh hari ini aku melihat perkembangan mereka belum cukup memuaskan untukku."

Nana tersenyum canggung, "Ya ... Itu karena Arata-san baru di klub ini, jadi tidak mungkin dalam tujuh hari ini mereka cepat berkembang. Masih proses."

"Ya, mungkin seperti itu." Arata melipat kedua tangannya di depan dada.

Nana tersenyum.

"Nana-sensei, apa kau tahu sekarang pertandingan voli interhigh sudah putaran ke berapa besar?"

"Ngg ... Tunggu sebentar," Nana mengeluarkan ponsel layar sentuhnya dan melihat sebuah berita di internet. "Sudah masuk ke delapan besar."

"SMA Karasuno, apa mereka berhasil?"

"Tunggu sebentar," Nana mencari nama sekolah tersebut, ia cukup terkejut saat melihat Karasuno kalah di pertandingan 16 besar. "Ka–karasuno kalah di putaran enambelas besar."

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Where stories live. Discover now