¦act ³² - ᴘᴇʀsᴏɴᴀ ɴᴏɴ ɢʀᴀᴛᴀ

910 165 3
                                    

Keluar dari kamar mandi dengan handuk yang di lilit di tubuh, (Name) berjalan menuju tempat tidurnya yang sudah di sediakan pakaian yang akan ia kenakan untuk berangkat ke gedung olahraga Sendai. Pagi-pagi ia sudah menyiapkan semuanya untuk berangkat ke pertandingan nanti.

Memakai pakaian dalam, celana training, kaus hitam, dan di balut jaket tim voli SMA Shiratorizawa, (Name) siap memulai untuk hari ini. Lalu ia juga merapihkan barang-barang bawaan di dalam tas dengan menyusun rapih Seragam Voli, Sepatu, alat-alat yang di butuhkan lainnya, seperti obat, etil klorida, dan lain sebagainya.

Tok! Tok!

"(Name)-chan, ibu masuk ya."

"Masuk saja bu." saut (Name) saat mendengar suara sang ibu di balik pintu.

(Mother Name) masuk membawa sebuah kotak nasi dan bungkusan plastik kecil. Memandang putri tunggalnya tersebut dengan sebuah senyuman, (Mother Name) berjalan menghampiri anaknya dan memasukan kotak nasi serta plastik kecil tersebut ke dalam tas yang akan (Name) bawa.

"Jangan lupa ya, obat yang ini harus diminum." senyum (Mother Name) meregah.

(Name) mengangguk kecil.

"Pertandingan!"

Begitu semuanya berkumpul di parkiran mobil bis, Aiya nampak bersemangat dengan memakai pakaian yang sama seperti yang lainnya. Tinggal menunggu kehadiran sang supir yang akan mengantar mereka ke gedung olahraga Sendai, Nana sebagai pengawas mengabsen beberapa anggota yang belum hadir.

Melihat satu per satu pemain hingga akhirnya Nana sadar kalau salah satu pemain reguler belum hadir.

"Are ... Canaria-chan belum hadir?"

Semuanya langsung mematung saat Nana menyebut nama itu.

Sedangkan di lain tempat, sosok dengan surai putih gradasi hijau toska sedang melihat jam weker yang berada di tangannya. Siku empat muncul di bawah mata kirinya dan ia benar-benar berusaha mengutuk dirinya sendiri.

"Sial." umpatnya dalam hati.

Berulang kali Airi menghubungi Canaria namun panggilan tetap tidak di angkat oleh Canaria. Yang lain begitu panik karena sebentar lagi mereka akan berangkat menuju lokasi tujuan.

"Canaria, kau dimana sih ...." lesu Airi mematikan ponselnya.

Lalu, beberapa saat kemudian ponsel Airi berdering dan terdapat panggilan dari Canaria.

"Moshi-moshi Airi-san, maaf sekali aku bangun telat. Aku baru saja selesai mandi."

"Hei, kita sudah mau berangkat loh."

"Ah, maaf-maaf," terdengar kekehan Canaria dari sebrang telepon Airi. "Kalian duluan saja, aku akan menyusul kalian nanti."

"Eh, tapi-"

"Sudahlah, tidak usah dipikirkan aku tahu jalan kok. Aku akan sampai tepat waktu."

"Y-ya sudah. Kami duluan yah."

"Oke."

Sambungan terputus begitu saja.

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Where stories live. Discover now