¦act ²⁷ - ᴇɴᴅᴜʀᴀɴᴄᴇ

1K 174 2
                                    

Canaria berlari melewati beberapa pejalan kaki di sekitaran stasiun. Ia meraih sebuah kartu di saku blazer putih sekolah dan menempelkannya pada sebuah pintu yang menghubungkan ke stasiun, matanya mencari-cari keberadaan seseorang hingga pada akhirnya ia melihat 2 orang sepasang suami istri sedang berbincang di kursi tunggu.

Berlari kecil hingga akhirnya ia sampai di hadapan 2 orang tersebut yang tak lain adalah (Mother Name) dan (Father Name).

"Oh, Canaria."

Canaria yang tadi sedang mengatur napas kini berdiri tegak di hadapan pelatihnya itu.

"Ya ampun, berlari dari sekolah ke stasiun membuat staminaku benar-benar terkuras," keluh Canaria. "Pelatih, apa kau yakin tidak mau di antar ke bandara Tokyo juga?"

(Father Name) membuang napas, "Miyagi ke Tokyo itu sangat jauh loh. Di antar ke stasiun saja aku sudah senang kok."

Canaria tersenyum, "Sayang sekali, padahal aku ingin kau melihat pertandingan pertama anakmu di turnamen nanti."

(Father Name) terkekeh canggung, "Soal itu ... Aku benar-benar minta maaf Canaria, karena aku telah mengambil cuti banyak, jadi aku harus segera kembali ke Amerika."

Canaria berkacak pinggang, "Bagaimana dengan anakmu, apa dia tidak sedih akan di tinggal lagi olehmu?"

"(Name)-chan sudah biasa di tinggal jauh oleh ayahnya." (Mother Name) menjawab.

"Benar juga sih." Canaria mengelus dagunya.

(Father Name) berjalan untuk berhadapan dengan Canaria, "Canaria, semuanya aku serahkan (Name) padamu di sekolah. Aku mohon jaga (Name) baik-baik."

Canaria tersenyum, "Tenang saja, aku pasti akan menjaga anak itu."

Di lain tempat, tepatnya di gedung olahraga SMA Karasuno. Beberapa decitan sepatu terdengar karena gesekan antara lantai kayu. Terdengar juga beberapa tepukan bola voli dan hantaman bumi yang cukup menggema di dalam ruangan besar seperti gedung olahraga ini. Tim voli putri SMA Karasuno sedang melakukan latihan hari ini.

"Tsukasa!" teriak sang setter saat memberikan sebuah umpan bola voli pada sang middle blocker yang hendak memukul bola.

Pak!

Latihan antara 2 anak kelas 11 SMA Karasuno menjadi sorotan utama para anggota lainnya yang sedang melakukan latihan. Kujou Tsukasa dan juga Sawamura Rizu.

"Rizu, kalau bisa umpankan lebih tinggi sedikit lagi." pinti Tsukasa.

Rizu membuang napas pelan, "Oke. Tapi sebelum itu," Rizu berbalik badan. "Aku ingin istirahat."

Tsukasa melihat kepergian Rizu yang menepi ke pinggir lapangan, Tsukasa mengusap wajahnya kasar dan juga merasakan sedikit kelelahan karena berturut-turut ia melakukan spike bersama Rizu.

"Kujou-san, otsukare!" sebuah botol minum di lempar ke arah Tsukasa oleh perempuan bermata biru laut dan bersurai coklat.

"Ah, terima kasih, Kein." Tsukasa meminumnya.

Tsukasa kembali menepi dan berdiri di sebelah perempuan bermarga Tenkawa tersebut dan mengajaknya sedikit berbincang.

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang