¦act ³⁹ - ᴅᴇᴀʀᴇsᴛ

871 170 37
                                    

(Full Name) turun dari tangga setelah sang ibu memanggilnya untuk turun dan sarapan terlebih dahulu. Dengan langkah kaki yang gontai dan wajah yang terlihat sekali bangun tidurnya, (Name) menarik salah satu kursi meja makan untuk siap menyantap sarapan pagi yang di buatkan oleh sang ibu.

Terlihat masih sedikit sembab dari kedua mata (Name) yang membuat (Mother Name) terlihat curiga dengan sembab yang di miliki putri tunggalnya itu.

"(Name)-chan, kenapa kedua matamu terlihat sembab? Kau habis menangis?" tanya (Mother Name).

(Name) menggeleng dan berusaha mencari alasan lain, "Ini ... Aku ... Aku habis ... Mmm ... Nonton drama jepang yang begitu mengharukan tadi malam bu, benar-benar menyedihkan."

Awalnya (Mother Name) tak percaya setelah (Name) memberikan sebuah ekspresi yang meyakinkan. (Mother Name) mengangguk-angguk paham.

"Setelah ini kompress dengan air dingin ya, atau tempelkan punggung sendok." (Mother Name) duduk di hadapan (Name).

"Oke bu."

Di saat mereka berdua hendak melakukan kegiatan sarapan pagi, tiba-tiba saja pintu rumah terketuk. (Mother Name) yang baru saja duduk langsung menghampiri pintu masuk dan siapa yang datang sepagi ini.

Di saat sang Ibu pergi untuk membuka pintu, raut wajah (Name) kembali merenung melihat masakan-masakan yang di buat ibunya pagi hari ini.

"Aku hanya bisa tidur selama dua jam saja setelah pagi jam tiga tadi menemui Aiya di taman Kota. Ahh ... Aku masih lelah tapi nanti ada pertandingan delapan besar." rutuk (Name) dalam hati dan mengusap wajahnya kasar berulang kali.

Lalu di saat (Name) tengah merutuk dirinya sendiri, (Mother Name) datang bersama seorang pemuda yang mengenakan jaket dan training klub voli putra SMA Shiratorizawa.

"(Name)-chan lihatlah, Wakatoshi-kun datang untuk berkunjung." ucap sang Ibu.

Pemuda ber iris green olive tersebut bisa melihat langsung wajah awkward yang di berikan (Name) dengan kedua matanya yang sedikit membengkak.

"Wakatoshi-san!?"

Wakatoshi ikut sarapan pagi bersama (Name) dan juga ibunya. Karena jam 10 nanti ia akan berangkat bersama menuju gedung olahraga Sendai, jadi Wakatoshi ingin berkunjung terlebih dahulu ke rumah (Name) sekalian silahturahmi dengan (Mother Name).

Saat ini (Name) dan Wakatoshi berada di balkon lantai atas kamar (Name). Dengan (Name) yang belum mandi dan sibuk menempelkan sendok dingin ke matanya, Wakatoshi hanya bisa memandang (Name) dengan tatapan biasa.

"Apa?" ujar (Name) melepas sendok dari matanya.

"Kau sedang apasih?"

"Di lihat juga sudah tahu jawabannya."

Suasana kembali hening lagi.

"Nee, Wakatoshi-san. Tumben sekali datang ke rumahku. Ada apa?"

"Butuh ketenangan sebelum pertandingan delapan besar di mulai."

"Kenapa harus kesini?"

"Butuh adik."

Mendengar jawaban sesingkat itu membuat (Name) memalingkan wajah.

"Bahkan pemain hebat sepertimu saja butuh ketenangan ya."

Wakatoshi kini melihat suasana luar dari atas balkon, "Sebenarnya ada yang mau aku tanyakan padamu."

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Where stories live. Discover now