Chapter 22

18.1K 905 24
                                    

Pada hari Jumat setelah sekolah, Leonard menyuruh Fiona datang ke tempatnya latihan band. Henry dan Moses masih mengikuti latihan football, rencananya mereka akan mengganti hari latihan menjadi hari Kamis.

Tapi hari ini Leonard dan teman-temannya memutuskan untuk nongkrong di tempat mereka latihan band, sementara mereka menunggu kesembuhan Roman. Fiona sudah memiliki firasat buruk ketika ia bersiap-siap untuk memberikan kejutan kepada Leonard dengan datang lebih awal. Namun ia tetap ingin melakukannya.

Fiona menggunakan sweater tebal berwarna putih dan celana panjang ketat. Ia memasukan ponsel, dompet, parfum dan lip balm ke dalam tas selempangnya. Gadis itu membutuhkan lip balm bukan untuk mempercantik diri, tapi karena udara sudah mulai dingin, ia harus menggunakan lip balm supaya bibirnya tidak kering.

Gadis itu menata rambutnya dan merapikan poni sebelum memutuskan untuk berjalan ke tempat latihan band Leonard dan teman-temannya. Ketika Fiona sudah dekat, ia melihat mobil pemuda itu terparkir di sebelah tempat tersebut. Fiona mengetahui bahwa Leonard ada di dalam mobil karena ia mendengar suara mesin mobilnya menyala.

Ia mendekati mobil itu dengan perasaan bersemangat sebelum ia melihat seorang gadis berjalan masuk ke dalam mobil itu. Fiona langsung mengenali gadis itu karena ia adalah satu-satunya penggemar band Leonard. Nama gadis itu adalah Elle Thomas.

Fiona menelan, memberanikan diri untuk mengintip apa yang tengah gadis itu lakukan dengan kekasihnya berdua saja di dalam mobil itu. Tidak perlu usaha banyak untuk mengetahui apa yang mereka lakukan di dalam mobil Leonard karena benda itu berguncang hebat.

Fiona mengeraskan rahangnya dan mencoba membohongi dirinya sendiri bahwa Leonard tidak mungkin mengkhianatinya seperti itu. Jadi Fiona mencoba untuk menelepon pemuda itu, mungkin Roman lah yang ada di dalam mobil itu. Pikir Fiona berusaha untuk tetap positif.

Gadis itu sebenarnya masih mau memaafkan Leonard, ia hanya ingin tahu apakah pemuda itu akan mengangkat teleponnya atau tidak. Fiona tidak tahu harus merasakan apa ketika mobil itu berhenti bergoncang dan suara nada dering Leonard berbunyi keras dari dalam.

Awalnya Fiona merasa secercah kesenangan bahwa Leonard bersedia untuk berhenti melakukan itu hanya untuk menjawab teleponnya. Tapi gadis itu sudah tidak kuasa menahan isakannya, ketika mendengar Leonard memaki dari dalam dan mematikan ponselnya sebelum melemparnya dengan asal ke kursi belakang lalu melanjutkan hal yang sedang ia lakukan bersama Elle.

Hal yang Fiona rasakan selain sakit hati adalah lututnya terasa lemas, rasanya ia ingin menghampiri pemuda itu dan meluapkan seluruh amarahnya. Tapi yang bisa Fiona lakukan sekarang adalah menangis.

Karena Fiona merasa terlalu bodoh dengan terus mendengarkan kebohongan-kebohongan yang dirinya buat sendiri. Ia mengatakan bahwa Leonard hanya seseorang yang disalahpahami oleh orang-orang. Pemuda itu adalah orang baik.

Fiona berjalan kembali ke rumah sambil menangis. Padahal tadi ia sudah susah payah datang ke tempat ini dengan berjalan kaki. Gadis itu berhenti di undakan depan rumahnya lalu duduk. Ia merenung selama satu menit sebelum menangis.

Gadis itu tidak sadar bahwa dengan melakukan itu di depan rumahnya justru akan mengundang lebih banyak perhatian dari tetangga. Beruntunglah bahwa tetangganya tidak ada yang penasaran atau mengintip apa yang terjadi dengan gadis itu.

"Loh, apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Jacob ketika anak itu membuka pintu rumahnya dan menemui kakaknya yang duduk di undakan tangga rumah mereka. Kepalanya tertunduk dan kedua lengannya menutupi wajahnya sehingga Jacob tidak tahu apakah ia mengantuk atau menangis.

"Kita sebaiknya masuk, udaranya dingin. Nanti kamu bisa sakit." Kata Jacob terdengar perhatian. Sangat berbeda ketika ada Sean di sekitar mereka.

"Ya." Jawab Fiona dengan suara serak. Ia hanya berharap bahwa adiknya tidak menyadari suaranya.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang