Chapter 25

21.2K 804 18
                                    

Awalnya mereka akan makan Mcdonalds itu di sofa sambil menonton film horror, namun Fiona teringat bahwa mamanya pasti akan marah besar jika melihat kotoran atau saus yang terjatuh tanpa sengaja. Daripada menghadapi kemarahan Mrs. Richards, mereka akhirnya memutuskan untuk fokus makan di meja.

Sean membantu Fiona membersihkan seluruh sampah makanan sementara Jacob mempersiapkan film horror apa yang hendak mereka tonton. Ketika mereka sudah siap, Sean menyadari sesuatu bahwa Fiona dan adiknya duduk agak jauh darinya.

"Uhm.. Kenapa kalian berdua duduk di sebelah sana?" Tanya Sean terdengar bingung. Pemuda itu sama sekali tidak keberatan jika ditinggal sendirian karena ini masih permulaan film dan tentu saja tidak akan ada adegan menakutkan di menit-menit pertama.

Lagi pula mereka hanya akan menonton film horror, bukan masuk ke dalam sebuah rumah penjagalan atau sesuatu. Tapi Sean punya perasaan bahwa keduanya sedang bersiap untuk melakukan sesuatu yang iseng, seperti menakut-nakutinya.

"Oh, bukan apa-apa. Wajahmu hanya menunjukkan ekspresi seperti hendak buang air kecil di celana. Jadi kami bersiap." Komentar Fiona yang membuat Jacob tertawa di sebelahnya, sedangkan Sean memicingkan kedua matanya sebelum tertawa menyindir.

"Ha-ha. Lucu sekali Richards." Jawab Sean sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang ke arah televisi.

"Jangan marah begitu Sean, aku akan menemanimu." Kata Jacob yang membuat Fiona kembali menertawakan pemuda itu karena ia baru saja tawari untuk ditemani menonton film horror oleh seorang anak berusia 10 tahun. Bukankah Sean yang seharusnya bertugas untuk menemani Jacob, tapi yang terjadi justru Jacob yang menemani Sean.

Karena Fiona tidak suka duduk sendirian, ia juga pindah ke sebelah Sean. Kali ini pemuda itulah yang tersenyum menggodanya. "Kenapa kamu ikut pindah? Kamu juga ketakutan kan?" Tanya Sean yang membuat Fiona menepuk kencang pahanya sehingga membuat suara pukulan keras.

Sepanjang film horror itu, Sean memperhatikan baik Fiona maupun Jacob. Keduanya tidak benar-benar menonton, melainkan mereka mengolok-olok hantu dan alur ceritanya. Fiona dan Jacob membuat sebuah skenario aneh dan menertawakan satu sama lain ketika mereka berteriak ketakutan.

Sean tidak pernah menonton film horror lagi setelah satu kali ia menontonnya di rumah Amanda bersama teman-temannya. Saat itu usia mereka tiga belas tahun, tapi tetap saja membuat Sean trauma menonton film horror.

Ia jadi merasa malu karena Jacob hanya berusia 10 tahun dan ia sangat menyukai film horror. Sean merasa menikmati film horror itu ketika bersama Fiona dan Jacob. Ia tidak menyangka bahwa malam ini akan datang, saat-saat Sean tidak ketakutan.

Mereka lebih seperti menonton film komedi daripada menonton film horror, Walaupun beberapa kali Sean berteriak dan meremas lengan Fiona karena terkejut. Jacob menertawakannya, namun harga diri Sean tidak terasa tercoreng karena anak itu juga sesekali terkejut dan ketakutan.

Ada saat dimana ketika film itu begitu sunyi dan pemeran utamanya sedang mencari-cari sesuatu, ponsel Sean berdering sangat keras sehingga membuat ketiganya berteriak lalu tertawa sangat kencang karena lega bahwa itu hanya suara ponsel.

"Maaf!" Kata Sean sambil menertawakan kebodohan mereka. Ketika ia melihat layar ponselnya dan nama Joseph Trice muncul. Fiona memperhatikan pemuda itu ketika ia menekan satu tombol di permukaan ponsel itu sehingga berhenti berbunyi.

Sejujurnya Fiona tidak menyadari ketika perasaan senang itu menyisip masuk saat melihat Sean lebih mengutamakan waktunya bersama Fiona dan Jacob daripada mengangkat telepon itu. Tapi benda itu terus-menerus bergetar setidaknya sepuluh menit sekali sehingga Jacob pun merasa jengah.

"Kenapa kamu tidak angkat saja ponselmu? Itu membuat kami terganggu." Kata Fiona sambil melirik layar ponsel itu, kali ini Amanda lah yang menghubungi Sean. Gadis itu mengalihkan pandangannya, berusaha mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa waktu yang ia habiskan dengan Sean sekarang bukanlah apa-apa.

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang